Part 5☄️

118K 11.8K 294
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Meeting berlangsung lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Meeting berlangsung lama. Menghabiskan waktu bermain Max dengan Shine. Sangat menyebalkan bagi Max, membuatnya ingin membatalkan kontrak begitu saja jika tak dibujuk oleh sekretarisnya.

Meeting selesai sekitar jam 9 malam. Max langsung pulang ke rumahnya, menolak tawaran makan bersama.

Kallius hanya bisa menggelengkan kepala tak berdaya melihat tingkah tuannya sedangkan Max kembali memantau pergerakan Shine.

Kini, gadis pujaannya itu sedang tertidur pulas sambil memeluk buku. Sangat menggemaskan.

"Berhenti di toko kue terdekat, Kall." Titah Max tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop seolah-olah sedang melampiaskan rasa rindu yang dipendamnya sedari tadi.

"Baik, tuan." Tanpa bertanya pun, Kallius sudah tahu kenapa Max memintanya berhenti di toko kue meski ia tahu tuannya benci makanan yang terlalu manis.

"Apakah dia berusaha melarikan diri saat aku meeting?" Celetuk Max.

"Tidak, tuan. Nona membaca buku dengan sangat tenang di atas kasur."

"Ternyata dia sesuka itu pada buku."

"Iya, tuan."

"Apakah kau sudah mengurus perpustakaan yang kubicarakan tadi pagi?"

"Sudah, tuan."

"Bagus! Semoga dia semakin betah tinggal di sisiku."

Kallius mencuri pandang ke arah Max yang masih saja fokus pada layar laptop. "Nona pasti akan betah tinggal di sisi tuan karena tuan sangat tampan, kaya raya, berkuasa, dan berkharisma. Akan tetapi, nona bisa saja kabur nantinya kalau tuan menyakiti nona. Nona bisa kabur jika terlalu takut pada tindakan tuan." Tuturnya hati-hati agar tak menyinggung perasaan Max.

"Jadi, maksudmu kau ingin aku melepaskan rantai di kakinya? Kau ingin aku membebaskannya?" Tanya Max tepat sasaran.

"Nona itu manusia, tuan. Saya sarankan, tuan tidak mengikat kaki nona lagi sebelum nona memberontak. Saya rasa, sikap nona sekarang menunjukkan bahwa nona menerima kehadiran tuan dengan lapang dada. Jika tuan memperlakukan nona dengan lembut dan penuh perhatian, pasti nona akan jatuh cinta pada tuan dan tidak ingin pergi dari sisi tuan." Jelas Kallius panjang lebar. Berharap tuan mudanya dapat mengerti arti ucapannya serta memperlakukan Shine lebih baik lagi.

Kallius sangat kasihan melihat Shine diikat seperti seekor binatang. Mungkin karena ia juga punya anak perempuan, makanya dia bersimpati pada Shine.

"Cerewet!"

Kallius menelan ludah kasar. Sia-sia saja ia berbicara panjang lebar kalau pada akhirnya, Max malah mengatainya.

Kallius pun lebih memilih menutup mulutnya rapat-rapat daripada mendebat Max karena tuan mudanya itu sangat lah keras kepala.

Dari kecil hingga sekarang, tetap keras kepala. Untung saja Kallius terbiasa menghadapi sifat Max. Selain itu, dia tak bisa meninggalkan Max begitu saja setelah ditinggal mati oleh tuan dan nyonya besarnya.

Kallius merasa bertanggung jawab berada di sisi Max sampai kapan pun. Meski sebenarnya, Max sudah bisa hidup mandiri mengingat usia pria itu sudah 30 tahun. Max juga sangat berkuasa. Tak akan butuh lelaki tua seperti dirinya.

"Kita sudah sampai, tuan," kata Kallius setibanya di depan toko.

"Beli lah lima kue yang terlihat paling cantik dibandingkan kue lainnya."

"Baik, tuan."

Kallius bergegas masuk ke dalam toko sedangkan Max tetap bergeming di tempat. Enggan bergerak dan berkedip. Terus mengamati Shine.

"Ah, Shine ku bangun." Max tersenyum melihat wajah linglung Shine. Gadis cantik itu celingak celinguk ke sana kemari, seperti sedang mencari seseorang. Kemudian, menggaruk kepalanya seraya menguap pelan.

"Kenapa dia sangat menggemaskan bahkan di saat baru bangun tidur?" Cetusnya heran.

Seumur hidup, baru kali ini dia menemukan perempuan yang berhasil menarik perhatiannya.

Semua hal dalam diri Shine membuatnya tertarik. Mulai dari rambut pirang lurus nan berkilau Shine, bola mata seindah lautan, bulu mata pirang yang sangat lentik, bibir tipis bak bunga mawar, tubuh kecil dan mungil, kulit seindah porselen, suara lembut mendayu, dan segala hal tentang Shine. Semuanya membuat dia tertarik!

Di matanya, Shine seperti Boneka hidup. Boneka yang harus dirawat dan dijaga supaya tak rusak oleh orang lain atau pun oleh dirinya.

Max suka melihat keindahan Shine dan Max ingin membuat keindahan itu bertahan lama.

Tiba-tiba, Max melotot kaget melihat Shine tersungkur di lantai akibat tersandung rantai.

Shine terlihat merenggut kesal dan memukuli rantai yang membelenggu kakinya. "Rantai sialan! Hidungku jadi sakit karena ulahmu!" Decaknya kesal.

Max terdiam sejenak. "Tapi ... Wajah kesalnya pun sangat menggemaskan."

Pria tampan itu menutup mulutnya, guna menahan tawa melihat tingkah merajuk Shine di lantai.

Gadis pujaannya itu tiduran di atas lantai sambil menatapnya memelas. Seakan-akan mengatakan kalau itu semua salah Max.

"Tunggu aku, Shine. Aku akan segera pulang dan membujuk mu." Bisik Max sembari mengecup layar laptop.

Tindakannya menggambarkan obsesi yang begitu besar pada Shine. Namun, ia menikmati hal tersebut karena merasa obsesinya sangat wajar dialami oleh seorang pria.

Bersambung...

6/9/22

firza532

Max's ObsessionWhere stories live. Discover now