M. Ujian nasional

363 75 10
                                    

"Ayah harus menemaniku tidur. Titik !" Ucap Hera sambil sesenggukan diruang kerja sang ayah. Dimana ayahnya itu hanya sibuk dengan berkas berkas perusahaan yang sudah lama terbengkalai.

"Aigoo baiklah. Berhenti menangis, kenapa putri ayah sangat cengeng sekarang."

Lantas Joongki bangkit dari kursi setelah membereskan berkas berkasnya lalu menghampiri putrinya yang merajuk sedari tadi.

"Apa putri ayah menangis setiap hari seperti ini, huh ?" Ledek Joongki membuat bibir Hera kembali melengkung ke bawah.

"Sedari ayah pulang kemarin ayah hanya sibuk sendiri. Sibuk bersama Baekhyun ! Sibuk bersama Mark ! Sibuk bersama Paman Go dan ayah mengabaikanku." Teriak Hera kesal sambil mengusap airmatanya.

Apa ayahnya itu tidak tau betapa Hera sangat merindukannya. Hanya berbicara melalui sambungan telepon benar benar membuat Hera kesal. Jika bukan untuk kebaikan sang ayah, Hera sudah pastikan ia tidak akan membiarkan ayahnya itu pergi.

"Baiklah, baiklah. Ayah salah, maafkan ayah hmm ?"

Hera mengusap air matanya bagaikan seorang anak kecil berumur lima tahun. Padahal baru beberapa jam lalu mereka merayakan hari resmi Hera sebagai penduduk negara yang tercatat di data negara.

Mereka keluar dari ruang kerja dengan Hera yang terus memeluk sang ayah hingga sampai di kamarnya. Sementara di ujung lorong kedua laki laki tampan itu hanya mengamati sepasang ayah dan anak itu.

"Apa dia sering menangis belakangan ini ?" Tanya Mark keheranan.

"Entahlah. Aku juga melihatnya menangis tadi saat pesta akan dimulai." Balas Baekhyun, menatap punggung Joongki dan Hera yang menghilang di balik tikungan.

"Wah... Aneh sekali. Sejak aku mengenalnya gadis itu jarang sekali menangis, ia hanya tau bagaimana caranya membuat sang ayah kewalahan karena tingkahnya yang bukan seperti seorang gadis." Kata Mark dengan wajah khas bingungnya. Lalu ia menyenggol dengan Baekhyun.

"Apa yang kau lakukan padanya hingga dia berubah menjadi cengeng seperti itu ?" Tuding Mark. Membuat Baekhyun langsung menampilkan wajah tidak bersahabatnya.

"Memangnya apa yang aku lakukan ? Dia bahkan selalu membuat ku kewalahan setiap harinya." Sangkal Baekhyun.

Baekhyun sendiripun tidak tau mengapa Hera bisa berubah sangat beda dengan Hera yang pertama kali ia temui di perusahaan Joongki.

Mark yang sudah terbiasa dengan tingkah lain dari anak majikannya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya memaklumi. Seperti keahlian Hera hanya bisa membuat orang orang disekitarnya kewalahan.

"Ya tuhan aku salut sekali padamu yang bisa bertahan selama ini untuk menjaganya. Bahkan jika aku disuruh untuk menjaganya aku lebih memilih untuk mengundurkan diri." Cemooh Mark sebelum berbalik pergi beristirahat. Baekhyun sontak langsung mengikutinya.

Sedangkan dikamar Hera. Alunan suara Joongki mengisi kekosongan di kamar itu. Joongki duduk di tepi ranjang dengan bersandar di headboard sementara Hera sudah memejamkan matanya berbaring disamping sang ayah.

"Hingga pada akhirnya putri cantik itu pergi bersama pangeran tampannya." Joongki menutup buku dongeng yang ia bacakan. Lantas menoleh melihat sang putri yang sudah tidur pulas menghadap kearahnya.

Pria paruh baya itu tersenyum. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia membacakan dongeng pengantar tidur untuk Hera, putri semata wayangnya. Joongki merindukan masa masa itu hingga saat masuk kedalam kamar Hera dan melihat kumpulan buku buku dongeng yang masih tersusun rapi dirak buku, Joongki memaksakan diri untuk membacakan kembali dongeng itu walau Hera sudah menolaknya dengan keras.

Baby Sitter A++Where stories live. Discover now