P. Berhenti

408 59 10
                                    

Dering ponsel mengganggu konsentrasi Hera dari komik yang sedang ia baca. Bibirnya berdecak kesal lantas tanpa mengalihkan pandangannya ia meraba kasur mencari ponsel. Menerima panggilan telepon tanpa melihat nama sang penelpon yang tertera dilayar ponsel.

"Hera apa yang kau lakukan pada pelayan pengganti bibi Lee ?"

Mata Hera membulat. Ia langsung menarik kembali ponselnya yang menempel ditelinga.

"AYAH !" Pekiknya. Hera tersentak duduk dari posisi tengkurapnya. "Kenapa baru meneleponku sekarang setelah ayah meninggalkanku begitu saja." Rajuknya tak perduli dengan pertanyaan sang ayah.

Helaan nafas diseberang sana terdengar berat. Wajah Hera berubah sendu.

"Ayah masih dirumah sakit ?" Tanya Hera dengan degup jantung yang sangat cepat. Mendengar nafas berat itu Hera menjadi merasa bersalah. Sampai sampai melupakan bertanyaan sang ayah yang menjadi alasan Joongki menghubungi putri nakalnya itu. 

Sebenarnya apalagi yang dilakukan Putrinya itu sampai ia mendapat pesan mengunduran diri Sohee pagi pagi sekali. 

"Hera, Ayah bertanya. Apa yang kaulakukan pada Sohee ?"

Hera sontak tersadar. Dahinya mengerut. "Memangnya apa yang ku lakukan ?" ia balik bertanya karena bingung. 

Oke. Sekarang Hera akui dulu ia memang sering sekali mengganggu perempuan itu agar tidak betah bekerja disini tapi setelah melihat respon Sohee yang seolah tidak terjadi apa apa membuat Hera lelah dan berhenti.

"Jangan berbohong. Ini pasti ulahmu kan sampai Sohee mengajukan pengunduran diri." Tuduh sang ayah tak bermoral. 

"AYAH !"

"Enak saja menuduhku. Memangnya apa yang perempuan itu katakan. Dasar tukang mengadu." Cibir Hera kesal. 

"Nah benarkna itu ulahmu."

Wajah Hera merengut merajuk meski Joongki tidak bisa melihatnya. "Enak saja tidak ayah. aku sudah tidak pernah mengganggunya lagi."

"Kenapa ayah menyalahkanku. Harusnya ayah bertanya saja pada perempuan itu kenapa dia mengundurkan diri. Jangan menuduhku yang tidak tidak." Bibir Hera mencebik kesal. 

Meski... didalam hatinya ia merasa senang mendengar perkataan sang ayah yang bilang jika pelayan pencari perhatian Baekhyun itu mengundurkan diri. Jika diingat ingat apa saja yang ia lakukan pada sohee dulu, rasanya tidak sia sia walau butuh proses yang lama. 

Hera mengingat ide pertamanya yang menjahili Sohee dengan merusak keran air yang ada dikamar mandi pelayan itu. Kejadian itu terjadi dua minggu sejak sohee bekerja tapi sialnya bagaikan senjata makan tuan, Ia malah mendapati Baekhyun yang keluar dari kamar Sohee dengan keadaan basah kuyup.

Mengingat itu Hera berdecak. 

"Hera !" Pekikan dari ponselnya membuyarkan lamunan Hera. 

"Iya ayah ?" Sahut Hera sedikit tersentak akibat pekikan sang ayah. 

"Apa yang kau lamuni. Ayah memanggilmu sejak tadi." 

Hera menyengir karena tertangkap basah meski sang ayah tak melihatnya. "Hehehe... Ayah tau saja."

Decakan kecil dari seberang sana membuat Hera berkekeh lagi tanpa dosa. 

"Jadi ini benar benar bukan ulahmu kan ?" Tanya Joongki kembali memastikan. 

"Tentu saja bukan ayah. Ayah tidak percaya dengan Putri ayah yang cantik ini, hmm ?"

"Heish kau ini. Ya sudah ayah tutup."

Baby Sitter A++Where stories live. Discover now