Chapter 3. Pertemuan pertama

650 54 5
                                    

💜Ssaem, I Love U💜

.
.
.
.
.
.
.

Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Ting! Nong!

Suara berisik bel ruangan mengusik tidur pagi Taehyung di hari libur. Remaja ini menarik selimut sampai ke atas kepala dan menutupi telinganya. Namun suara bel masih saja terdengar menggema. Saking kesalnya ia pun melempar bantal kepada angin.

"Anjing bah! Ribut kali kalian!" teriaknya frustasi. Berpikir bahwa itu mungkin Jong-in dan Jungkook.

Dengan hentakan kaki kesal ia melangkah dan membuka pintu dengan nada marah. Lalu menyulutkan emosi lewat ucapan. "Kau cari mati, ya!" teriaknya, membuat satu manusia di depannya ini melotot kaget. Taehyung terdiam saat ia salah prasangka.

"Aku tidak ingin mati. Tapi jika mengusik, aku akan datang lagi nanti."

Pria itu berlalu akan pergi. Tapi sebuah suara husky menghentikannya

"Masuklah!" Terdengar seruan menitah. Pria itu pun masuk dan pintu tertutup.

"Kenapa datang pagi-pagi sekali?" Taehyung mulai mengintrogasi.

"Habisnya tadi malam kau tidak bilang waktunya. Siang nanti aku ada les privat dengan murid lain."

Taehyung pun menuju westafel dan membasuh wajahnya, lalu beranjak menuju lemari es. Mengambil satu botol minuman kaleng dingin dan menyediakannya untuk satu guru yang datang ke tempatnya.

"Minumlah. Aku pikir Ssaem tidak akan datang. Padahal semalam aku hanya pura-pura, lagian aku mana punya gitar. Daripada main gitar lebih baik aku main game."

Pengakuan itu membuat Yoongi menatap tak percaya. "Apa kau tidak menyukai pelajaran musik?" Taehyung menggeleng seenaknya. Tanpa tau ia mungkin menyakiti Yoongi, karena muridnya satu ini tak suka pada pelajarannya.

"Kenapa?"

"Ya, karena aku tidak pintar bermusik. Ssaem, aku nggak punya waktu untuk bermain musik. Memikirkan pelajaran sekolah saja sudah rumit bagiku."

"Berhentilah bermain game. Usiamu belum pantas terlalu berpacu pada game. Itu bahkan tidak menguntungkan." Terlihat Taehyung yang menatap tak suka.

"Jika aku menyuruh Ssaem berhenti bermain piano apa kau akan melakukannya?" timpal Taehyung.

"Bukan seperti itu. Tapi setidaknya kurangilah. Kau sudah menduduki kelas akhir. Belajar itu lebih diperlukan dari bermain game. Nanti, setelah lulus kau bebas bermain sepuasmu. Tapi untuk saat ini fokuslah dulu."

"Apa kau ibuku?" Yoongi diam.

"Ibuku saja tidak melarang. Kenapa kamu yang bahkan bukan siapa-siapa melarangku?"

"Ya sudah, kalau memang tidak jadi belajarnya. Ssaem akan pergi."

"Secepat itu?" Yoongi berhenti dan menatap satu objek yang sedang duduk di sofa kecil.

"Ssaem, kau bahkan belum minum apa yang kusuguhkan. Bukankah itu namanya tidak sopan?"

"Seberapa banyak kau tau rumor tentangku?"

Taehyung tersenyum kecil. Ternyata ada buah penasaran dari sosok itu juga. "Kenapa? Apa aku nggak boleh tau rumor itu? Ssaem, rumor itu menyebar dengan cepat, lebih cepat dari racun yang menjalar dalam tubuh."

"Apa hanya kau yang mengetahuinya?" Taehyung mengangkat alisnya tanda jawaban iya. Padahal Jong-in dan Jungkook juga tau akan hal ini.

"Tolong rahasiakan rumor itu," pinta Yoongi.

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDWhere stories live. Discover now