Chapter 24. Lamaran

513 44 0
                                    

💜Ssaem, I Love U💜


Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Jong-in memandangi langit ruangan Taehyung dengan si empunya rumah yang juga melakukan hal yang sama, tapi tatapan kosongnya terarah ke lantai.

"Ternyata memiliki hubungan dengan sesama jenis itu berat, ya? Apalagi untuk diterima di dunia yang menciptakan lawan jenis untuk kita," keluh Jong-in pada jiwa yang sedang melayang entah ke mana. Taehyung bahkan tak mendengarkan Jong-in yang sibuk bercurhat ria.

Ternyata remaja itu tadi melihat Guru Kim yang datang dengan seseorang tak dikenal. Dibopong menuju pintu kos Jungkook sebelum ditinggal begitu saja. Tapi dilihat dari cara jalan orang dewasa itu Jong-in tau kalau Seokjin mabuk berat. Dia hanya memerhatikan dari kejauhan sebelum saat terdengar pintu dibuka. Jong-in tak ingin mengganggu, jadi dia pergi ke kamar Taehyung.

Kalau sudah begini, yang risau bukan cuma Jungkook ataupun Taehyung, tapi Jong-in juga ikut andil. Walau sebenarnya dia baik-baik saja. Orang tuanya setuju dengan apa yang diinginkan Jong-in lebih tepatnya tidak peduli, tapi melihat kehidupan percintaan kedua temannya, ia ikut resah.

"Tae, bagaimana dengan Guru Min?"

Oknum yang ditanyai tak menjawab sama sekali. Masih bergeming dengan pikiran rumit yang mengelabu di kepalanya. Sebelum akhirnya Jong-in menyenggol pundak sang teman.

"Hei! Kau melamun?" tegur Jong-in, membuat Taehyung tersentak kaget.

"Kau kenapa lagi?" Taehyung hanya menggeleng. Malah ia bangkit dan meninggalkan Jong-in di sofa sendirian. Membanting diri ke atas kasur dan kembali melamun. Melihatnya membuat Jong-in menghela napas.

"Punya teman tapi tidak pernah mau cerita masalahnya. Disimpan aja teros," gerutu Jong-in kembali menidurkan diri di sofa dan menatap langit rumah.

"Jong! Berapa bulan lagi ujian kelulusan?" Taehyung mulai bertanya.

"Sebulan lagi. Ada apa?"

Taehyung bergeming dan kembali menatap langit kamar. Sebelum coba pejamkan mata. Mengabaikan pertanyaan Jong-in yang kesal akibat perilaku Taehyung.

"Aneh!" umpat Jong-in kesal.

*****


Mentari kembali ke timur dan bersinar dengan terang menyala. Pria berbibir tebal itu mulai membuka matanya lamat-lamat dan mendapati sosok polos di depan mata. Senyum terpapar indah di wajah lembut itu. Tangannya tergerak mengelus wajah muda itu sehingga akibat sentuhannya membuat sosok manis Jeon ikut terbangun. Kedua mata sayu mereka bertemu pandang.

Terdiam cukup lama untuk saling menatap kepolosan wajah masing-masing saat bangun di pagi hari. Untunglah ini adalah hari Minggu sehingga keduanya libur dan bisa berleha di atas ranjang bersama.

"Ssaem? Kau baik-baik aja?" Jungkook mulai bertanya sambil tangannya menyentuh kancing jas panjang Seokjin yang belum terbuka sejak semalam.

Deheman dengan senyuman simpul yang selalu terlihat adalah jawaban atas pertanyaan Jungkook pagi ini. "Enggak. Jangan berbohong. Ssaem pasti nggak baik-baik aja, iya 'kan?"

Jungkook menatap mata itu. Memberitahu bahwa ada dia yang siap mendengar keluhan Seokjin. Namun Seokjin tak ingin Jungkook tau masalahnya. Takut itu akan jadi beban bagi remaja ini.

"Jangan pikirkan masalahku. Pikirkan saja ujianmu bulan depan. Aku baik-baik aja kok."

Jungkook memeluk raga itu dan mendusel ke dalam dekapan hangat Seokjin. Berpikir bahwa pelukannya dapat meredakan kecamuk yang merajalela. Tentu saja orang yang mendapatkan afeksi menenangkan itu ikut membalas kasih sayang yang serupa dengan mengecup pucuk kepala Jungkook yang harum.

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang