Chapter 19. Kehancuran hati Jungkook yang tiada obatnya

505 45 0
                                    

💜Ssaem, I Love U💜

Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Waktu terus berlalu dan sekolah Hankook hari ini pulang cepat karena banyak guru yang pergi melayat dan pastinya untuk menghormati si pemilik hak atas mereka.

Di sore hari ini, ketiga sekawan sudah berdandan rapi dengan jas hitam yang pastinya dimiliki masing-masing orang di Korea. Apalagi ini adalah pakaian resmi untuk acara menghadiri kematian seseorang. Sudah pasti Taehyung, Jungkook, dan Jong-in punya dan segera dipakai. Berdandan rapi dan ketiganya jadi mirip bak pengawal istana.

 Berdandan rapi dan ketiganya jadi mirip bak pengawal istana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat tiba di rumah agung Kim Seokjin. Mereka bertiga terpelongo kagum. Begitu besar sampai-sampai ingin memandang puncaknya sedikit menyilaukan karena pas pada arah mendaratnya mentari di Barat. Seketika itu juga Jungkook semakin minder dan sadar diri. Apakah dia pantas untuk lelaki setajir Kim Seokjin?

"Ayo, masuk we!" ajak Jong-in menggandeng lengan Jungkook dan membiarkan Taehyung berjalan lebih dulu di depan mereka. Terlihat ramai karena bukan hanya mereka orang yang berkunjung. Kenalan ayah Kim dan teman Seokjin sangat banyak, apalagi teman ibu Na yang juga melimpah ruah. Belum lagi saudara, sepupu, tetangga, dan semuanya. Hampir seluruh umat di Korea Selatan datang. Hanya hampir, jangan anggap serius.

Jong-in paling takut jika Jungkook hilang, karena keramaian dan rumah yang cantik itu dapat membudekkan telinga Jungkook biasanya. Saat terpukau, Jungkook suka tuli tiba-tiba.

Taehyung melambaikan tangannya pada seseorang. Dia adalah guru Min yang ternyata memang menunggu Taehyung sedari tadi. Jong-in dan Jungkook sudah tidak lagi curiga, mereka sudah tau kalau Taehyung dan Guru Min sudah bersama. Mana boleh ada rahasia antar teman, iya tidak?

Seokjin yang berada di antara orang-orang hanya bisa sibuk menelisik ruangan penuh manusia itu. Apalagi dengan lengan yang masih setia dirangkul. Sengaja diikat Jong-in ketat-ketat di antara pinggang. Bahkan tak segan menggenggam tangan Jungkook.

Jika teman sekelas bilang Jungkook dan Jong-in cocok akibat mereka yang selalu terlihat mesra. Namun kedua orang ini tak pernah memiliki perasaan lebih dari seorang teman.

Setelah cukup lama menunggu Taehyung mengobrol dengan Yoongi, ada buah kebosanan di diri Jungkook. Ia membisikkan sesuatu kepada Jong-in dengan menarik si pemilik lengan yang menggenggam tangannya.

"Lama banget sih." Ternyata mengeluh pada Jong-in. Si empu yang mengerti pun menarik pundak Taehyung untuk berbisik.

Jungkook tak tau apa yang dibisikkan Jong-in pada Taehyung. Tapi keramaian sudah buat Jungkook gelisah. Perkaranya adalah Jungkook tidak suka tempat yang berisik dan suara obrolan sana-sini membuat Jungkook hampir-hampir pusing.

"Kata Taehyung nanti, tunggu sepi," bisik Jong-in kembali padanya.

"Heh, serius ini?! Nunggu sepi kapan sepinya woi! Kepalaku udah sakit," keluh si gigi kelinci.

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDWhere stories live. Discover now