[SPECIAL CHAPTER] Baekhyun POV

470 54 11
                                    

"Ah, Ayah aku tidak mau. Kenapa harus aku. Ayah bisa mengajak Lay Hyung atau kalau tidak Yoora Noona. Biasanya kan Yoora Noona yang menemani Ayah ! Aku tidak mau." Seru ku kesal pada ayahku yang masih santai menyesap kopi buatan ibu.

Aku berdecak kesal. Bayangkan saja alasan kepulangan ku ke Korea adalah untuk liburan bukan untuk menghadiri acara perusahan. Benar benar menyebalkan sekali.

"Noonamu kan sedang pergi menghadiri pernikahan temannya di Swiss lalu calon kakak iparmu itu sudah dapat jadwal penerbangan untuk minggu ini Baekhyun. Kau seperti tidak tau saja sibuknya kakak iparmu seperti apa, dia kan seorang pilot."

"Aku tidak mau tahu, pokoknya aku tidak mau. Ini liburan semesterku Ayah. Seharusnya ayah mengajakku pergi berlibur bukan menghadiri acara perusahaan yang membosankan itu !" Ucapku menggebu karena rasa kesal.

Kedatanganku saja masih bisa dihitung jam tapi Ayah sudah menyuruhku untuk menemaninya hadir dalam acara perusahaan yang entah diselenggarakan untuk apa.

"Kau hanya perlu menemani ayah datang saja. Menyalami rekan kerja ayah dan setelahnya terserah padamu. Noonamu saja tidak keberatan saat ayah memintanya untuk mengambil posisi diperusahaan yang seharusnya untukku."

"Itukan karena aku sudah mengatakan aku sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan Ayah." Tanganku bersedekap sambil menyandar pada sofa single yang ku duduki.

"Kalau begitu berikan Ayah cucu, agar dia bisa mengantikan posisi Yoora nanti."

"AYAH GILA ?!"

BUGH !

Aku mengadu kesakitan saat tiba tiba saja sebuah lipatan koran kertas mendarat di kepalaku.

"Mulutmu itu." Desis ayahku. "Setelah menikah Yoora akan keluar dari perusahaan dan siapa lagi yang akan menggantikan tempatnya. Kau kna tidak mau, ya sudah berikan ayah cucu secepatnya."

"Kenapa tidak meminta pada Yoora Noona saja yang sudah pasti akan menikah." Aku berteriak kesal. Kenapa semakin hari ucapan ayahku ini semakin melantur. Yang benar saja kenapa dia meminta cucu kepadaku yang jelas jelas masih menjalani S2 dinegara orang.

"Yoora ingin anaknya menjadi dokter jadi anakmu saja nanti."

Aku memejamkan mataku tak habis pikir. "Aku juga tidak ingin anakku meneruskan perusahaan."

Bugh.

Kepalaku kembali dihantaam menggunakann koran untuk kedua kalinya. "Enak saja tidak. Anakmu sendiri yang akan memilihnya nanti."

"Ayah ! Kenapa pilih kasih sekali. Itu anakku bukan anak ayah !"

"Ya sudah buat saja dulu. Setelah jadi kita akan menanyakannya. "

"HEOL!" Aku berteriak cukup kencang hingga ibuku ynag berada di pantry menoleh kebingungan melihatku pergi meninggalkan ruang keluarga dengan langkah penuh kekesalan.

Tapi apada akhirnya aku tetap kalah. Disinilah sekarang aku berada dengan senyum palsu untuk menyalami rekan kerja ayah. Dengan menggunakan setelan jas yang sangat panas dan tak nyaman. Nafasku berhembus kasar saat para rekan kerja sang ayah sudah pergi meninggalkan ku berdua dengan ayahky.

"Tersenyumlah Baekhyun. Kenapa kau susah sekali tersenyum."

"Ck. Apa ayah tidak lihat apa yang aku lakukan tadi !" Geramku dengan suara yang tidak terlalu keras karena takut didengar orang orang.

Ball room yang sekarang kami tempati begitu penuh dengan orang berpakaian formal. Tak hanya pria, wanitapun ada yang mengenakan gaun formal atau setelan kerja. dan di sebuah panggung kecil ada spanduk yang bertulisan Yayasan amal kanker dan lainnya. Ini adalah acara amal perusahaan, dan aku beritahu ini sangat membosankan.

Baby Sitter A++Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum