Find

858 141 43
                                    

Ingat!!
Ini hanya cerita fanfiction tidak ada hubungannya dengan nama idol bersangkutan di dunia nyata
Ini hanya imajinasi penulis
Mari pintar membaca ff

Happy reading

.

.

.

"Nana... jangan pergi siaran" Nana mengerutkan dahinya saat suara diseberang telepon bergelayut manja memintanya untuk tidak pergi bekerja "aku ingin pergi kencan"

"Jeno, aku tidak pernah melarangmu pergi bertugas kenapa kau melarangku pergi bekerja" protes Nana yang kesal karna sedari kemarin Jeno terus melarangnya pergi ke Neo radio padahal besok jadwalnya siaran

"Aku ingin pergi kencan, terserah kau mau kemana akan aku turuti" Jeno terdengar masih merayu dengan berbagai cara agar Nana tidak pergi ke gedung Neo

"Hari ini saja bagaimana? Kau tugas malam kan. Kita bisa pergi kencan sampai sore"

"Aku tidak mau hari ini, aku mau besok"

"Jeno apa kau sedang kerasukan setan anak anak, huh?! Terserah kau sajalah, yang jelas besok aku harus siaran kau mau merayuku seperti apapun tidak akan mempan" Nana memutuskan sambungan teleponnya lalu mematikan ponselnya

Nana kembali larut dalam buku bacaannya, sebelum Jeno menelepon tadi Nana sedang asik membaca buku tentang broadcast

"Ada apa?" Tanya Winwin yang mendekati Nana lalu duduk disampingnya

"Tidak apa"

"Lalu kenapa wajahmu ditekuk"

Nana berdecak sebal "Jeno seperti bocah saja, merengek memintaku untuk tidak bekerja dan pergi kencan dengannya"

"Mungkin dia sedang merindukanmu"

"Aku mengajaknya pergi hari ini tapi dia tidak mau, dia terus memaksa untuk melakukannya besok"

"Dia pasti punya alasan" jawab Winwin tenang

"Tapi itu tidak masuk akal eonni"

"Coba pikirkan Na" Winwin menekuk kakinya sebelah di atas sofa dan menghadap adik iparnya "Jeno yang selalu kau bilang kutub selatan tiba tiba merengek seperti anak anak, pasti ada sesuatu. Mungkin dia sudah menyiapkan kejutan untukmu, atau jangan jangan dia mau melamarmu"

"Eonni!!"

"Kau juga sudah dikenalkan ke orangtuanya apalagi coba"

"Eonni, daya khayalmu semakin aneh. Dulu kau tidak seperti ini, pasti karna hormon kehamilan"

"Ck. Mana ada yang seperti itu"

"Aku belum mau menikah"

"Kenapa?"

"Aku ingin punya suami seperti Yuta oppa yang bisa membelikan rumah untukmu baru menikahimu"

"Kalau oppamu dengar ini dia pasti besar kepala. Kau bilang Jeno sudah punya apartemen"

"Iya, tapi dia membelinya dengan berhutang pada bank. Sekarang dia masih membayar untuk melunasinya setiap bulan"

Prendimi (NoMinGS) ENDWhere stories live. Discover now