11

885 142 18
                                    

"Percaya." Ifzan menarik senyum saat mendengar jawaban dari Queen. "Sekarang jawab pertanyaanku, darimana kau tahu Lingling?" Tanya Queen menyelidik.

"Kau tahu Pangeran Xander Reksaloka?" Queen mengerjap pelan, lalu mengangguk. Siapa yang tidak tahu tentang Pangeran Xander, pangeran dari kerajaan Realoni yang dikenal sebagai laki-laki dingin tak berperasaan dengan kemampuan berpedangnya yang hebat. Di umur mudanya, pangeran Xander sudah dikirim ke Medan perang untuk menumpas musuh.

"Dia tunangan ku." Jawab Queen lirih, Ifzan terlihat terkejut lalu kembali menetralkan wajahnya. "Kau pangeran Xander?" Tanya Queen menatap tepat di mata Ifzan.

"Ya." Queen tersenyum tipis, bohong jika dirinya tidak terkejut. Dia sangat terkejut, dapat berjumpa dengan tunangannya yang telah pergi lebih dulu di Medan perang. "Kau, Queen Eleanor?"

Queen mengangguk pelan, tak lama air mata jatuh di kedua pipinya. "Aku tidak menyangka kita bertemu di zaman ini." Ucap Queen dengan suara bergetar.

Ifzan tersenyum tipis, mengusap kepala Queen dengan lembut. "Aku juga tidak percaya ini, aku terlempar ke zaman aneh setelah kematian ku."

Queen terkekeh mendengar zaman aneh yang di sebutkan oleh Ifzan. "Tidak aneh, lebih tepatnya kita yang aneh."

"Kau sudah menikah?" Queen menggeleng.

"Aku bahkan menyusul sepuluh hari setelah kematianmu, bagaimana aku menikah?" Jawab Queen  dengan sendu.

"Maafkan aku." Lirih Ifzan, lalu menarik tubuh Queen masuk kedalam pelukannya. "Maaf karena meninggalkanmu sebelum kita menikah."

Queen mendorong Ifzan hingga pelukan mereka terlepas. "Jadi maksudmu kau ingin meninggalkanku setelah menikah?" Sungut Queen.

"Bukan seperti itu Queen, kita bahkan baru bertemu satu kali saat acara pertunangan. Aku menyesal harus meninggalkanmu sendiri di sana."

"Ada ayah dan kakakku, aku tidak sendiri."

"Tetap saja, aku meninggalkanmu." Queen memuat bola matanya malas.

"Terserah padamu, berpindah zaman merubah sifat mu menjadi menyebalkan." Cibir Queen, membuat Ifzan tertawa.

"Aku bersikap seperti ini hanya padamu, Putri mahkota."

Queen bersemu, namun matanya kembali menatap Ifzan sinis. "Jawab pertanyaanku tentang Lingling!"

"Lingling, sistem milikmu. Apa yang harus aku jawab?" Queen dengan gemas mencubit hidung Ifzan. "Baiklah, aku bercanda."

"Jelaskan sekarang!"

"Aku dulu mempunyai sistem, bernama Panpan. Tugasnya sama seperti Lingling, tapi lebih cerewet."

"Lalu, dimana Panpan sekarang?" Tanya Queen penasaran, wajah Ifzan terlihat sedih namun pemuda itu mengulas senyum tipis.

"Dia sudah ditarik ke pusat, katanya aku harus menunggu sepuluh tahun untuk bertemu dengannya kembali."  Jawab Ifzan.

"Sepuluh tahun?"

Ifzan mengangguk. "Iya, waktu yang diperlukan sistem seperti Panpan dan Lingling untuk menjadi manusia robot." Jelas Ifzan. "Aku tahu tentang Lingling, karena Panpan memberikanku kemampuan untuk melihat jiwa asing seperti diriku dan dirimu."

Yes I'm QueenWhere stories live. Discover now