Chapter 22 ❀ Better Than Gold

3.8K 363 87
                                        

Seoul, Korea Selatan[Time : 9 Years Ago]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seoul, Korea Selatan
[Time : 9 Years Ago]

Sebuah bangunan yang belum selesai dan ditinggalkan selama bertahun-tahun itu menjadi tempat mereka berlatih karena memiliki ukuran yang cukup luas. Tempatnya cukup jauh dari keramaian dan tak pernah dikunjungi lagi, karenanya terlihat sangat sepi dan sunyi. 

Di sana tubuh Minhyung terhempas begitu saja ke lantai yang berdebu usai mendapat tendangan kuat dari Seo Johnny. Remaja berusia 15 tahun itu meringis, menahan rasa sakit yang baru ia dapat di dadanya. Napasnya menjadi sesak dalam beberapa waktu, Minhyung berusaha berdiri dengan tubuh yang dipenuhi peluh. Ia menengadahkan kepala, menatap lurus pada pria tinggi yang berdiri di hadapannya dengan postur tubuh tinggi dalam posisi santai, memasukkan kedua tangan dalam saku celana.

"Kau curang!" teriak Minhyung tak terima. "Bukan seperti itu gerakanmu kemarin!"

Respon Johnny tidak terlihat iba ataupun merasa bersalah, malah tertawa mengejek, sengaja agar terlihat menyebalkan di mata Minhyung. "Karena aku sudah tahu kau bisa membaca gerakanku dengan cepat, Jung Minhyung," balasnya. "Kau harus tahu, yang kau hadapi bukan hanya aku dan gerakanku yang selalu sama."

Karena respon itu, Minhyung dengan cepat bangkit dan kembali menyerang Johnny. Ia melayangkan sebuah pukulan, namun dapat dihindari oleh si pria tinggi. Meski begitu, Minhyung tidak menyerah. Dengan liar dan terlatih, ia berusaha mengejar Johnny untuk mendaratkan sebuah pukulan dan tendangan, berkali-kali tanpa mengenal jeda. Namun, tetap tak kunjung berhasil. Johnny bukan lawan yang tepat untuk remaja seusia Minhyung sebenarnya, akan tetapi karena anak itu ingin sekuat Johnny, ia tak peduli. Minhyung harus mengalahkan Johnny.

Minhyung bisa membaca gerakan seseorang dalam satu waktu, Johnny tahu itu. Makanya, ia selalu menggunakan teknik yang berbeda tiap kali latihan dengan Minhyung. Gerakan yang tak bisa dibaca agar Minhyung tidak bisa mengelabuinya. 

Tiap gerakan yang Johnny ajarkan padanya, Minhyung dapat mengingatnya dengan mudah sehingga ia bisa menguasai segala gerakan dalam waktu yang singkat dan dapat melawan dengan mudah. Otaknya seperti merekam suatu kejadian kemudian memutarnya bagai kaset. Itu keistimewaan yang dimiliki Minhyung.

Berkali-kali menyerang namun selalu gagal, kadang membuat Johnny kesal juga. Anak ini selalu menyerang menggunakan emosi sehingga taktiknya kurang tepat dan pukulannya sering meleset. Minhyung sulit berkonsentrasi saat sedang kesal. Karena itu, ia meraih lengan Minhyung yang terulur untuk memukul wajahnya dengan satu tangan. Dalam gerakan cepat, Johnny berhasil menahan Minhyung dengan mencekik lehernya.

"Dengar, kau tidak akan menang kalau emosimu tetap seperti itu. Tenangkan dirimu, kosongkan pikiranmu saat berkelahi, karena tujuanmu itu untuk menang, bukan hal yang lain. Jadi lupakan semuanya, hanya fokus pada lawanmu." Pria tinggi itu menatap Minhyung yang matanya sudah berair. Ia tahu anak itu menangis bukan karena kesakitan, tapi ada emosi lain yang mengganggunya. Jadi, Johnny segera melepaskannya.

『 Twin's Missions 』 ✿ Jaeyong FamsWhere stories live. Discover now