Chapter 32. Jadilah manusia yang bisa menerima segala kekurangan

642 41 1
                                    

💜Ssaem, I Love U💜



Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
"Woi! Aku mau pigi kerja. Kalo bosen pergilah ke tempat Jungkook. Ingat! Jangan lakukan hal macam-macam atau akan kusumpahi matimu nggak akan tenang," tegurnya pada sosok Taehyung yang hanya melamun menatap langit rumah. Tubuh jakung itu berbaring tenang di atas sofa dengan jiwa melayang-layang.

"Woi! Kau dengar, nggak?!"

"Iya!" bentak Taehyung dengan raut marah. Jong-in terlihat senang sekali, seperti kembali membuat Taehyung ke sifat aslinya yang mudah marah. Mungkin lebih tenang jika lihat Taehyung seperti biasa daripada lihat dia yang diam, tapi diamnya aneh.

Jong-in pergi dan meninggalkan sosok Taehyung sendirian di rumahnya. Manusia satu ini kembali melamun dan berkabung atas rasa sedihnya.

*****

Kembali ke keluarga Jungkook. Pemuda Jeon menyediakan segala kebutuhan pakaian suaminya di pagi hari ini. Meski Seokjin melarang karena perutnya yang semakin besar, tapi si gigi kelinci tetap tak menurut.

Seokjin menyelipkan dasi ke kerah bajunya lalu setelah itu membiarkan istri tercinta yang mengaitkannya. Sekalian melihat wajah manis itu saat begitu serius mengikat dasi. Setelah usai, Jungkook merapikan pakaian sang suami dan Seokjin benar-benar terlihat tampan dengan pakaian formal itu. Tentu hasil pekerjaannya mendapatkan hadiah; yakni kecupan hangat di dahi yang cukup lama. Hingga terlepas dengan bunyi yang begitu khas.

"Jaga dirimu ya, Sayang. Kalau ada sesuatu segera kabari suamimu, hm?" Jungkook tersenyum dan mengangguk.

Baru akan melangkah pergi, tangan Seokjin enggan dilepas Jungkook. "Hari ini nggak bisa libur kah?"

"Tidak, Sayang, jika aku libur untuk alasan apa? Tapi jika kamu mau melahirkan sekarang, mungkin aku bisa libur." Jungkook terlihat murung.

"Hei, mana senyum yang tadi kulihat? Ayolah, jangan seperti itu."

"Tapi aku takut, Sayang. Bayi kita udah mau masuk 10 bulan. Bagaimana jika terjadi sesuatu?" Seokjin mencoba menenangkan Jungkook dengan memeluk tubuh si manis.

"Percayakan semuanya pada dokter. Mereka yang tau tentang ini. Yang terpenting adalah bayi kita masih bergerak di dalam, iya 'kan?" Jungkook mengangguk dalam pelukan itu.

"Bahkan sekarang dia menendang," jawab Jungkook.

"Tuh 'kan, anak kita cita-citanya menjadi pemain sepak bola." Jungkook terkekeh kecil dalam pelukan itu.

"Tidak akan ada apa-apa. Jangan khawatir." Akhirnya pemuda itu mengangguk mengerti dan melepaskan pelukannya untuk membiarkan sang suami pergi bekerja memenuhi kewajibannya mencari nafkah.

Sudah tidak diragukan lagi bahwa Seokjin tipe yang taat peraturan dan tak membedakan antara dirinya dan pekerja yang lain. Atasan harus bisa tegas dan memberi contoh baik pada bawahannya. Jika karena hal sepele ia libur, bisa saja banyak bawahan yang mengungkit pasal itu.

*****

Bumi terus berputar sesuai garis edarnya, sehingga belahan bumi bagian Korea mulai menunjukkan matahari yang begitu condong ke barat. Pertanda bahwa sore mulai menjelma.

Taehyung menerima telepon dari Jong-in bahwa ia disuruh ke taman dengan membawa suatu barang yang ketinggalan. Setibanya di tempat, terlihat Jong-in yang sudah menunggu dengan seikat besar bunga.

"Kau mau lamar siapa?" tanya Taehyung, saat ia sadar bahwa barang yang dibawanya adalah kotak cincin dan serikat bunga yang digenggam Jong-in.

"Siapa lagi. Dan kau pasti tau. Ayo temani aku ke sekolah."

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDWhere stories live. Discover now