21

447 57 0
                                    

Hari yang di nanti banyak siswa akhirnya datang, acara ulang tahun sekolah yang di rayakan dengan meriah setiap tahunnya. Queen juga senang, karena setelah sekian lama ia akhirnya dapat memegang senjata kesukaannya lagi. Apalagi jika bukan panah dan busurnya, dengan senyum yang terus terukir Queen masuk ke area sekolah yang sudah di sulap menjadi lebih mewah.

Hendak menuju kelasnya, namun gadis itu dihadang oleh empat gadis yang ia sendiri tidak tahu siapa. Kecuali, Ana dan Eva ia sudah tahu.

"Lihat nih, si miskin belagu yang sok-sokan ikut kontes kecantikan!" Ucap Ana lantang.

Queen mengernyitkan dahi bingung, kontes kecantikan apa.

"Tahu, ikut unjuk bakat lagi. Punya bakat apa Lo, bully?" Sahut Eva dengan tatapan mengejek.

Ting!

"Sepertinya ada yang bermain-main, nona!"

"Maksudmu?"

"Ada yang mendaftarkan anda di lomba lainnya."

"Mundur aja deh Queen, Lo nggak bakal menang!" Seru gadis di dekat Eva.

Lalu keempatnya pergi, setelah mendorong Queen sekali.

"Amour!" Ifzan datang dengan jaket hitam berlambang burung Phoenix di dada kanannya. "Kau ikut banyak lomba?"

Queen menggeleng. "aku tidak tahu."

Ifzan menggeram pelan. "Sialan, pasti ada yang menjebakmu."

"Siapa?"

"Jika kau enggan ikut, aku akan bantu untuk mengundurkan diri."

"Nggak bisa!" Tiba-tiba Ander dan Raja datang. "Peserta yang udah daftar, nggak bisa ngundurin diri. Kalo mau, siap-siap jadi tontonan siswa-siswi di lapangan."

Ifzan hendak menyerang Ander, namun Queen menahannya.

"Aku ikut." Seru Queen, Ifzan menatapnya tidak rela. "Aku akan ikut lomba yang terdapat namaku."

Ander tersenyum meremehkan. "Oke, kontes kecantikan mulai lima belas menit lagi! Jangan lupa sama pakai gaun!" Setelah itu mereka berdua meninggalkan Queen dan Ifzan yang tengah menahan emosinya.

"Jangan ikut!"

"Tenanglah, itu hanya lomba biasa." Ucap Queen menenangkan, akhirnya Ifzan mengangguk setuju. "Aku ke kamar mandi."

"Aku ikut amour." Queen menatap Ifzan datar. "Tidak jadi."

Queen masuk ke dalam toilet, ia bingung harus bagaimana. Ia tidak memiliki gaun sama sekali, apalagi riasan yang lain.

Ting!

"Nona, saya bisa bantu!"

"Bagaimana caranya, Lingling?"

"Tutup mata anda!"

Queen memejamkan mata menuruti perintah Lingling.

"Sudah? Lingling, apa sudah selesai?"

"Sudah nona, lihatlah diri anda!"

Queen membuka matanya, dan takjub dengan yang terjadi pada dirinya. Seragamnya berubah menjadi gaun yang indah, berwarna biru tua bergradasi putih. Menjuntai ke lantai, bagian atasnya off shoulder memamerkan bahu Queen. Tak lupa, rambut panjang Queen juga tertata rapih dengan mahkota kecil di kepalanya. Wajahnya juga sudah dirias tipis, sangat anggun dan cantik.

Queen terharu melihat penampilannya saat ini, itu mengingatkan dirinya dengan kehidupan yang dulu.

"Kau bisa membuat keajaiban seperti ini Lingling?"

Yes I'm QueenWhere stories live. Discover now