[SPECIAL CHAPTER] Baekhyun POV

324 50 10
                                    

Satu bulan sejak paman Joongki pergi dan selama itupula aku mengenal Hera sebaik mungkin. Awalnya aku cukup terkejut dengan sikap gadis itu namun lama kelamaan sikap Hera membuatku selalu ingin tertawa. Sikap polos sok tahu yang mendarah daging itu cukup menghibur untukku.

Aku cukup khawatir saat bibi Lee tiba tiba saja mengundurkan diri. Ku pikir rencanaaku untuk mendekati Hera dengan normal tanpa harus ngadakan perjodohan akan gagal tapi ternyata pengunduran bibi Lee sebagai asisten rumah tangga satu satunya membuat seluruh tanggungjawab yang selama ini wanita paruh baya itu pegang beralih padaku.

Tentu sjaa aku tidak keberatan sama sekali meski sejujurnya ini memberatkan ku, tapi aku cukup menikmatinya, apalagi paman Joongki mempercayaiku sepenuhnya. Aku merasa sudah memiliki tanggung jawab besar untuk Hera.

Masalah membuat makanan aku beruntung karena selama tinggal sendiri diluar negeri aku terbiasa untuk menyiapkannya sendiri jadi tidak kewalahan dengan semua pekerjaan rumah. Hanya satu yang membuatku kewalahan saat Hera mulai keras kepala hingga rasanya terkadang aku sangat ingin menyekapnya didalam rumah untukku seorang diri.

"Hati hati tersandung." Dan lihat apa yang selanjutnya terjadi. Entah bagaimana bisa kaki gadis itu saling membelit hingga jika aku tidak menangkapnya sudah dipastikan kening indahnya itu mencium lantai.

Dan bukannya berterimakasih dia malah mendorongku menjauh. Sangat menggemaskan melihat wajahnya yang merah padam karena rasa kesal dan juga malu.

"Setelah ganti pakaian turun dan makan siang." Aku berteriak padanya yang sudah naik kelantai atas.

"JANGAN MENGATURKU KAU BUKAN AYAHKU !"

Untuk kesekian kalinya aku ingin sekali tertawa karena ucapannya yang meski berisi sindiran namun tetap saja menurutku itu lucu sekali.

Karena aku tau gadisku itu sering melakukan hal diluar nalar jadi aku harus selalu berada satu langkah didepannya. Ku kunci pintu utama dan membawa kuncinya bersamaku sebelum beralih kedapur untuk membuat makan siang yang sederhana.

Sibuk dengan urusanku aku membiarkan saja saat melihat Hera turun dengan pakaian rapi menuju pintu.

"BAEKHYUN BUKA PINTUNYA !"

Teriakan itu tak ku indahkan hingga sang empu berdiri didekat meja makan. Wajahnya memerah sekali, penuh dengan kekesalan yang tak terhindari lagi. Sangat amat menggemaskan untukku.

Kami berdebat cukup lama hingga akhirnya dia mengalah. Karena aku merasa hari ini waktuku cukup luang maka dari itu aku berniat mengikutinya kemanapun dia pergi, tapi sangat disayangkan. Ayahku tiba tiba menelpon dan memintaku untuk menyempatkan diri datang keperusahaan hari ini.

Tentu karena aku merasa tidak enak sudah meninggalkan pekerjaanku selama satu bulan akhirnya aku menyanggupi. Aku tidak tau bahwa dengan perginya aku keperusahaan dan meninggalakn Hera ditempat tujuannya sendiri hampir membawa Mala petaka untuk gadis ku itu.

Pertama kalinya dalam hidupku saat aku merasakan kepanikan yang luarbiasa yang selama hidup belum pernah ku rasakan sedasyat ini. Dimana disaat aku menemukan Hera didalam ruangan VVIP disebuah bar dengan 3 pria yang mengelilinginya.

Tidak ada hal lain yang aku rasakan selain rasa ingin membunuh ketiga pria sialan itu untuk menyingkir dari tubuh lemas yang terkapar disofa.

Aku mengaku ini semua adalah salahku. Jika saja saat itu aku mengawasi Hera semua ini tidak akan terjadi,aku pikir Hera tidak akan melakukan hal sejauh ini namun justru semuanya diluar perkiraan.

Kami berkeliahi. Aku dan tiga pemuda yang kuyakini umurnya sama seperti Hera. Itu adalah perkelahian pertama ku setelah lulus sekolah. Terlebih lagi aku menghajar anak dibawah umur, namun pikiranku saat itu tidak memikirkan semua hal itu. Justru aku sangat ingin membunuh ketiganya sekaligus.

Baby Sitter A++Where stories live. Discover now