Warning!
Lapak bxb, mpreg
Bagi yang tidak suka, bisa menyingkir ^^
➳ Ini kisah tentang Lee Sungchan dan Jung Beomgyu yang bertemu di suatu lomba olahraga mewakili sekolah mereka. Kemiripan wajah keduanya membuat geger satu tempat, benar-benar mirip...
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Seoul, South Korea DuaHariSebelumnya
Sungchan baru saja selesai berpakaian setelah menghabiskan hampir setengah jam di kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Ia baru kembali dari latihan basket bersama teman-temannya yang sudah berencana akan mengikuti lomba itu. Manakala mendengar suara pintu yang terbuka, Sungchan membalikkan badan. Dan sesuai dugaan, seseorang masuk ke dalam kamarnya, siapa lagi kalau bukan Lee Jeno?
"Kau bertengkar dengan Kak Mark tadi?" tanyanya khawatir.
Sungchan mengangguk acuh. "Aku kesal padanya karena selalu mengabaikan Bubu." Ia menjawab santai sambil melemparkan handuk secara sembarang dan duduk di ranjangnya.
"Kau mengumpati Papa?" Jeno bertanya lagi. Kali ini dengan posisi kedua lengan mendekap dada, bersandar pada ambang pintu. Dari raut wajahnya, Sungchan sudah menduga bahwa Jeno ingin menyalahkannya, tapi karena merasa tak bersalah, ia tetap bersikap santai.
"Iya," jawab Sungchan acuh. "Aku tidak paham kenapa kau dan Kak Mark sangat membela orang yang meninggalkan kita selama bertahun-tahun," ucapnya tak habis pikir. Apa yang istimewa dari pria yang telah meninggalkan mereka selama lebih dari 17 tahun? Bahkan Jeno pun membela pria jahat yang tak sanggup Sungchan panggil dengan sebutan Papa.
Melihat bagaimana Sungchan yang emosi, Jeno berusaha untuk tetap tenang agar tak terpancing. Ia menghela napas panjang, lalu mengangguk-anggukan kepalanya. "Aku tahu itu, tapi kita tidak tahu kan apa yang sebenarnya terjadi? Bisa saja ada alasan kenapa Papa meninggalkan kita, Sungchan."
"Lihat? Kau membelanya." Sungchan mendesah kasar, tak terima dengan pembelaan Jeno. "Apalagi kalau bukan selingkuh? Orang itu pasti bersenang-senang dengan simpanannya setelah mencuri banyak saham dari Kakek Lee."
Alasan ini lagi. Jeno hanya bisa menarik napas panjang, mencoba bersabar. Ia lalu menatap Sungchan lebih serius dari sebelumnya. "Apa kau melihatnya?"
"Faktanya memang begitu, kan?!" balas Sungchan tak ingin disalahkan.
Kini, lelaki di hadapannya itu melipat kedua lengan di depan dada. "Iya, tapi apa kau melihat Papa bersenang-senang dengan selingkuhannya? Kau bahkan tidak tahu seperti apa wajah Papa," ucap Jeno.
"Aku tahu, aku pernah melihat fotonya di rumah Kakek dulu," cicit Sungchan pelan. "Kenapa kau sangat membelanya?"
"Aku tidak membelanya, Sungchan." Jeno berkilah.
"Kau membelanya!" seru Sungchan bersikeras. "Kau dengan Kak Mark."
"Aku berada di tengah-tengah, kau tahu?" ungkap Jeno putus asa. "Ada tragedi di malam kau lahir, dan satu-satunya saksi di malam Papa meninggalkan kita hanyalah kak Mark. Banyak bukti yang mengatakan kalau Papa mengambil keuntungan menikahi Bubu untuk mencuri saham Kakek Lee, tapi kak Mark bilang Papa tidak pernah mengambil apapun dari keluarga Bubu, termasuk uang dan sahamnya."