Deep

912 150 11
                                    


Happy reading

.

.

.

Ting..tong..

Jeno mengerutkan dahinya saat mendengar bunyi bel apartementnya dengan enggan dia beranjak dari tempat tidurnya, jalannya sedikit gontai karna badannya yang terasa panas dan sedikit meriang, siapa yang mengganggu istirahatnya sore itu

"Tungguuu" ujarnya jengah karna bel yang terus di pencet

Ting..tong..

Nana memencet bel pintu apartement Jeno berulang kali sampai laki laki sipit itu membukanya. Tampak wajah pucat Jeno yang sedikit lebam di beberapa bagian dihiasi oleh bulir keringat saat pintu terbuka

"Jeno" panggil Nana dengan wajah khawatirnya

Jeno langsung menggenggam pergelangan tangan Nana dan menariknya pelan masuk ke dalam unit apartementnya, pandangannya tampak tak berminat saat melihat laki laki dibelakang Nana

"Jeno kau sudah makan?" tanya Nana

"Sudah tadi pagi" jawab Jeno

"Kenapa tidak bilang kalau kau terluka!"

"Sudah jangan berisik kepalaku pusing. Temani saja aku disini" ujar Jeno lirih

Ia membawa Nana untuk duduk di tempat tidurnya lalu ia berbaring di samping Nana, tangannya tak melepaskan genggamannya pada tangan Nana "temani aku disini" ucap Jeno semakin lirih

"Jeno, badanmu panas sekali" Jeno hanya menganggukkan kepalanya, rasanya ia sudah tidak punya tenaga lagi untuk menanggapi kata kata Nana

Lama kelamaan genggaman tangan Jeno makin mengendur, deru nafasnya mulai teratur menandakan kalau dia sudah terlelap dalam tidurnya

Nana melepas genggaman tangan Jeno lalu pergi ke kamar mandi mencari handuk kecil, setelahnya ia mengambil wadah dan mengisinya dengan air. Nana berniat mengompres tubuh Jeno yang demam

Di sofa, Minhyung duduk dengan terus memandangi Nana yang sibuk sendiri mempersiapkan air untuk mengompres Jeno, tak ada niat sama sekali untuk membantu Nana merawat Jeno padahal dia bisa melihat susah payahnya Nana berjalan kesana kemari dengan masih menggunakan tongkat

"Tidak bisakah kau membantuku?"

"Kau butuh bantuan? Kenapa tidak bilang dari tadi, ku pikir kau bisa melakukan semua sendiri"

Tidak mau menanggapi cibiran Minhyung, Nana menyandarkan tongkatnya lalu berjalan pelan tanpa tongkat sambil membawa wadah yang berisi air, dahinya mengerut merasakan sedikit ngilu di tulang kaki kanannya

"Yyyaaa!! Apa yang kau lakukan" Minhyung menghampiri Nana

Minhyung ingin mengambil wadah yang dipegang Nana tapi perempuan itu tidak mau melepas wadahnya "aku bisa sendiri!" Tatapannya nyalang pada Minhyung

"Biar aku saja" ucap Minhyung dengan lirih

"Tidak perlu!!"

Prendimi (NoMinGS) ENDWhere stories live. Discover now