17 nih

3.7K 351 4
                                    




ƪ˘)┐



Hari ini. Di hari sabtu pagi yang cerah Chika sudah berada di rumah Shani, dan hari ini tepat dua minggu sebelum mereka bertunangan. Ia sengaja tak mengabari Shani karena rindu dengan mommy Anin katanya. Jangan percaya ya.

"Kamu mau kemana rencana hari ini?" Tanya Anin.

"Gak kemana-mana mom, mau disini aja." Balas Chika.

"Oh gitu."

"Ci Shani mana mom?"

"Masih di kamar kayaknya, kamu samperin gih." Suruh Anin

"Yaudah aku ke kamarnya dulu ya mom." Ucap Chika lalu pergi ke kamar Shani.

Tok tok tok

"Masuk aja mom gak dikunci." Ucap seseorang dari dalam kamar.

Chika membuka pintu, terlihat Shani yang ternyata sedang duduk fokus di depan laptopnya. Menutup pintu perlahan lalu menghampiri Shani.

Grep

Chika memeluk leher Shani dari belakang lalu mencium pipi Shani.

"Pagi-pagi udah sibuk aja." Ucap Chika.

"Astaga Chika, kamu ngagetin aja deh, aku kira mommy."

"Hehe."

"Kok kamu gak bilang kalo mau ke rumah?" Tanya Shani menatap Chika sekilas lalu kembali sibuk dengan laptopnya.

"Sengaja."

Chika memperhatikan jari-jari Shani yang masih asik bergerilya di atas keyboardnya, entah apa yang ia kerjakan. "Kamu lagi ngapain sih yang?"

"Aku lagi ngerjain proposal untuk acara osis nanti."

Chika tak membalas, ia malah asik mencium bahu dan leher Shani dari belakang.

"Geli Chik." Kata Shani.

"Biarin, lagian akunya dianggurin." Ucap Chika lalu kembali mencium pundak Shani. Shani pun berhenti mengetik dan menutup laptopnya.

Shani berdiri, dengan segera Chika memeluk Shani, menenggelamkan kepalanya di leher Shani sambil mendusel dan menghirup leher Shani yang masih wangi sabun.

"Geli sayang."

"Aku kangen banget sama kamu sayang." Ucap Chika memeluk Shani erat.

Shani membalas pelukan Chika, "Padahal baru kemaren kita ketemu." Balasnya.

"Gatau, rasanya tuh pengen sama kamu terus."

"Ututu lagi manja banget nih manusia kutub kesayangan aku."

Chika melepaskan pelukannya dan menatap Shani lekat, begitu juga Shani. Chika mulai memajukan kepalanya perlahan hingga mereka bisa merasakan deru nafas mereka satu sama lain dan riuh detak jantung yang saling bersahutan.

Chika memiringkan wajahnya. Ia makin mendekatkan wajahnya hingga jarak bibir mereka tersisa satu senti.

Dan...

Tok tok tok

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, mereka sontak menjauhkan wajah mereka.

Ekhem Chika berdehem menetralkan detak jantungnya dan kecanggungan antara mereka. Sedangkan Shani mengedarkan pandangannya karena gugup.

Tak heran, mereka memang belum pernah berciuman lagi setelah waktu itu Chika berani mencium Shani. Masih canggung rasanya.

"Ci.. Ada yang nyariin dibawah." Teriak Zee di luar pintu.

DANDELIONS [ShanChik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang