6

1K 145 0
                                    

Jam istirahat baru di mulai, sementara itu. Queen tengah mengurut kepalanya sendiri yang terasa pening.

"Aku menyerah jika pelajarannya seperti ini." Gumam Queen lesu.

"Semangat nona, anda gadis pintar!"

"Terserahlah!" Queen menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan, sedangkan teman-teman sekelasnya menatap Queen aneh.

"Tumben Queen nggak ngerusuh?"

"Biasanya belum bel istirahat udah keluar duluan ke kelas Ander."

"Bener, apa udah tobat?"

"Mana mungkin ratu bully tobat!"

"Tapi, Lo lihat perubahan penampilan Queen nggak sih? Gue lihat dia tadi pagi takjub banget, kelihatan cantik!"

"Denger-denger dia berangkat sama Ifzan."

"Yah, cewek gatel kalo gitu. Ander di embat, Ifzan juga ikut!"

Queen menghela nafasnya lelah, dari tadi ia selalu di gunjing tidak jelas.
"Lingling, aku lelah." Gumam Queen, suaranya teredam di antara lipatan tangan.

"Ayo ke kantin!"

Queen tersentak dan langsung berdiri saat Ifzan tiba-tiba berada di bangku barisan depan meja Queen. Gadis itu mencebikkan bibirnya, kesal.

"Ifzan, kau selalu mengejutkanku!" Seru Queen.

"Jam istirahat, ayo ke kantin!" Ajak Ifzan.

"Aku lapar." Keluh Queen pada Ifzan, pemuda itu mengulurkan tangan mengusap kepala Queen lembut.

"Maka dari itu, ayo ke kantin!"

Queen mengangguk, tapi tubuhnya sangat lemas sekarang. "Tapi aku lelah, bisakah kau bawakan makanan kemari?"

Ifzan tidak menjawab apapun, malah berjongkok di hadapan Queen. Sebelumnya ia sudah mengikatkan jas sekolahnya ke pinggang Queen.

"Naik!"

"Aku?" Ifzan mengangguk, Queen menurut dan naik ke punggung Ifzan. "Kenapa harus menggendongku?"

Ifzan menoleh ke samping kanan, dimana kepala Queen berada. Seketika itu, hidung mereka bersentuhan karena jarak yang sempit.

"Aku ingin meratukan kekasihku." Jawab Ifzan.

Queen meletakkan dagunya di bahu Ifzan, mengingat kenangan kebersamaannya bersama sang ayah. "Ayah juga sering gendong Queen di punggung waktu kecil, bahkan saat Queen debut Dante saja ayah sempat menggendong Queen menuju aula."

Ifzan hanya mendengarkan, senyum tipis sering terlihat di wajah Ifzan saat Queen bercerita. Sepanjang jalan menuju kantin, semua siswa melihat kemesraan Ifzan dan juga Queen.

"Wih, tuh bos Dateng!" Seru Beno.

"Tempat duduk mana tempat duduk?!" Heboh Ian.

Ifzan menurunkan tubuh Queen, dan menarik kursi untuknya.

"Terima kasih." Ucap Queen dengan senyum manisnya.

Yes I'm QueenWhere stories live. Discover now