R. Kegagalan

390 58 7
                                    


Sudah satu minggu berlalu sejak Hera mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi dan hari ini adalah jadwal pengumuman penerimaannya. Sejak satu jam lalu, Hera sudah duduk dimeja belajarnya dengan laptop yang menyala sedari tadi memampangkan halaman web pengumuman. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja belajar tak sabar sekaligus gugup.

Beberapa kali Hera menghembuskan nafasnya lewat mulut guna mengurangi rasa gugup yang tiba tiba mengelilinginya.

Tepat saat angka penghitung berganti menjadi nol Hera sedikit menahan nafasnya. Mengetik nomor registrasinya dengan sedikit gemetar. Jari telunjuknya menekan tombol mouse dan seketika layar berubah tampilan.

Tubuh Hera merosot. Bersandar lemas pada punggung kursi. Kedua telapak tangannya menangkup wajahnya dan menghembuskan nafas.

Ia gagal.

Untuk beberapa detik Hera bertahan pada posisi itu setelahnya ia menutup laptopnya keluar dari kamar menuju tempat dimana Baekhyun berada sekarang.

Hera duduk di meja bar yang ada didekat dapur. Disana Baekhyun baru saja kembali dari supermarket, pria itu sedang sibuk menata barang belanjaannya.

"Bagaimana hasilnya ?" Tanya Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya.

"Buruk." Balas Hera tak acuh sembari mengambil kue kering yang ada di toples.

Jawaban Hera seketika membuat pergerakan Baekhyun berhenti. Pria itu langsung memutar tubuhnya kearah Hera.

"Gagal ?" Hera mengangguk. Tidak ada raut sedih berlebih diwajah gadis itu hanya saja Baekhyun tau sebuah kegagalan pasti membuat sang empu merasa kecewa.

Hera merasa diperhatikan mengangkat wajahnya dari toples kue kering. Baekhyun menatapnya dengan tatapan kasihan dan iba hingga Hera berdecak.

"Aku masih memiliki 2 universitas lagi. Tenang saja." Ia memasukkan satu kue kering kedalam mulutnya. "Dan kalau dua universitas itu menolakku juga-"

Baekhyun menunggu kelanjutan ucapan Hera. Samapi tubuhnya dibuat menegak seperti menunggu perintah.

"Barulah aku akan mati." Ujar Hera enteng.

"Memangnya kau mau masuk jurusan apa ?" Baekhyun sudah kembali menata barang belanjaannya saat bertanya.

"Bisnis ?" Balas Hera. Ada sedikit keraguan dari nada bicara gadis itu. Bahkan Hera terlihat seperti bertanya dari pada memberikan pernyataan.

"Kenapa bisnis ?"

"Karena ayah memiliki perusahaan."

Baekhyun menutup lemari yang sejajar dengan kepalanya lantas berbalik. Menyandarkan pinggulnya dimeja dapur dan menatap lekat ada gadis yang sibuk memakan kue kering.

"Hanya karena itu ? Bukan karena minatmu kau memilih bisnis."

Hera terdiam menatap Baekhyun yang juga menatapnya. Gadis itu turun dari kursi lalu berjalan menuju lemari pendingin mengambil minuman kaleng dari sana. Dan begitu menutup pintunya ia dikejutkan dengan Baekhyun yang sudah berada dibalik pintu lemari pendingin itu.

"Heish kau mengagetkanku!" Teriak Hera tak manusiawi.

Baekhyun hanya diam tak berekspresi banyak pria itu mendekat satu langkah hingga tubuhnya yang berdiri sambil bersedekap bisa bersandar pada lemari pendingin.

Hera tau Baekhyun menunggu jawabannya. Pria itu semakin lama semakin mirip ayahnya. Tapi untung saja Hera suka jadi Hera tetap menanggapi ucapan Baekhyun.

Hera ikut menyandarkan tubuhnya pada lemari pendingin samapai membuat jarak mereka begitu dekat.

"Aku sudah mendaftar dengan mengambil jurusan bisnis. Testnya juga sudah aku lakukan. Jadi jangan khawatir." Hera berpikir sejenak sambil berusaha membuka kaleng sodanya yang ternyata sangat keras sampai Baekhyun mengambil alih kaleng soda itu dan membukanya.

Baby Sitter A++Donde viven las historias. Descúbrelo ahora