Chapter 5. Ketidak-sengajaan

514 42 4
                                    

💜Ssaem, I Love U💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kringgggg!

Di jam pertama kelas 12C telah masuk satu guru yang menjadi kesukaan Taehyung. Yah, guru IPA, Bapak Park Jimin yang terhormat. Pupil itu membesar dengan menatap penuh kagum satu sosok yang sedang menerangkan pelajaran itu.

"Jadi, apa itu simbiosis mutualisme?"

Jimin melihat satu mata yang memang hanya mata itu menatap dirinya. "Iya, Kim Taehyung, kamu tau apa itu simbiosis mutualisme?" Sang guru mulai bertanya. Taehyung hanya tersenyum.

"Ssaem, bisa sebut namaku sekali lagi?" pinta Taehyung.

"Jangan mau, Ssaem. Nanti Taehyung terangsang payah. Dia ini kalau terangsang sekali---alatnya langsung bereproduksi," sahut jujur Jong-in membuat Taehyung geram.

"Bagus itu, Jong-in. Jadi kita akan masuk pelajaran bagian-bagian alat reproduksi, besok."

"Waw!" semua murid tampak sangat memahami jika pelajaran itu. Berhubung mereka telah sampai di kelas akhir. Mengulang pelajaran adalah hal yang lumrah.

"Waduh, Ssaem. Taehyung kalau belajar hal itu pikirannya bakal jorok terus. Nanti malam pasti Taehyung bakal mimpi basah deh."

Mulut bocor Jong-in memang perlu di lakban, sepertinya. Taehyung dibuat ampun-ampun sama mulut kelewat batas Jong-in. Sementara si guru hanya terkekeh kecil melihat gelar murid-murid dia. Jimin tak menganggap serius ucapan itu. Ia pun melanjutkan pelajaran mereka.

Guru demi guru masuk ke kelas mereka. Membuat kebosanan merajalela. Hingga terdengarlah sesuatu yang membangkitkan semangat.
.
.
.
.
.
.
.

Kringggggg!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi. Jong-in dengan cepat menutup buku matematikanya dan menyimpan rapi di dalam tas. Menghampiri bangku kedua temannya.

"Yuk, ke tempat biasa." -Jongin.

Taehyung langsung bangkit, namun Jungkook malah terlihat lesu dan seperti tak punya gairah hidup.

"Kook, kenapa kau? Sakit?" heran Jong-in. Jungkook langsung mengangguk. Membuat Jong-in panik dan mengecek suhu tubuh Jungkook terlebih bagian jidat.

Merasa ditipu, Jong-in pun mendesis kesal. "Nggak pun. Jungkook ini bohong aja," kesal Jong-in.

"Yang sakit di sini." Jungkook memegang dada kirinya.

"Mana?" Jong-in pun merabanya sekaligus sedikit bergelayut nakal membuat Jungkook menepuk tangan itu.

"Tanganmu! Kupotong nanti baru tau kau!" pekik Jungkook membuat Jong-in cengengesan.

"Kau kenapa?" Kali ini yang bertanya si remaja yang tempramental, Kim Taehyung.

"Guru Kim Seokjin nggak masuk hari ini. Aku jadi nggak semangat hidup. Pengen mati aja."

Bweehh!

Kedua temannya malah seperti ingin muntah. Jungkook terlampau bucin dan lebay deh. "Kamis 'kan dia masuk," sahut Taehyung.

"Kau hapal roster pelajaran, ya?" tanya Jong-in.

"Cuma Bahasa Korea, sih. Karena dia guru yang kuwanti-wanti."

"Jiahhh! Taehyung baru kali ini takut sama guru, syumpahhh! Eh serius?! Kau kok takut sih sama Pak Kim?" Jong-in mulai penasaran.

"Iya. Kesel tau!" sambung Jungkook tiba-tiba dan tidak jelas sumber maksudnya.

"Masa iya Guru Kim hapalnya cuma nama kau!" Jungkook menghela napas gusar.

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDWhere stories live. Discover now