07🤬🖕

4.5K 410 14
                                    




ƪ˘)┐


Di kantin lagi

Suasana kantin seperti biasa. Ramai. Meja kantin pun juga cepat terisi penuh, bahkan kelima gadis itu tidak sempat mendapatkan tempat.

"Yah. Kita gak kebagian tempat nih weh." Ucap Ara melihat kantin yang sudah penuh.

Chika melihat sekeliling dan menangkap meja yang bisa ia tempati bersama teman-temannya. "Kita duduk bareng kitty aja tuh."

"Yaudah yuk." Mereka pun menghampiri meja Christy dkk.

"Hai guys! Kita boleh gabung ga?" Tanya Olla sok akrab.

Zee, Chrisry, Adel dan Kathrina menoleh ke arah mereka. Zee memperhatikan sekitar yang memang tak ada tempat yang tersisa.

"Boleh kok kak." Jawab Zee.

"Makasih ya." Ucap Chika.

Mereka mengangguk. Chika dkk lalu duduk bergabung dengan teman-teman adiknya.

"Jadi siapa yang mau pesen?" Tanya Olla pada sahabatnya.

"Ya lo lah la, siapa lagi?" Jawab Mira.

"Anjing. Gantian kek." Kesal Olla.

Chika berdiri, "Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesen."

"Nah gini kek, lo emang terbaik deh Chik." Ucap Olla sumringah

"Halah. Kalo ada maunya aja lo muji." Ceplos Mira yang hanya dibales 'bodo' dari Olla.

"Gue mi ayam ama es teh." Ucap Ara.

"Gue bakso ama es tes." Ucap Oniel.

"Gue samain aja kek Oniel." Ucap Mira dan Olla bareng.

Chika lalu pergi memesan dan menunggu pesanan mereka. Tak jauh dari Chika, ada seseorang yang tersenyum tipis ketika melihatnya.

Setelah siap, Chika membawa semua pesanannya menuju mejanya. Ketika ia berjalan, ia tak menyadari ternyata ada sebuah kaki yang menghalangi jalannya hingga membuatnya tersandung dan jatuh hampir tengkurap tapi masih bisa ditahan oleh kedua tangannya agar tubuhnya tak menyentuh lantai dan semua yang ia bawa pecah berantakan. Bahkan suara pecahan itu mampu menarik perhatian seluruh penghuni kantin.

"AKKHH!" Pekik Chika yang agak tertahan karena merasakan sakit yang amat perih.

Kedua tangannya terkena tumpahan kuah panas dari bakso, dan juga kedua telapak tangannya yang berdarah hebat akibat pecahan-pecahan beling dari mangkok dan gelas yang menancap. Perih dan nyeri yang ia rasakan membuat tangannya mati rasa.

Chika menengok ke arah orang yang menyelengkatnya. Orang itu melirik Chika dan tersenyum miring.

Ternyata itu adalah Mirza. Orang yang mulai menaruh dendam pada Chika setelah kejadian di kantin sebelumnya.

"ASTAGA CHIKAAA!" Shani berlari menghampiri Chika dengan wajah yang terlihat panik dan khawatir.

Shani melihat tangan Chika yang terluka parah, "Chik, tangan kamu." Ucap Shani dengan kekhawatiran yang sangat terlihat.

"Aku gapapa kok ci." Jawab Chika sok kuat.

"Apanya yang gapapa?" Kesal Shani karena jawaban Chika yang sok kuat. "Kita ke rumah sakit sekarang!"

Tanpa aba-aba, Shani segera menarik lengan Chika, membawanya ke parkiran dan pergi ke rumah sakit.

Teriakan Shani yang sebelumnya membuat orang-orang yang ada di meja Christy berhamburan untuk melihat apa yang terjadi. Namun mereka tidak sempat melihat, karena Shani sudah lebih dulu membawa Chika pergi.

DANDELIONS [ShanChik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang