Bab 44 - Pembicaraan Tentang Calon Istri Arya

132 30 2
                                    

Arya tertegun mendengar kata-kata ibu. Ia tidak menyangka di kepala ibunya sudah terpikir tentang calon istri untuk dirinya. Bukankah ia masih sangat muda? Umurnya baru 20 tahun lebih sedikit. Bahkan sebenarnya Arya kadang-kadang masih merasa dirinya seperti seorang anak saat ia berhadapan dengan ibunya.

"Ibu ini kenapa sudah memikirkan calon istri untukku, sih?" tanya Arya sambil merengut. "Ayah dulu menikah dengan ibu setelah ia lulus kuliah dari Belanda."

Ibu menatap Arya dalam-dalam dan berkata dengan nada serius. "Tentu saja. Ayahmu kuliah di luar negeri. Saat itu ia jauh dari Indonesia sehingga tidak bisa dilakukan pernikahan. Kalau kau kan tinggal di Jawa saja. Kita bisa mencarikan calon istri untukmu dari anak bupati atau wedana di sekitar karesidenan Periangan."

Arya hanya bisa garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia menyadari bahwa keluarga besarnya seolah terobsesi dengan pernikahan. Ia ingat waktu dulu liburan ke rumah kakek di Ciwidey bersama Maria dan Hermand, kakek juga menyinggung tentang calon istri Arya.

Duh... apa jangan-jangan mereka sudah punya calonnya ya?

"Aku mau fokus kuliah dulu, Bu," kata Arya akhirnya. "Aku tidak mau konsentrasiku buyar karena mengurusi keluarga, istri dan anak. Ibu mau aku lulus menjadi dokter, kan?"

Ia balas menatap Ibu dengan ekspresi serius.

Ibu mengangkat sebelah alisnya dan berkata, "Justru agar kau bisa fokus belajar, ibu mau ada perempuan di sini yang bisa mengurusi semua kebutuhanmu."

"Kan ada Maria yang bisa melakukannya?" tanya Arya lagi.

Ibu menggeleng. "Tidak bisa. Maria nanti akan menikah dan mengurus suaminya. Dia tidak bisa mengurusimu terus."

Arya mendesah panjang. Ia lalu memeluk ibunya dan menghentikan perdebatan mereka yang selalu saja berputar-putar dalam urusan pernikahan, entah dirinya entah Maria.

"Sudah ya, Bu. Kita bahas hal itu nanti saja." Arya memeluk ibunya erat-erat. "Aku akan memasak makan malam, untuk menunjukkan kepada ibu bahwa aku bisa mengurus diriku sendiri. Jadi, ibu tidak usah kuatir dan buru-buru mencarikanku istri."

.

.

.

___________________

Catatan Missrealitybites:

Mohon maaf babnya pendek-pendek ya, teman-teman. Saya sedang sangat sibuk dengan acara G20 (saya interpreter di sana), beberapa novel dan juga komik saya. Jadi saya ga bisa nulis banyak di sini.

Raden Arya AdinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang