Part. 41

23 10 1
                                    

•••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





"Bagaimana rasanya memeluk raga yang dihatinya tidak ada kamu? Mungkin memang kamu yang ada disisinya saat ini. Menemaninya, menanggalkan luka hingga beranjak pulih. Namun, pemilik hatinya tetap saja masih bukan kamu."

🦋🦋🦋

Erlangga beserta Ferdilan sedang menunggu kedatangan dua sahabatnya yang lain. Raja, dan Kevan sedang sibuk mengantri makanan di stand nasi goreng langganan mereka.

"Lo habis lulus mau lanjut kemana, Lang?"

Ferdilan membuka topik di sela-sela menunggu pesanan mereka datang.

"Lo tau lah."

"Nerusin jejak bokap?" Tebaknya.

Erlangga mengangguk setuju. "Yoi!"

"Lo sendiri gimana?" Erlangga menanyai balik.

"Gue tertarik jadi dosen."

"Serius lo?" Manik mata Erlangga terbelalak kaget.

"Iya, kenapa? Ga meyakinkan ya?"

Erlangga terkekeh. "Engga sih, gue percaya lo bisa gapai cita-cita lo."

Ferdilan tersenyum hangat.

"Lo juga."

"Waduh kok melow sih? Bahas apaan?" Celetuk seseorang yang baru saja datang.

"Masa depan ya?" Tebak salah satunya.

Kedua orang itu adalah Kevan, dan Raja. Setelah di nanti-nanti akhirnya mereka datang juga dengan membawa nampan berisikan nasi goreng.

"Lo mau jadi dosen, Lan?" Tanya Raja yang tadi sempat mendengar percakapannya.

"Iya, but ga disini." Balasnya seraya mengambil piring nasi gorengnya.

"Terus dimana?" Tanya Kevan dengan raut terkejut.

"Inggris."

Wtf?!

"Lo kesurupan apa dah pengen merantau kesana?" Kevan, dan yang lainnya menggeleng tak percaya.

Ferdilan terkekeh. "Ga tau pengen aja hidup disana."

Pertanyaan Erlangga membuat Ferdilan diam membeku. "Kenzyra gimana?"

"Komitmen lah." Sahut Kevan menyadarkan Ferdilan.

"Kenzyra susah di ajak begituan. Lo tau kan? Dia nethink banget jadi anak." Ucap Ferdilan di setujui mereka.

Erlangga mengurungkan untuk menyuapkan sesuap nasi gorengnya. "Ya udah pilihannya mimpi, atau Kenzyra." Lelaki itu memberikan pilihan.

"Kalau gue sih pilih mimpi, yakan?" Raja yang baru saja menyeruput es jeruknya memberi saran.

"Benar." Sahut Erlangga di sela-sela kunyahannya.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now