Umbrella

834 137 6
                                    

Typo itu wajar
Saya manusia biasa

Happy reading

.

.

.

"Dimana laki laki brengsek itu!!"

Pagi pagi, Yuta sudah bertandang ke ruangan divisi kejahatan pembunuhan dan membuat keributan, tujuannya hanya mencari laki laki sipit yang semalam terlihat mencium adiknya

"Siapa maksudmu?" Tanya Johnny "Minhyung?"

"Bukan! Lee Jeno"

"Dia belum datang"

"Suruh dia menemui aku!"

"Yyaa! Kau siapa memberi perintah seenaknya?!" Ujar Johnny kesal tapi Yuta tidak peduli dan pergi begitu saja

Di tempat lain..

Jeno sedikit ragu saat akan memencet bel pintu rumah Nana, ia belum siap untuk menghadapi kemarahan Yuta. Bagaimana kalau Yuta yang membukakan pintunya dan langsung memberinya tembakan tepat di tengah dahinya, Jeno bergidik ngeri ia masih ingin hidup

"Lebih baik aku hubungi Nana saja" gumamnya lalu mengambil ponselnya yang ada di dashboard mobilnya "aku sudah didepan"

Sepuluh menit kemudian Nana keluar dengan senyum cantiknya menghampiri mobil Jeno, dan langsung mengejek Jeno setelah masuk mobil

"Tidak memencet bel? Kau takut pada Na Yuta ya?" Nana terkikik geli melihat wajah tegang Jeno "dia sudah berangkat, jangan takut"

"Dia bilang apa semalam?"

"Emmm dia bilang ingin mematahkan lehermu, jadi hari ini jangan sampai bertemu dia" Nana makin tertawa karna wajah Jeno terlihat makin tegang "hahaha.. tidak, aku hanya bercanda, dia mungkin hanya takut kau menyakitiku seperti Minhyung. Kau tidak usah khawatir"

"Tidak Na, ini lebih dari itu. Kau saja yang tidak tau" batin Jeno

"Nanti tidak usah menjemputku, aku ada janji dengan Yangyang. Dia yang akan menjemputku"

"Kemana?"

"Ke butiknya"

"Biar aku yang antar"

"Jeno! Aku akan baik baik saja, oke"

"Nana.."

"Hari ini jadwalmu bertugas, jalankan tugasmu"

Walaupun sedikit takut untuk melepas Nana sendiri, Jeno memilih untuk membiarkan Nana hari ini, dia akan memantaunya dari pelacak yang ia tanam di kalung Nana

"Langsung hubungi aku kalau terjadi sesuatu"

"Aku mengerti kapten"

Jeno meraih telapak tangan Nana dan mengecup punggung telapak tangannya "Na, kau percaya padaku kan?"

"Iya"

Prendimi (NoMinGS) ENDWhere stories live. Discover now