20

493 64 2
                                    

Kedua kaki Queen sudah mendarat sempurna di tanah parkiran sekolahnya, tentu bersama Ifzan. Siswa-siswi yang melihat Queen saling berbisik, lalu mencemoohnya.

"Gue denger Queen udah bukan keluarga Alexius lagi."

"Iya, gue juga denger."

"Miskin dong sekarang?"

"Miskin darimana, yang ada makin kaya. Di tampung Ifzan tuh orang!"

"Iri banget gue."

"Orang tuanya aja nggak perduli, apa yang perlu di iriin?"

"Jelas, mereka lebih milih Ara yang mendekati sempurna."

Queen tidak perduli dengan bisikan orang-orang, ia malah menatap Ifzan yang sedang menyisir rambutnya dengan tangan.

"Ada yang salah dengan rambutku?" Tanya Queen sambil mendongak karena Ifzan lebih tinggi darinya.

"Tidak, kekasihku sangat cantik."

Blush

Wajah Queen terasa panas, ia yakin warnanya sudah memerah sekarang. Ifzan yang melihat pacarnya blushing, tersenyum tipis.

"Kau sakit?" Ifzan menyentuh pipi Queen yang bertambah merah.

"Ifzan, jangan lakukan itu aku malu!" Rengek Queen, Ifzan tersenyum lebar melihat betapa manisnya Queen.

"Queen!" Keduanya menoleh melihat siapa yang memanggil Queen, Ifzan yang melihat Raja mendekat menyembunyikan Queen di balik tubuhnya.

"Ada apa?" Ifzan yang bertanya.

"Gue nggak ada urusan sama Lo! Queen kita perlu bicara." Ujar Raja.

"Queen nggak bisa bicara sama orang asing!" Ifzan lagi yang menjawab, dan itu membuat emosi Raja tersulut.

"Ifzan, biar aku bicara." Ucap Queen.

"Tidak, ayo ke kelas!" Ifzan menarik tangan Queen meninggalkan parkiran dan juga Raja yang menatap keduanya tajam.

Jam istirahat, waktu dimana sebagian besar siswa menghabiskan waktu di kantin. Tapi tidak dengan Queen, "Lingling, kau yakin disini ada?"

Ting!

"Saya yakin nona, karena setiap perpustakaan di wajibkan memiliki buku tersebut!"

Queen kembali mencari, hingga matanya menangkap buku bersampul cokelat muda dengan ukiran emas di sekelilingnya.

Elean Kingdom

Queen sudah mendengar cerita tentang sejarah kerajaan Elean, namun gadis itu masih saja penasaran ingin membacanya langsung.

"Lingling, aku menemukannya!"

"Selamat nona!"

Queen mengambil buku tersebut, hendak membaca namun bel masuk sudah mepet.

"Aku akan meminjamnya saja."

Setelah menyelesaikan urusan peminjaman buku, Queen keluar dari perpustakaan hendak ke kelas menyimpan buku itu. Saat sampai di lorong dekat kelas Ander dan teman-temannya, kepalanya terasa di jatuhi sesuatu.

Queen menunduk, hingga aliran berbau amis tercium oleh hidungnya. Ternyata kepala Queen di jatuhi telur oleh Zagy, Queen belum sempat berbicara tapi tepung putih sudah berhamburan di tubuhnya. Queen memejamkan matanya, agar tidak kemasukan tepung. Termasuk melindungi bukunya agar tidak kotor.

"Wih lihat nih, Queen si tukang bully lagi di bully!" Seru Theo.

Suara tawa langsung terdengar saling bersahutan, setelah tawa mereka hampir reda. Queen mengangkat kepalanya, menatap Ander, Raja, Theo, Yuda, dan Zagy yang tengah menatapnya nyalang.

Yes I'm QueenOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz