Part. 43

16 8 0
                                    

•

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.




"Kamu, sederhana tetapi memikat."

🦋🦋🦋

"Gue petik gitar, lo nyanyi gimana?"

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Gue petik gitar, lo nyanyi gimana?"

Gadis itu terdiam karena ragu akan kemampuan bernyanyinya. Ini bukan definisi merendah untuk meroket. Memang suara gadis itu bisa dikatakan lumayan dibandingkan dua sahabatnya yang lain. Akan tetapi, untuk bersanding dengan penyanyi terkenal ia merasa sangat jauh.

"Mikir apa sih Tha?"

Aretha tersadar kemudian menggeleng.
"Engga, ga mau ah suara gue jelek." Ucapnya kelewat jujur.

"Yaelah cuma nyanyi biasa bukan buat lomba juga."

"Ga mau."

"Ck. Tha..." Erlangga masih bersikukuh memaksa gadis itu.

"Lo hari ini kenapa sih, Lan? Rese!"

Erlangga terkekeh. "Jangan gitu Tha. Asal lo tau kejadian hari ini ga akan bisa diulang di masa yang akan datang."

"Siapa juga yang mau minta diulang?" Aretha menatap Erlangga yang memasang raut percaya diri.

"Elo lah! Waktu kangen gue tapi ga bisa ketemu."

"Bobo yuh, Lan." Ucapnya dengan senyum jahat seakan meminta lelaki itu untuk tidak menghalu terlalu tinggi.

"Yuh! Mau bobo bareng?" Erlangga memasang tampang menggoda dengan alis naik turun.

"PALALO!" Aretha menjitak kepala lelaki itu yang sibuk tertawa.

Erlangga memudarkan tawa. "Ayolah satu lagu, Tha." Pintanya lagi.

"Ck. Gamau ya gamau!"

"Satu lagu atau gue marah?"

Melihat raut Aretha yang tersiksa membuat batin Erlangga bersorak senang.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Kde žijí příběhy. Začni objevovat