26

2.6K 291 21
                                    




ƪ˘)┐


Kamis pagi yang cerah ini, Chika sudah bersiap menjemput Shani untuk pergi ke sekolah bersama, dan ini sudah menjadi rutinitasnya setiap hari. Tiada hari tanpa Shani.

Chika dan Shani sudah berada di dalam mobil. Chika sangat fokus dengan jalanan sebelum akhirnya ia teringat dengan satu hal.

"Sayang." Panggil Chika.

"Ya?"

"Hm.. Aku mau bilang sesuatu, tapi kamu jangan marah ya." Ucap Chika agak gugup.

"Apa? Bilang aja, Chik." Balas Shani yang merasa Chika akan membicarakan suatu hal yang penting.

"Tapi janji ya kamu jangan marah."

"Tergantung apa yang kamu bilang. Emangnya apa yang mau kamu omongin?"

"I-itu.."

"Itu apa?"

"A-aku ikut kompetisi berkuda equestrian jumping." Jujur Chika agak gugup.

Shani menatap Chika, "Kapan kamu daftar?" Tanya Shani.

"M-minggu lalu."

"Kenapa kamu baru ngasih tau aku sekarang?" Tanya Shani dingin. Jujur saja, Shani merasa kesal karena Chika baru memberitahunya setelah seminggu.

Chika meminggirkan mobilnya di bahu jalan karena sepertinya ia harus meminta maaf sekaligus merayu Shani agar tak marah padanya.

Chika mengambil kedua tangan Shani. "Sayang.. Maafin aku ya karena baru ngomong sama kamu. Aku sebenernya mau bilang jauh jauh hari tapi aku lupa karena mikirin masalah Mirza." Ucap Chika dengan tatapan bersalahnya.

Shani tak menatap Chika. Ia masih kesal.

"Ci.. Sayang... Kamu mau kan maafin aku?" Ucap Chika sedih.

"Kapan kompetisinya?"

"Rabu besok." Jawaban Chika sontak membuat Shani menatap tajam Chika.

"Rabu besok?" Tanya Shani memastikan. Chika hanya mengangguk takut.

"Gak ya, aku gak izinin. Kamu mending keluar dari kompetisi itu." Jawab Shani yang membuat Chika bertanya-tanya.

"Kenapa? Ini kan bakal jadi pengalaman pertama aku ikut kompetisi."

"Aku gamau kamu kenapa-napa Chik. Apalagi hari Jum'at itu kita udah harus pergi ke Lombok."

Chika paham kenapa Shani tak mengizinkannya, tapi bagaimanapun ini sebuah kesempatan untuknya bisa ikut serta di kompetisi itu.

"Aku janji, aku bakal baik-baik aja." Chika meyakini.

"Tapi-"

"Please.." Mohon Chika dengan tatapan sendu.

Shani tak tega melihat ekspresi memohon Chika yang nampak begitu menginginkan kompetisi itu. "Oke. Kalo sampe kamu kenapa-napa, aku gak akan izinin kamu ikut beginian lagi." Final Shani.

Chika tersenyum. "Syap! I'll be fine. Kan kamu tau sendiri kalo aku jago banget." Ucap Chika diakhiri kekehan.

"Sombong." Jawab Shani yang sontak membuat Chika tertawa.

"Udah ya.. Kamu gak perlu khawatir." Ucap Chika lalu mencium kening Shani lama.

Mereka pun melanjutkan perjalanan ke sekolah karena sebentar lagi gerbang akan di kunci.





Setelah bilang ke Shani, Chika juga bilang ke kedua orang tuanya. Awalnya Aya dan Arandhy juga tidak setuju, tapi Chika berhasil menjanjikan kalau dirinya akan baik baik saja.

DANDELIONS [ShanChik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang