Chapter 7. Akhirnya diungkapkan

494 36 16
                                    

💜Ssaem, I Love U💜



Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Jong-in keluar dan ia terkejut saat tiba-tiba muncul seseorang yang hendak mengetuk pintu. Menjerit sekuatnya membuat Jungkook ikut terkejut.

"Ada apa?" Jungkook mendelik.

"Haiss....Ssaem~ hampir aja jantungku copot," keluh Jong-in.

Orang itu malah tersenyum. "Maaf. Oh iya, kamu teman Taehyung, 'kan?" Jong-in mengangguk.

"Taehyung bersama kalian, ya? Soalnya Ssaem pencet dan ketuk ruangannya tidak ada orang di dalam sepertinya." Seokjin menunjuk kamar nomor dua dekat anak tangga.

"Itu ruangan Saya, Ssaem," akui Jong-in.

"Oh, itu ruanganmu. Berarti Ssaem salah." Seokjin mengecek kembali ponselnya.

"Ssaem, mau ngapai cari Taehyung?" Jungkook sedikit penasaran.

"Ah, tidak ada. Ini, hanya mau antar makanan. Takut terbuang dan Ssaem kebetulan sudah makan di luar bareng guru lain tadi. Jadi masakannya takut basi besok." Jong-in pun manggut-manggut, namun terdengar si teman yang menghela napas gusar. Sepertinya agak cemburu dan Jong-in tau itu.

"Ah, iya. Kamu---Kim---Jongin, ya?" Si pemilik nama mengangguki.

"Oh iya, berarti saya salah lihat. Kamar nomor 09?" Jong-in menunjuk atas. Nama Taehyung dan Jong-in berdempetan sehingga Seokjin salah melihat nomor tempat.

"Lantai dua Ssaem."

"Oh, terima kasih ya. Kalau begitu Saya akan ke san--"

"Eh, nggak perlu, Ssaem. Kebetulan ada Jong-in yang lagi mau ke atas. Jadi titipin aja sini. Nanti Ssaem naik-turun tangga capek. Belum lagi bangunin Taehyung kayak bangunin kebo. Jadi biar Saya saja. Soalnya saya tau kodenya, Ssaem," anjur Jong-in. Sang guru pun mengangguk paham.

"Ya sudah, Ssaem minta tolong, ya?"

"Sip!"

"Oh iya, Ssaem masuk aja dulu. Pasti habis dari kumpul-kumpul agak letih, yekan? Istirahat dulu di dalem sama Kookie, Ssaem. Nanti saya kembali siap antar ini."

"Oh tidak perlu, Nak--Ssaem mau--"

"Ssaem. Sekali-sekali nggak papa kok singgah ke rumah murid."

Dari gaya-gayanya Jong-in merencanakan sesuatu. Seokjin pun tak bisa menolak dan menuruti kemauan Jong-in. Jungkook agak kesal sama temannya karena ini adalah hal paling mendebarkan saat berjumpa dengan guru tercinta. Tapi tak apalah Kook. Itung-itung pedekate.

____
Jong-in mengernyitkan dahinya. Pintu Taehyung tak terkunci dan diganjal  sebuah payung. "Siapa sih orang tadi?" Jong-in pun menyingkirkan payung dan membiarkan pintu kembali terkunci.

Saat masuk terlihat Taehyung yang kepalanya dikompres dan di meja ada air dalam baskom, rokok, dan kotak handphone. "Apa Taehyung punya kekasih? Kenapa sepeduli ini sama dia? Eh, tapi 'kan Taehyung sukanya sama Pak Jimin? Mana mungkin dia ada kekasih. Woh! Jangan bilang penguntit?" Jong-in segera ingin membangunkan Taehyung dengan menggoyang-goyang tubuh temannya itu.

Namun Taehyung sama sekali tak ingin membuka matanya. Akan tetapi bibirnya berkata, "Jangan ganggu aku. Atau kubunuh kau!"

Telinganya dapat mendengar bahwa yang datang Jong-in, tapi matanya masih terasa lelah. "Tapi, Tae seseorang masuk ke sini, Bodoh!"

"Pergilah! Aku mau istirahat."

"Eh, aku mau ngantar makanan dari Pak Seokjin."

"Ambil aja untukmu. Aku tidak selera makan."

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDWhere stories live. Discover now