5

1.1K 146 6
                                    

Mobil Ifzan sudah tiba di depan gerbang rumah Queen, gadis itu hendak membuka pintu mobil namun tangannya dicekal oleh Ifzan.

"Tunggu!" Ifzan keluar, membukakan pintu untuk Queen, gadis itu tersenyum tipis dibuatnya.

"Aku akan pulang, jaga dirimu!" Ujar Ifzan.

"Kenapa?"

"Karena aku akan merindukanmu." Jawab Ifzan diiringi senyum tipis. "Masuk!"

Queen masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Ifzan yang tengah menatap kepergiannya. Tanpa menoleh lagi, gadis itu langsung masuk kedalam rumah.

Sedangkan Ifzan masih berdiri di tempatnya, sampai tubuh mungil Queen tertelan oleh pintu.

"Cinta pandangan pertama? Yang benar saja!"  Gumam Ifzan lalu pergi meninggalkan rumah Queen.

Queen memasuki kamarnya, semuanya sudah berubah menjadi lebih nyaman. Tubuh pegalnya ia hempaskan ke atas kasur yang empuk.

"Ini lebih nyaman dari tempat tidurku yang dulu!"

"Tentu saja nona, di zaman ini semuanya sudah berubah menjadi lebih nyaman."

"Kau sudah tidak marah?" Goda Queen pada Lingling.

"Lingling tidak dapat marah terlalu lama pada nona."

"Aku lupa, tadi aku hendak pergi ke perpustakaan. Tapi karena Ifzan, rencana ku gagal." Kesal Queen.

"Anda bisa pergi besok nona, setelah pulang sekolah! Atau anda bisa mencarinya di perpustakaan sekolah anda." 

Senyum terbit di bibir tipis Queen. "Benar, aku bisa pergi besok!"

"Tapi Lingling, apa benar yang dikatakan Ifzan tadi?"

"Yang mana nona?"

"Soal, dia bilang jika mencintaiku."

"Saya tidak tahu nona."

Queen berdecak pelan. "Seharusnya kau tahu Lingling, kan kau sistem!"

"Tapi saya disini hanya bertugas untuk membuat anda nyaman hidup di zaman modern."

"Setelah itu, saya pergi."

"Pergi?" Tanya Queen bingung.

"Ya nona, saya akan pergi jika tugas saya selesai."

Queen merasa sedih, ia tidak tahu harus melakukan apa jika tidak ada Lingling.

"Nona jangan sedih, saya selalu mengawasi nona dari pusat. Anda tahu, jika tugas sebuah sistem sudah selesai. Sistem tersebut dapat bertransformasi menjadi manusia robot yang akan membantu manusia."

"Termasuk dirimu?"

"Benar nona, itu jika saya berhasil."

"Bagaimana kalau gagal?"

"Saya akan dibuang ke tempat pembuangan."

"Artinya?"

"Artinya, saya tidak akan menjadi manusia robot dan akan tiada di tempat itu!"

Queen menganggukkan kepalanya, senyum manis terbit dari bibirnya.
"Baiklah, aku akan berusaha keras agar tugas mu berhasil Lingling."

"Terima kasih nona!"

Queen beranjak dari posisinya, menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Seharian dia baru sempat mandi malam ini, akan tetapi bau tubuh Queen masih tetap wangi. Karena memang raganya suka melakukan perawatan.

Yes I'm QueenWhere stories live. Discover now