K. AYAH

376 68 9
                                    

Hari ulang tahun Hera semakin dekat dan Hera khawatir jika ayahnya tidak bisa hadir di hari pentingnya. Hera mengerti jika saja ayahnya memang tidak bisa datang, tapi tetap saja Hera ingin ayahnya ada disini bersamanya.

Hera terbangun dengan malas di akhir pekan terakhir. Semangatnya entah hilang kemana karena sejak kemarin sang ayah tidak membalas pesan dan mengangkat teleponnya. Besok adalah hari ulang tahunnya tapi Hera sama sekali tidak merasa bersemangat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Seharusnya ulang tahunnya yang kali ini lebih bermakna karena besok ia sudah bukan lagi anak di bawah umur. Umurnya sudah legal sesuai dengan hukum negara.

Ketika ketukan pintu mengintupeksi Hera yang masih bergelung malas di bawah selimut. Suara Sohee yang menyuruhnya untuk turun dah sarapanpun Hera diamkan begitu saja.

Hera sangat amat malas untuk turun kebawah dan bertemu Baekhyun tiap harinya. Ia masih kesal dengan pria itu, kenapa sikap Baekhyun sangat jauh berbeda saat bersamanya dan Sohee.

Saat bersama Sohee pria itu sangat manis, ada saja sikapnya yang membuat Hera merasa iri pada Sohee.

Hembusan nafas kasar menjadi pengakhiran dari kegiatan bergelung Hera. Ia turun dengan masih mengenakan baju tidur, lagi pula Hera tidak berencana untuk pergi kemanapun yang mengharuskan bersama Baekhyun. Jadi tidak masalah kan.

Langkahnya yang menuruni tangga berhenti ditengah-tengah. Hera mengusap matanya pelan, setelah itu ia merasa jantungnya berdegup sangat amat cepat.

Apa yang Hera liat sekarang asli ? Ayahnya berdiri diantara Baekhyun dan Mark dibawah sana. Entah apa yang ketiga pria itu lakukan, Hera tidak tau tapi yang pasti itu benar Ayahnya. Mereka berdiri di lantai satu rumahnya yang sudah kosong melompong tapi ramai dengan orang yang berpakai seperti pekerja bangunan.

"A-ayah." Bibirnya bergumam bergetar.

"AYAH !"

 Tanpa memikirkan orang orang yang ikut menoleh Hera menuruni tangan dengan cepat air matanya sudah menggenang dipelupuk mata. Ketiga pria yang berdiri di ruang tengah yang sudah kosong itu menoleh bersamaan.

Hera berlari kencang saat kakinya sudha menapak dilantai bawah.

Bruk !

Derai air matanya turun secara bersamaan. Berlomba lomba keluar saat Joongki ikut memeluknya dan mengecup puncak kepalanya. Isakkannya benar benar keras sampai beberapa pekerja yang sedang mendekor rumah menoleh kearahnya.

Joongki berkekeh mendengar tangisan putri kesayangannya itu. Ia mengusap kepala Hera perlahan, memeluknya seerat yang ia bisa. Hampir lima bulan mereka tidak bertemu dan hanya bertukar kabar melalui ponsel.

"Hey, putri ayah yang sedang berulang tahun kenapa menangis." Hera mendongak dengan jejak air mata di seluruh pipi dan matanya.

"Ke-napa ayah, tidak mengatakan jika akan pulang... Ayah bahkan tidak menjawab pesan dan mengangkat teleponku." Ujar Hera sembari sesenggukan kuat sebelum berakhir mendaratkan sisi wajahnya didada sang ayah.

"Ayah ingin memberikanmu kejutan, dan lihat berhasil." Joongki bersorak senang.

"Aigoo berhenti menangis." Isapnya air mata yang membasahi pipi chubby putrinya lalu Joongki mengecup kening putri yang dirindukannya.

Hera masih sesenggukan dan masih betah memeluk ayahnya sampai tidak menyadari atensi Baekhyun yang berdiri disebelahnya.

Joongki mengulurkan tangannya menunjuk dekorasi pesta yang sudah ia siapkan untuk ulang tahun Hera.

"Lihat apa yang ayah siapkan." Katanya lembut, menatap Hera yang masih berkaca kaca.

"Untuk apa semua itu ?" Tanya Hera bingung. Matanya masih berlinang air mata, bibirnyapun bergerak gemetar.

Baby Sitter A++Where stories live. Discover now