Chapter 25. Hari bahagia Jungkook

502 42 1
                                    

💜Ssaem, I Love U💜


Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Di kediaman istana megah Kim Seokjin. Jungkook dan orang tua duduk manis di sofa mahal tersebut. Tentu ibu Jeon yang berasal dari kaum sederhana sangat terpukau akan kemegahan rumah itu. Tempatnya nyaman, dekorasinya enak dipandang mata.

Pembantu menyediakan teh untuk diminum. Ayah Kim turun dan ikut andil dalam urusan anaknya, tentu itu harus karena memang orang tua diperlukan untuk bertemu antara dua belah pihak.

Jungkook tak berani menatap lantang ayah dari orang yang dicintainya, sebut saja calon ayah mertua. Terlalu menantang nyali jika dia berani lakukan itu. Ayah Kim bahkan tak tersenyum, padahal ayah Jeon sudah tebarkan senyum hormat.

Hmmm...Begitulah raut Tuan Kim😌

"Paman, Bibi, minumlah dan nyamankan diri kalian." Keduanya mengangguk dan menyeruput minuman itu sedikit.

"Jadi kalian orang tua anak ini? Siapa namanya?"

"J-jeon Jungkook," jawab ayah Jeon.

"Papa. Bertanyalah dengan sedikit lebih sopan," tegur Seokjin berbisik.

Tuan Kim pun menghela napas gusar. Sangat kentara bahwa ia tidak suka dengan kehadiran mereka. Ibu Jeon mulai merasa tidak nyaman jika raut wajah Tuan rumah seperti tak menghargai pertemuan keluarga ini.

"Aku dengar dari Seokjin, kalau kalian tinggal di Busan?" Lagi, ayah Jeon menganggukinya.

"Iya, Pak. Dan kami disuruh hadir ke sini karena putra Anda memintanya. Katanya untuk perjumpaan keluarga, sebab anak Bapak ingin menikahi anak kami," jawab si ayah.

"Apa dia anak satu-satunya?" tanya Tuan Kim.

"Ah, tidak. Dia punya dua adik di bawahnya."

"Oh. Apa semuanya laki-laki?" Ayah Jeon mengangguk.

"Kalau begitu ubah saja kelamin kedua putramu yang lain." Seokjin menatap sang ayah. Begitupun ketiga orang di hadapannya, tak menyangka orang tua itu dengan lancang berkata demikian.

"Papa!"

"A-apa maksud, Bapak?" tanya Ayah Jeon bingung.

"Jika kalian ingin menikahkan putra kalian dengan putra orang lain. Lebih baik ganti kelamin mereka. Hanya kalian yang melegalkan hubungan sesama jenis."

Siapa yang tidak akan sakit hati? Jika suatu ucapan menyinggung privasi?

"Tuan? Tolong jaga bicaramu. Kami sudah sopan mau datang ke sini atas permintaan anakmu. Tapi kau coba menyindir kami? Anak yang kau bahas adalah anak kami, lalu kenapa Anda yang mempermasalahkan itu?" sulut ibu Jeon yang terlanjur murka.

"Maafkan atas perkataan ayahku. Dia tidak bermaksud seperti itu. Tolong, maafkan." Tuan Kim malah tersenyum dan seperti tidak merasa bersalah.

"Ya sudah, jika memang mereka ingin menikah. Aku hanya akan menerima apa yang dijanjikan mereka. Seokjin bilang anakmu bisa hamil. Kita lihat saja, jika setelah menikah putramu dapat menghasilkan maka aku akan terima dia di keluargaku, tapi jika tidak, maaf! Kau harus bawa putramu kembali."

"Pa!" tegur Seokjin.

"Apa?! Dasar orang kaya tak punya sopan santun. Aku menghargaimu karena putramu. Tapi kau bahkan tak menghargaiku di sini. Daripada berkerabat denganmu. Lebih baik kami mengundurkan diri lebih dulu. Ayo, Sayang, ayo Kook, kita pulang saja!" Ibu Jeon menarik anaknya agar pulang. Tapi Jungkook menolak.

"Bu, Kookie bisa kok penuhi persyaratannya. Lagian kami berdua udah periksa dan memang Jungkook bisa hamil," bujuk Jungkook. Sang ibu masih tidak menyangka bahwa Jungkook sama sekali tidak paham bahwa dia tidak diinginkan ayah Kim.

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDWhere stories live. Discover now