Bab 55 - Hidup Di Zaman Yang Salah

426 36 9
                                    

"Kau kenapa?" tanya Maria sambil mengerutkan kening, melihat ekspresi Arya yang tiba-tiba terlihat aneh. Ia mengangkat tangannya dan menyentuh pipi pemuda itu. "Eh, wajahmu panas. Kau sakit? Kenapa tiba-tiba begini?"

Arya mengerjap-kerjapkan matanya saat tangan Maria yang lembut menyentuh pipinya. Ini adalah tangan yang tidak segan-segan membedah kodok, tikus lab, dan dilumuri darah. Namun, terasa begitu lembut di kulitnya.

Duh... entah kenapa jantung Arya justru berpacu semakin kencang.

Dasar Maria... kenapa sih dia begitu tidak peka?

"Kau demam? Apa karena tadi sempat kehujanan ya?" Maria menatap Arya dengan ekspresi kuatir. "Kulihat kau sering bergadang hingga dini hari akhir-akhir ini. Itu pasti memengaruhi sistem imunitasmu sehingga kau menjadi sakit saat terkena air hujan. Kenapa kau sering tidur subuh?"

Arya tidak sepandai Maria. Ia harus bekerja sangat keras setiap harinya untuk dapat memahami dan mengikuti pelajaran di kampus. Otak menggunakan energi jauh lebih banyak daripada anggota tubuh lainnya. Setiap kali ia belajar keras, energi yang ia habiskan rasanya tidak kalah banyak dari atlet maraton. Itulah yang membuat Arya sering merasa lelah. Namun, karena akhir-akhir ini ia kembali menulis, waktunya di malam hari terambil untuk menulis dan membuatnya kurang tidur.

Ahh... mungkin Maria benar. Daya tahan tubuhnya sekarang menjadi lemah karena ia kurang menjaga pola tidur yang baik.

Hal ini membuat Arya agak malu. Bagaimana bisa calon dokter justru sakit karena tidak menerapkan pola hidup sehat?

"Aku tidak apa-apa," kata Arya. Ia melengos ke samping untuk menghindari menatap wajah cantik Maria yang berada begitu dekat dari wajahnya. Namun, Maria tidak mengerti kenapa Arya menjauh. Ia malah berjalan mendekati pemuda itu dan memegang lengannya.

"Kau berjanji akan merayakan ulang tahunku tiga hari lagi," kata Maria dengan bibir mengerucut. "Kau harus cepat sembuh."

"Oh, begitu ya? Sekarang kau suka ulang tahunmu?" tanya Arya sambil berkacak pinggang.

"Aku akan dapat banyak hadiah, tentu saja aku suka," kata Maria sambil mengangkat bahu. Ia menatap Arya dengan sungguh-sungguh. "Dan kau benar. Kalau aku tidak pernah dilahirkan, aku tidak akan pernah bertemu Arya. Aku harus menyukai hari ulang tahunku."

Kata-katanya membuat seisi dada Arya dipenuhi perasaan hangat yang membuncah. Pemuda itu mengangguk dan tersenyum. Dengan satu tangan ia pelan-pelan melepaskan pegangan tangan Maria pada pergelangan lengannya. "Bagus. Kita akan merayakan hari ulang tahunmu dengan istimewa. Aku akan sembuh, jangan kuatir."

Arya mundur perlahan dan melambai pada Maria. Ia memutuskan untuk pergi sebelum ia kehilangan kendali. Keinginannya untuk mencium Maria saat ini begitu kuat dan ia takut merusak kedekatan di antara mereka kalau sampai ia melakukan hal yang membuat Maria terkejut dan mungkin marah.

"Kau tidurlah. Ini sudah malam," katanya cepat sebelum menghilang di balik pintu.

Sebelum Maria sempat bertanya, Arya telah masuk ke kamarnya. Gadis itu hanya bisa menatap heran pada pintu kamar yang tertutup. Ia tidak mengerti dengan sikap Arya akhir-akhir ini.

Sementara itu, Arya menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dan memejamkan mata.

Bagaimana ia harus menyikapi perasaannya kepada Maria yang tumbuh bersamanya dengan status adik angkatnya ini?

Di titik ini, ia sudah mengetahui dengan baik apa yang ia inginkan dan itu adalah Maria. Semua yang ia lakukan dalam hidupnya berputar di sekitar Maria. Ia hanya ingin membuat gadis itu hidup dengan baik dan merasa bahagia. Saat ini adalah masa paling berharga dalam hidupnya karena ia dan Maria tinggal bersama dan menghabiskan sebagian besar waktu dengan satu sama lain.

Ia membayangkan bisa terus begini sampai mereka berdua tua dan beruban. Ia menulis novel-novel petualangannya dan Maria menjadi dokter atau ilmuwan yang bekerja untuk kepentingan umat manusia. Mungkin mereka juga akan punya satu dua anak yang menggemaskan yang akan mereka besarkan dengan penuh kasih sayang.

Arya memijat keningnya dan tiba-tiba kepalanya terasa sakit.

Betapa indah mimpinya. Namun kenyataan segera mengetuk pikirannya dan menyadarkan Arya bahwa ia dan Maria hidup di zaman yang salah.

.

.

.

____________________

Catatan Missrealitybites:

Ahhh... ini adalah hari terakhir NanoWrimo (National November Writing Month) yang bikin saya berusaha publish bab setiap hari. Terima kasih sudah mengikuti dan mendukung saya setiap hari. Saya berhasil publish selama 25 hari dari 30 hari. Yah, lumayan yaa...

Semoga bulan December saya masih bisa lanjut ya. Semoga. Saya akan usahakan yang terbaik.

Oya, buat teman-teman yang mengikuti komiknya di Webtoon, saya ada pengumuman nih. Jadi memang bulan Mei yang lalu komik 1912-1932 pernah ditawari kesempatan utk official. Saya agak lama baru bisa ngobrol lagi sama editor Webtoon tentang teknisnya, karena artist saya, Sukma, selama berbulan-bulan ga bisa ngegambar rutin. Ga bisa dipaksa dong kalau Sukma sedang ada halangan utk menggambar. Jadi waktu itu saya hanya bisa nunggu dan coba bikin komik lain aja.

Beberapa minggu lalu saya akhirnya ngobrol lagi dengan editor Webtoon dan sepertinya saya akan batal mengajukan official karena setelah kita diskusi, menurut beliau komik 1912-1932 itu kurang cocok untuk Webtoon. Terlalu slow burn dan kurang menjual. Yang laku dan dicari oleh Webtoon sekarang adalah komik tentang drama rumah tangga.

Saya akui, ini satu2nya cerita saya yang slow burn. Semua cerita saya yang lain fast burn kok. Tapi saya ga mau maksa ubah ceritanya biar fast burn karena buat saya cerita ini memang beda sendiri. Saya juga sudah lama mikirin ini dan kayanya emang ga bisa maksa biar kisahnya berubah jadi komik drama konflik rumah tangga. Saya ga mau... wkwkwk.

Jadi akhirnya, dengan berat hati saya mundur aja deh. Komiknya akan tetap lanjut di kanvas sampai selesai. Doakan biar artisnya bisa kerja dengan konsisten ya. Saya sudah hire artist baru, namanya Wangsa, dan artis yang sebelumnya, Sukma, akan tetap bantu juga. Semoga dengan kombinasi keduanya, komik 1912-1932 bisa lancar terbitnya sampai selesai.

Karena komik itu bakal tetap di Kanvas, tidak jadi official, artinya saya ga akan dapat promosi dan income dari Webtoon. Saya akan keluar uang pribadi untuk produksi komiknya tanpa dapat income sama sekali (artist-nya kan harus dibayar... wkwkwk). Jadi, saya mohon support teman-teman utk promosiin novel dan komiknya ke sebanyak mungkin orang yaa... minimal biar upaya yang saya kerahkan bersama kedua artistnya bisa mendapatkan hasil berupa view dan dukungan pembaca.

Saya juga buka Karya Karsa untuk advanced chapter nantinya. Siapa tahu ada pembaca yang terketuk support di Karya Karsa untuk mengurangi kemiskinan authornya... wkwkwk.

Anyway.. untuk kalian yang membaca di sini, saya kasi bonus opening versi baru yang kalian bisa baca duluan. Ini juga sekaligus spoiler untuk ceritanya di masa depan.

Selamat membaca ^^

https://karyakarsa.com/Missrealitybites/comic-1912-1932-revisi-opening

Btw, itu gratis ya. Kalau link-nya ga bisa dibuka, kalian Google aja lah "karya karsa missrealitybites". Nanti pasti ketemu.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raden Arya AdinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang