4.8K 428 28
                                    




ƪ(‾.‾")┐



Di mobil

"Kamu deket banget ya sama Christy." Shani tiba-tiba membuka obrolan di tengah kesunyian yang menyelimuti mereka.

Chika menoleh ke Shani sebelum fokus lagi ke jalanan, "Dia satu-satunya yang gue punya saat ini."

Shani mengerutkan keningnya dan bertanya dengan sangat hati-hati, "Maaf sebelumnya, tapi orang tua kalian?"

Chika menghela nafas berat, "Orang tua kita masih ada kok. Tapi gatau deh sekarang mereka dimana."

"Maksudnya?"

Chika menoleh ke arah Shani lagi, "Mereka sibuk kerja." Ada sesak yang dirasakan Chika saat ini. Ia kembali melihat ke depan dan melanjutkan, "Hampir 3 bulan mereka gak pulang. Jadi gue gatau, sebenernya mereka masih inget apa gak sama kita."

Chika melanjutkan, "Sebenernya gue gak peduli sama diri gue sendiri, gue cuman peduli sama kity. Gue gamau liat dia nangis karena kangen sama mami papi."

Shani tidak tahu harus menjawab apa, ia hanya mengusap pundak Chika dan menyalurkan kekuatan padanya.

Saat ini Chika merasa tidak mengenali dirinya sendiri. Mengapa dengan mudahnya ia bercerita pada seseorang yang bahkan belum ia kenal selama sebulan? Apalagi menyangkut keluarganya. Tidak tidak. Ini bukan Chika. Kemana perginya Chika yang tertutup dan cuek? Ada apa dengannya? Entahlah. Chika sendiri juga tidak tahu.

Di lain sisi, Shani melihat sosok Chika saat ini terlihat rapuh. Mata coklatnya terlihat menyimpan begitu banyak kesedihan. Mengapa Shani merasa ingin mengenal lebih jauh sosok Chika? Shani ingin mata coklatnya itu memancarkan kebahagiaan dan tak lagi kosong.

Setelah percakapan tadi, tidak ada lagi obrolan di antara mereka berdua, hingga akhirnya mereka pun sampai di kediaman Silvestre. Rumah yang sangat besar bak istana, rumah dengan paduan warna putih dan biru pastel.

Menurut Chika, rumah ini masih cukup besar jika sudah digunakan untuk menampung ibu-ibu pengajian sekomplek, menjadi posko kebanjiran dan jadi tps pemilu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menurut Chika, rumah ini masih cukup besar jika sudah digunakan untuk menampung ibu-ibu pengajian sekomplek, menjadi posko kebanjiran dan jadi tps pemilu.

"Lo tinggal sama siapa aja ci di sini?"

"Mommy, Daddy, kak Gaby, Zee dan 20 ART termasuk pembantu, tukang kebun, supir, bodyguard dan satpam." Chika hanya melongo mendengarnya, karena walaupun rumahnya juga besar tapi ia tidak mempekerjakan ART sebanyak itu karena ia tidak membutuhkan banyak ART.

"Haha lucu banget sih Chik muka kamu. Biasa aja kali." Ucap Shani melihat reaksi Chika sangat menggemaskan.

"Mommy sengaja mempekerjakan banyak ART, katanya biar ada temen kalo yang lain pada gak ada di rumah." Ucap Shani menjelaskan dan Chika hanya mengangguk.

Shani tersenyum, "Kamu mau mampir dulu?"

Chika mencoba menolak halus, "Gausah deh ci, mungkin lain waktu aja."

DANDELIONS [ShanChik]Where stories live. Discover now