Chapter 12 ❀ A Man With Scars

4K 359 58
                                        

Seoul, Korea Selatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seoul, Korea Selatan

Pukul 2 siang, Mark mendapati kalau ada seseorang yang sedang menguntit adiknya, Jeno.

Sekarang, karena Mark tiba-tiba ada firasat buruk tentang adiknya, ia pun memutuskan untuk berjaga di sekitar Jeno hari ini sampai ia pulang. Setidaknya, ia ingin memastikan keadaan Jeno aman, dan yang benar saja dirinya mendapati seseorang dengan pakaian serba hitam, menggunakan tudung jaket dan masker tengah mengikuti Jeno. Pastinya sekarang jam istirahat, Jeno keluar dari rumah sakit karena beberapa Dokter Senior meminta tolong padanya untuk membeli kopi kaleng di supermarket yang jaraknya lumayan jauh dan kalau berjalan kaki membutuhkan waktu sekitar 25 menit.

Ketika Jeno keluar dari supermarket dengan membawa sekantong plastik putih berisikan minuman dan makanan kecil, ia hendak berjalan kembali ke rumah sakit. Dirinya hanya seorang diri karena teman-temannya yang lain sedang sibuk. Jeno benar-benar tidak menyadari kalau ada orang yang mengikutinya sedari tadi. Bahkan ketika orang itu tiba-tiba mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya, Jeno masih tak menyadari, tetap berjalan kaki sambil mendengarkan lagu melalui earphone yang terpasang di kedua telinganya.

Orang itu memerhatikan sekitar dan memastikan kalau lingkungan yang mereka lewati adalah tempat yang cukup sepi dan tidak ada orang meski di siang hari. Begitu, ia merasa aman, barulah ia menghunuskan pisaunya ke arah punggung Jeno. Namun, ada orang lain yang menghentikannya dengan membekap mulutnya dengan satu tangan, lalu satunya mencengkram tangannya yang terangkat tinggi di udara. Itulah Mark Lee.

Mark berusaha mengunci pergerakan orang itu dan menahannya sampai Jeno berjalan jauh, meninggalkan mereka. Ia sedikit kesulitan karena orang itu bergerak liar, mencoba melepaskan diri dari pegangannya, tapi setidaknya ia tahu kalau dirinya lebih kuat. Manakala Jeno sudah mulai tak terlihat, Mark pun melepaskannya, orang itu menjauh untuk bersiap menusuknya dengan pisau yang masih berada di genggaman, namun Mark lebih cekatan menahan kepalan tinju orang itu tepat di hadapan wajahnya, lalu memberi bogeman mentah menggunakan tangan lainnya.

Orang itu terhempas begitu saja ke jalan, pisaunya pula lepas dari tangan dan Mark tidak berhenti sampai di situ. Tinjunya dikepal sekuat mungkin, meneteskan lebih banyak darah akibat luka goresan ketika menahan pisau tadi, lalu memberi pukulan bertubi-tubi dengan penuh emosi. Ia baru akan berhenti ketika orang itu sudah jatuh pingsan.

Mark berusaha mengatur napasnya yang tersengal dan mengibaskan tangannya yang berdarah ke udara, menahan rasa perih. Seketika amarah bergelung dalam dada, membuat darahnya berdesir panas. Dilihatnya luka yang berdarah itu terlihat cukup lebar di telapaknya, tapi bukan itu yang membuatnya emosi sekarang. Mark sangat marah sampai tidak bisa mengatur kekuatan pukulannya tadi setelah mengetahui orang-orang ini mulai bergerak lagi; mencoba untuk menyakiti adik-adiknya untuk kesekian kalinya.

"Sialan kau, Lee Sejun."

❀❀❀

Walaupun sudah dihajar habis-habisan, Mark masih tidak melepasnya dengan mudah. Orang yang sudah tak sadarkan diri itu dibawanya ke markas yang cukup jauh dari perkotaan, disekapnya di sebuah ruangan yang cukup gelap. Tubuhnya diikat pada sebuah kursi, mulutnya disumpal sebuah sapu tangan kotor. Setelah emosinya dapat terkontrol dengan baik, barulah Mark duduk di satu kursi yang berhadapan dengannya. Ia mengapit sebatang nikotin yang menyala lalu mengisapnya perlahan. Di tangannya ada sebotol air mineral yang masih baru. Digunakannya untuk menyiram orang itu agar cepat sadar.

『 Twin's Missions 』 ✿ Jaeyong FamsWhere stories live. Discover now