Bab 28 - Keputusan Maria

264 51 8
                                    

Kereta Bisnis yang ditumpangi oleh Hermand dan Maria telah berangkat meninggalkan stasiun. Mereka akan tiba di Batavia beberapa jam lagi. Kereta berbahan bakar batu bara itu memiliki suara peluit yang cukup nyaring. Beberapa kali Maria terlihat kaget ketika kereta itu mengeluarkan suara yang cukup keras.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Hermand dengan penuh perhatian. Ia sudah berjanji kepada Arya akan menjaga Maria. Karena itu ia ingin memastikan Maria nyaman di perjalanan. Gadis itu mengangkat wajah dan menatap Herman, kemudian mengangguk.

"Tidak apa-apa," katanya.

Ia berusaha mengalihkan perhatiannya pada buku tebal yang sedang dibacanya. Maria sadar ia tidak boleh manja. Mulai sekarang tidak ada Arya yang akan selalu melindunginya. Demi dapat bersekolah, ia yang telah memilih untuk meninggalkan rumah dan ikut Hermand ke Belanda.

Perjalanan mereka masih sangat panjang dan lama. Berdasarkan dari apa yang ia dengar, jika naik kereta api lalu kapal, mereka akan perlu waktu berminggu-minggu bahkan hingga lebih dari sebulan untuk dapat mencapai Belanda. Ia harus dapat menahan sedikit ketidaknyamanan seperti suara ribut peluit kereta.

Setidaknya tempat duduk mereka cukup menyenangkan. Hermand membeli tiket untuk satu kompartemen yang dapat diisi empat penumpang. Ada dua pengawalnya yang ikut dan mereka memilih berjaga di luar sehingga kompartemen mewah ini hanya diisi oleh dirinya dan Maria.

Kompartemen mereka ini dilengkapi sofa dan meja lebar yang memisahkan kedua sofa yang saling berhadapan. Hermand duduk di sofa pertama dan Maria di seberangnya. Untuk menyibukkan diri, Maria meletakkan buku di depannya dan kembali membuka halaman terakhir yang dibacanya tadi. Ia segera tenggelam ke dalam dunia yang sedang ia baca.

Hermand hanya senyum-senyum seorang diri sambil mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja membentuk irama teratur mengiringi bunyi kereta yang beradu pada rel.

Ia melirik keluar jendela dan melihat pepohonan berlalu begitu cepat. Pemandangan di depannya berubah dari pepohonan perbukitan menjadi lahan sawah yang sangat luas.

Sepertinya sekarang sedang musim tanam karena Hermand bisa melihat beberapa petani mulai menanam padi yang hijau. Ada juga orang yang tengah membajak sawah dengan berdiri di atas kayu yang ditarik oleh kedua kerbaunya yang berjalan beriringan.

Seiring dengan berjalannya kereta, pemandangan berganti menjadi sawah-sawah hijau yang sudah setengah dewasa. Terlihat sangat menyegarkan karena hamparan sawah-sawah itu seperti permadani hijau sejauh matanya memandang.

Rasanya seperti melihat perubahan baru. Ah, mungkin itu tandanya sekarang Hermand dan Maria berada di tahap memulai awal baru di kehidupan mereka. Ya, mungkin seperti itu...

Semua pemandangan yang mereka lewati terlihat mengabur seperti waktu yang mereka lalui bertiga. Rasanya baru kemarin Hermand masuk sekolah baru dan duduk sebangku dengan Maria yang pintar. Ia tersenyum-senyum saat mengingat tinju Arya yang melayang tepat di wajahnya tanpa disangka setelah membuat Maria menangis.

Ketiganya kemudian berubah menjadi sangat dekat. Mereka hampir melakukan semuanya bersama. Bermain, belajar, bersepeda hingga lulus bersamaan. Hermand tak pernah menyangka bahwa sekarang Maria akan ikut bersamanya ke Belanda.

"Mau aku turunkan tirainya?" tanya Hermand saat matahari pagi menyingsing begitu terang di samping jendela mereka.

Maria ikut melirik ke samping dan mengernyit saat melihat matahari tampak menyilaukan matanya. Gadis itu otomatis menaikkan tangannya untuk menghalau sinar matahari tersebut. Hermand pun menarik tirai jendela kereta. Cahaya matahari masih bisa menembus beberapa celah tirai sehingga Maria masih bisa membaca.

Setelah itu Maria kembali larut dalam bacaannya membuat Hermand kembali bingung bagaimana cara menghabiskan sisa waktu perjalanannya.

Ia juga tidak mau repot-repot membuka buku karena ia sudah lulus dan tidak ada tugas yang wajib ia kerjakan atau nilai yang harus ia kejar agar tidak tertinggal dengan Arya atau pun Maria.

Raden Arya AdinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang