Z. Kebenaran : Part 1

551 63 24
                                    

-Let me in-

"Hera, Kita ingin kemana sih ?" Protes Jihan. Karena setelah mereka keluar dari taksi yang berhenti tepat didepan pusat perbelanjaan Hera malah berjalan cepat kearah berlawanan. Gadis dengan wajah tak berekspresi itu berjalan cepat kesebrang jalan dan sebisa mungkin Jihan mengimbangi langkah Hera yang sangat cepat menuju kesebuah cafe didepan sana.

Jihan sesekali menoleh kebelakang menatao nanar pusat perbelanjaan yang menjulang dibelakangnya sebelum langsung mengejar Hera yang mulai menyebarang jalan bersama pejalan kaki lainnya.

"Hera. Department storenya ada di sana !" Teriak Jihan saat Hera sudah lebih dulu sampai diseberang jalan. Kaki Jihan berjalan menghentak hentak.

"Heish anak itu!"

Meski mulutnya mengoceh namun kakinya terus mengikuti langkah Hera dari belakang sampai Hera berhenti disebuah cafe yang lumayan ramai. Cafe yang dindingnya terbuat dari kaca hingga keadaan didalamnya bisa terlihat dari luar.

Jihan menyusul dengan nafas terengah. Berdiri dibelakang Hera yang berdiri mematung didepan cafe dengan manik yang melihat kesatu arah dibalik dinding kaca. Bola mata Jihan sontak melihat kearah yang sama dan detik berikutnya Jihan refleks menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Manik gadis Han itu melebar berbeda dengan manik Hera yang memerah. Menahan air yang mulai melapisi pandangannya.

Seakan tidak percaya dengan apa yang dilihat, Jihan menoleh kearah Hera yang masih mematung tanpa ekspresi. Namun matanya terus berkaca hingga crystal bening itu mengendap dibawah matanya.

"I-itu Lee Jiuen kan ?" Tanya Jihan terbatah. Walau gadis Han itu tidak mengerti apa yang sekarang ia lihat dan mengapa Hera bisa tau Jieun ada disana, tapi apa yang dilakukan Jieun dengan seorang pria disana benar benar tidak bisa Jihan cerna sama sekali.

Ya. Biar Jihan luruskan. Disana, didalam cafe Jieun sedang berciuman dengan seorang pria. Dan aksi mereka ditonton oleh seluruh pengunjung cafe juga beberapa orang yang ada diluar cafe.

Bahkan tanpa tau malunya Jieun dan lelaki itu berciuman begitu mesra hingga mengundang tepuk tangan dari para pengunjung cafe.

Lagi lagi Jihan menoleh kearah sang teman. Perhatiannya teralihkan pada tangan Hera yang saling mengepal kuat disamping tubuhnya. Melihat hal itu Jihan mendekat perlahan mengguncang bahu Hera dengan lembut.

"Hera ada apa ?" Tanya gadis itu. Suaranyapun kecil saat bertanya. Lagi, Jihan melihat pada kedua pasangan yang masih saling berciuman itu sebelum kembali melihat Hera. "Apa kau mengenal pria yang bersama Jieun ?"

Tentu saja Hera mengenalnya. Bagaimana bisa Hera tidak mengenali pria yang hampir satu tahun ini tinggal satu atap dengannya. Bagaimana bisa Hera tidak mengenalinya. Hera ingin sekali menyangkal bahwa yang ia lihat didalam sana adalah Baekhyun. Pria yang sedang berciuman begitu mesra dengan Jieun tapi bagaimana bisa Hera menyangkalnya kalau sekarang pria itu sudah melihat kearahnya.

Bagaimana cara Hera menahannya. Menahan rasa sakit didadanya, menahan rasa sesak yang menghimpit dadanya, menahan genangan airmata yang turun begitu deras tanpa Hera bisa cegah. Bagaimana cara Hera melakukannya.

"Baekhyun..." Lirih Hera tak tertahankan melihat pria yang kini menoleh kearahnya.

Rasanya sakit sekali apalagi saat melihat Baekhyun begitu panik saat melihatnya. Tanpa mengatakan apapun pada Jihan Hera langsung berlari pergi meninggalkan Jihan dengan kebingungannya. Begitupun dengan Baekhyun yang langsung berlari keluar dari cafe untuk menyusul Hera namun terlambat karena saat Baekhyun sampai ditrotoar lampu penyeberangan jalan sudah berwarna merah.

Baby Sitter A++Donde viven las historias. Descúbrelo ahora