Parents

861 151 20
                                    

Happy reading

.

.

.

Rumah yang belum pernah Nana bayangkan akan ia pijak, hari ini telapak kakinya malah melangkah dengan riang dirumah tersebut. Rumah sederhana dengan satu lantai itu tampak sangat nyaman bagi Nana walaupun ini hari pertamanya menginjakkan kaki disini

Sambutan hangat dari ibu Jeno juga sangat membuatnya terkejut, ia selalu berpikir kalau bertemu dengan ibu dari kekasih pasti akan terkesan formal dan menegangkan tapi ini jauh dari bayangan Nana. Ibu Jeno dengan hangat membuka tangannya untuk memberi pelukan pada Nana

Sesekali wanita cantik itu membelai rambut Nana dengan penuh kasih sayang seperti pada anaknya sendiri, sebuah kasih sayang yang Nana rindukan selama ini, kasih sayang seorang ibu

Bukan hanya itu saja yang membuat Nana terkejut tapi perilaku Jeno saat dirumahnya juga membuat Nana berkali kali menggelengkan kepalanya heran, laki laki yang biasanya terlihat dingin dan jarang bicara itu berubah 180° menjadi Jeno yang manja dan banyak bicara. Segala hal ia akan bicarakan pada eommanya

Hari sudah menjelang sore, beberapa masakan juga sudah jadi. Nana membantu membawa masakan yang sudah jadi ke atas meja makan, ia menatanya dengan hati hati dan rapi

Jeno duduk di salah satu kursi meja makan dengan menatap Nana yang mondar mandir mengambil makanan dari dapur. Hatinya merasa bahagia melihat Nana yang tersenyum dengan cantik

"Berhentilah kalau lelah" ujar Jeno "biar aku yang teruskan"

"Tidak lelah"

"Kalau begitu, mandilah biar aku yang lanjutkan" Jeno berdiri dan mengambil mangkuk dari tangan Nana "kalau tidak direbut begini kau tidak akan menurut"

Setelah meletakkan mangkuknya di meja, Jeno mendorong pundak Nana menuju kamar mandi. Ia memberikan handuk pada Nana dan mempersilahkan Nana untuk mandi

"Jeno.."

"Nana.."

"Tapi eomma belum selesai"

"Biar aku yang teruskan, kau mandi saja. Aku sudah ambilkan kaosku kalau kau ingin ganti baju"

Setelah memastikan Nana masuk kamar mandi, Jeno pergi ke dapur menemani ibunya yang masih menyiapkan beberapa menu

"Kenapa masak banyak sekali?" Tanya Jeno

"Bawalah, nanti berikan juga pada Nana"

"Eomma, terimakasih"

"Kenapa berterimakasih?"

"Eomma sudah menerima Nana dengan kasih sayang"

"Dia anak yang baik, semua orang pasti langsung menyukainya"

"Dia kehilangan ibunya saat usia empat tahun jadi dia pasti sangat merindukan sosok ibunya lalu saat ia sepuluh tahun ayahnya juga pergi menyusul ibunya"

"Jadi kau bawa dia kesini untuk itu?"

"Hm. Begitulah. Aku ingin dia merasakan lagi kasih sayang orangtua, dia terlalu mandiri sampai kadang tidak tau cara bergantung pada orang lain, dia selalu merasa bisa melakukan semua sendiri padahal orang orang disekitarnya selalu siap membantunya"

Prendimi (NoMinGS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang