Chapter 9. "Aku ingin merasakannya"

601 36 2
                                    

💜Ssaem, I Love U💜



Golden Maple
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Entah angin muson darimana? Taehyung datang di pelajaran ini setelah kesalahan kemarin; waktu ketahuan Seokjin. Selebih dari itu dia tidak pernah menginjakkan kaki ke laboratorium musikal itu. Di sini, dia .enghayati sosok Min Yoongi yang lihai memainkan piano. Sementara Jong-in selalu terkantuk-kantuk jika sudah masuk pelajaran musik. Terlalu menghayati sampai dia ingin tertidur.

Yoongi mengiringi murid yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar dengan pianonya. Tanpa sadar, mata Taehyung tak berkedip menatap sosok guru di depan sana. Namun di tengah asiknya bernyanyi tiba-tiba suara piano terhenti dan diisi dengan suara bersin Yoongi yang menggema.

Teman yang sudah membuka mulut untuk bernyanyi jadi terdiam dan spontan mendapat tawaan dari teman yang lain. Kegagalan di awal menjadi lelucon rasanya, bahkan Jungkook juga ikut terkekeh. Sedang Jong-in kebingungan setelah tersadar dari tidurnya yang hampir terbuai.

"Itu tidak lucu sama sekali." -Taehyung.

"Haa? Kau bilang apa?" tanya Jongin dengan mata kantuknya.

"Eh, serius. Aku ngantuk kali, Kook."

Jong-in langsung menjatuhkan kepalanya di pangkuan si gigi kelinci. Seorang murid memberikan Yoongi tisu. Dan itu menyita perhatian Taehyung.

*****


Akhirnya kelas berakhir juga dan murid-murid pada keluar. Sementara Yoongi masih bergeming di depan pianonya. Menghayati dengungan nyaring di kepalanya, serta gatal di daerah hidungnya, begitupun menyusul gatal di tenggorokan, sangat mengusik jalannya pembelajaran dia.

_____
"Ayo, Tae, balik ke kelas." Jungkook merangkul lengan Taehyung. Namun Jong-in malah melepaskan kembali.

"Kita aja yang balik. Dia biar urus pacarnya." Taehyung sudah menyiapkan kepalan untuk memukul Jong-in. Orang itu malah bersembunyi di balik Jungkook.

"Kookie! Selamatkan aku! Ayo cepat pergi, ada singa ngamuk. Takut!" Jong-in menarik Jungkook berlalu pergi.

Taehyung akan pergi tapi suara Yoongi menghentikannya. Suara batuk dan bersin itu terlihat kasihan. Taehyung pun berbalik dan tepat setelah semua murid pergi Yoongi menyandarkan kepalanya ke atas kap piano, sembari tangan memegang pangkal hidung yang terasa berdenyut nyaring.

Pluk!

Mata Yoongi terbuka. Tablet obat jatuh di depan wajahnya.

"Itu bagus untuk menurunkan demam."

Dingin. Yoongi menatap Taehyung lalu kembali kepada obat itu. Obat yang ia belikan tadi malam untuk anak belasan tahun di depannya. Yoongi pun kembali menegakkan tubuh dan mengambil obat itu. Ia mengeluarkan botol mineral dari dalam saku tas kerjanya. Menenggak pil itu dan semua beres.

Setelah obat, kini Taehyung menaruh ponsel ke hadapan Yoongi sambil berkata, "Catat nomor Ssaem di dalamnya."

"Untuk apa?" tanya Yoongi sedikit bingung.

"Jangan salah paham. Aku minta untuk kebutuhanku."

"Maksudnya?"

"Ssaem sendiri tau. Tidak perlu kujelaskan."

Yoongi hanya memandangi ponsel pintar yang dibelinya kemarin. Lalu mengambil sedikit ragu walau akhirnya ia mencatat nomornya juga di sana. Tapi kembali dihapus.

"Kok dihapus?"

"Taehyung, kau tau rumor tentang Ssaem, 'kan? Sebanyak apa yang kau tau?"

"Apa pentingnya itu. Sudah, berikan saja nomormu."

Ssaem, I Love U [Jinkook] ENDWhere stories live. Discover now