🔱Trident🔱

898 135 6
                                    

Ingat!!
Ini hanya cerita fanfiction tidak ada hubungannya dengan nama idol bersangkutan di dunia nyata
Ini hanya imajinasi penulis, cerita karangan penulis

Cerita ini tidak ada hubungannya dengan agama, kepercayaan atau ajaran apapun. Ini murni cerita fiksi karangan penulis. Kalaupun ada kesamaan cerita dengan kehidupan nyata, itu murni karna ke tidak sengajaan.
Mari pintar membaca ff

Happy reading

.

.

.

Guk.. guk.. guk.. guk..

Eerrrrrghh

Gukk...

Kkiiiikkk...

Bugh..

Guk...

Bugh..

Kkeeekk..

"Sayang.. apa yang kau lakukan pada Namu!" Seorang wanita menghampiri tubuh bocah kecil berusia enam tahun dengan sedikit berlari setelah mendengar keributan di belakang rumahnya

Tangan bocah kecil itu berlumuran oleh cairan berwarna merah dan jemari kecilnya menggenggam sebuah pisau dapur yang sangat tajam. Pisau itu baru saja ia gunakan untuk bermain bersama hewan peliharaan keluarga mereka

"Dia menggigitku eomma jadi aku pukul kepalanya dengan ini" anak kecil itu menunjukkan pisau yang ia genggam tanpa ekspresi wajah datar

Anjing berjenis pomeranian dengan bulu putih berpadu dengan coklat keemasan itu sudah bersimbah darah tak bergerak bahkan disaat si anjing sudah tidak bergerak bocah kecil itu masih sempat melampiaskan rasa marahnya dengan menedang tubuh anjing itu

Ini adalah hewan peliharaan ketiga mereka yang berakhir mengenaskan di tangan anak satu satunya mereka

□ ~PRENDIMI~ □

Anak enam tahun itu kini sedang duduk di sebuah kursi disalah satu rumah sakit bersama orangtuanya, mereka sedang berada di ruangan seorang psikiater untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan anaknya

"Ini sudah ketiga kalinya kami melihat dia membunuh hewan peliharaan kami, bahkan setelah melakukannya dia dengan tenang menceritakan bagaimana kronologi kejadiannya, dia juga tidak merasakan ketakutan atau rasa bersalah"

Psikiater itu dengan tenang mendengarkan penjelasan dari orangtua anak tersebut, sedangkan si anak tengah bermain dengan mainan yang di berikan oleh psikiater tapi bukan bermain layaknya anak seusianya

Sedari datang anak itu mengamati sebuah mobil mobilan yang diberikan padanya, ia membolak balikkan mobil itu seperti mencari sesuatu. Tiba tiba ia berhenti dan menaruh mobil itu dilantai, ia berdiri dari kursinya, kakinya terangkat lalu ia hujamkan pada mobil mainan itu berkali kali

"Sayang! Apa yang kau lakukan!" Ibunya beranjak dan memeluk anaknya

"Eomma, mobil itu rusak kenapa diberikan padaku?" Ucap anak itu dengan pandangan datar

Prendimi (NoMinGS) ENDOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz