Part 25☄️

83.1K 7.5K 385
                                    

Vote sebelum baca ⭐

"Aku tidak pernah selingkuh! Bahkan siapa laki-laki itu saja aku tidak tahu!"  Jerit Shine heboh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku tidak pernah selingkuh! Bahkan siapa laki-laki itu saja aku tidak tahu!"  Jerit Shine heboh. Takut Max salah paham dan kembali ke sifat semula. Sungguh, ia tak ingin perjuangannya selama ini berakhir sia-sia.

Max tertawa sinis. "Mana ada maling ngaku, Shine."

"Sumpah! Aku tidak mengenal pria itu. Pasti fotonya diedit." Tukas Shine tegas.

"Kau pikir aku bodoh, Shine?"

Sial!

Melihat raut wajah murka Max sekarang membuatnya yakin bahwa Max tidak akan mendengarkan penjelasannya dan gigih pada pemikiran sendiri.

Perjuangan Shine hancur lebur hanya karena sebuah foto.

Dia saja tidak tahu siapa pria di dalam foto. Menyebalkan!

Namun, Max lebih menyebalkan lagi! Pria itu tidak mempercayainya meskipun telah menghabiskan waktu berdua selama beberapa bulan belakangan ini.

"Terserah kalau kau tidak percaya. Yang jelas, aku tidak mengenal pria di dalam foto dan aku juga tidak pernah bertemu dengannya."

Shine pasrah.

Shine menyerah.

Shine tidak akan berusaha lagi mengendalikan Max karena pria itu begitu sulit dikendalikan. Max sangat tidak tertebak dan bisa berubah pikir dalam sekejap mata.

Tadi, Max berkata akan mendengarkan penjelasannya. Akan tetapi, nyatanya Max menutup telinga rapat-rapat dan mengabaikan penjelasannya.

Lebih baik Shine pergi jauh dari kehidupan Max dan menjalani kehidupan dengan tenang.

"Lucu sekali melihatmu, Shine. Padahal bersalah tapi malah menyalahkan ku." Ejek Max. Kian menyulut emosi Shine.

"Kau yang lucu! Baru beberapa menit yang lalu berkata akan mendengarkan penjelasanku, tapi sekarang sudah mengingkari ucapanmu sendiri. Apa otakmu sepelupa itu? Kemana otak pintarmu saat berbinis?" Cibir Shine.

Max menggeram kesal dan mengepalkan tangan marah.

"Astaga! Kau marah sekarang? Bukannya yang kukatakan itu fakta?" Kekeh Shine santai. Mungkin akibat terlampau kesal perjuangan panjangnya hancur dalam sekejap mata karena Max tak mempercayainya.

Shine mendengus kesal. "Cih! Sudahlah. Kita jalani saja kehidupan masing-masing. Untuk apa bersama jika pada akhirnya tak ada kepercayaan di antara kita?"

Tatapan Max langsung menggelap mendengar perkataan Shine. Pria itu mendorong Shine ke kasur dan menguncinya di bawah Kungkungan tubuh besarnya.

Aura mengintimidasinya tak membuat nyali Shine ciut. Shine malah membalas tatapan Max dengan berani.

"Aku mau kita putus!" Ucap Shine penuh penekanan.

Max tiba-tiba tertawa kencang. Tawa yang mampu membuat tubuh Shine bergidik ngeri.

Gadis cantik itu tersentak kaget kala Max mencengkram dagunya kuat. Terasa sangat sakit.

Shine berusaha menepis tangan Max tapi tangan Max tak bergerak sedikit pun dari dagunya.

"Sejak awal, kita tidak memiliki hubungan apapun, Shine. Jadi, untuk apa meminta putus?"

Shine mengerutkan kening heran. Lantas, apakah hubungan mereka selama ini di mata Max?!

Seakan mendengar suara hati Shine, Max pun menjawab. "Kau milikku, barangku. Dan aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi dari sisiku sampai kapan pun. Bahkan jika kau memohon dan bersujud padaku."

Shine melotot kesal. Mustahil baginya memohon, apalagi bersujud ke Max.

Oh no! Harga dirinya akan jatuh jika melakukan hal memalukan itu.

Max tiba-tiba tersenyum lebar. Kemudian, berbisik lirih di telinga Shine. "Ah ya, aku cukup terkejut melihat rubah manisku ini mulai melawan. Apakah topeng sok patuhmu sudah rusak, Shine?"

Gadis cantik itu menahan nafas kaget.

Bagaimana mungkin Max bisa tahu?

Max melepaskan cengkramannya. Beralih mengelus pipi Shine. "Terkejut bagaimana caraku mengetahuinya? Mudah saja, Shine. Tatapanmu dan gerakanmu mengatakan semuanya."

Shine melongo kaget. Jadi, untuk apa dramanya selama ini??! Untuk apa menahan diri dan menekan egonya selama ini?!

Kalau tahu begitu, lebih baik diam saja dan tak melakukan apapun.

Lamunannya buyar seketika kala Max mencium bibirnya. "Aku tidak peduli kau melakukan apa, tapi aku paling benci melihatmu bersama laki-laki lain."

Shine menghela nafas panjang. "Harus berapa kali kubilang kalau aku tidak bersama laki-laki itu? Aku saja tidak mengenalnya. Bahkan aku belum pernah melihatnya secara langsung."

"Kau pikir aku akan percaya di saat kalian semesra itu? Kau sudah terlalu sering menipuku, Shine."

"Bodo amat!! Berpikirlah sesukamu!!" Teriak Shine kesal.

"Oh, sekarang kau berani berteriak di depan wajahku? Ingin hukuman yang seperti apa? Hukuman menyenangkan atau menyakitkan?"

Shine mengacungkan jari tengahnya tepat di depan wajah Max akibat terlampau emosi. "Minggir!"

Max tersenyum. Lebih tepatnya senyuman psikopat. Senyuman yang membuat Shine mendadak menyesali tingkah impulsifnya. Entah bagaimana nasib Shine setelah ini...

Bersambung ...

1/10/22

firza532

firza532

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Max's ObsessionWhere stories live. Discover now