A. pria imut

1.5K 92 3
                                    

"Berapa banyak lagi surat panggilan yang harus Ayah terima Hera !" Suara tegas itu mengisi kesunyian di ruang makan. Walau suara terdengar lemah namun tidak meninggalkan kewibawaannya sebagai seorang ayah.

Joongki memijat keningnya. Kondisi kesehatannya sedang tidak baik sejak satu tahun lalu setelah dinyatakan mengidap kanker hati stadium awal.

"Ayah jangan marah marah nanti tambah sakit." Sahut sang putri.

Helaan napas disuarakan, "Kalau kau tidak mau melihat ayah bertambah sakit, cobalah untuk bersikap baik disekolah mu. Jangan berkelahi dengan siswa lainnya dan membuat ayah mendapat surat panggilan untuk kesekian kalinya."

Gadis berumur 18 tahun itu cemberut, "Mereka duluan yang memulainya dan aku hanya membalasnya. Eish !"

"Jangan mengumpat !" Sontak Hera melipat bibirnya rapat.

"Ayah tidak mau tahu, ini harus menjadi surat panggilan terakhir yang ayah terima." Ujarnya sambil menunjuk kertas yang tergeletak diatas meja.

Sang putri hanya manggut manggut, tetapi tidak berminat untuk berjanji. Toh tidak ada yang tau kedepannya, walaupun Hera sudah berusaha untuk tidak mencari masalah tapi siapa tau, nanti ada saatnya ia khilaf dan gelap mata dan kembali membuat sang ayah mendapat surat panggilan orang tua.

"Pergi kekamar mu."

Gadis itu bangkit menimbulkan decitan pelan dari kursi yang diduduki. Menghampiri sang ayah lalu mengecup pipi pria paruh baya itu.

"Selamat malam ayah." Kemudian naik menuju kamarnya.

Joongki menatap punggung putri kecilnya itu lalu beralih pada foto keluarga yang tergantung di dinding. Menatap mendiang sang istri.

"Lihat putrimu itu Yeobin. Dia sangat mirip dengan mu." Gumamnya pelan sembari tersenyum mengingat perilaku mendiang istrinya yang sama persis dengan sang putri.

Lama hening, kemudian ia mengambil ponselnya yang ada diatas meja, lalu menghubungi seseorang.

"Suruh dia untuk datang besok."

Seorang gadis melangkah tergesah dalam koridor perusahaan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Seorang gadis melangkah tergesah dalam koridor perusahaan. Mengabaikan beberapa pegawai yang menyapanya dengan sopan. Dibelakang sana seorang pria berjas berusaha mengejarnya.

Begitu sampai didepan ruangan yang dituju tanpa berlama lama ia membuat pintu kayu besar itu, mengundang keterkejutan seorang perempuan yang duduk dibalik mejanya yang sontak berdiri.

"Nona Hera."

"Dimana ayah ?" Tanya gadis itu tanpa memperdulikan sapaan perempuan itu.

"Presedir ada didalam Nona." Balasnya sopan.

Hera sontak menatap pintu lain yang berada diruangan. Melangkah dengan lebar untuk menggapai pintu kayu itu sebelum sekertaris sang ayah mencegahnya.

"Tapi Nona, Presedir sedang ada tamu."

Baby Sitter A++Onde histórias criam vida. Descubra agora