Part 11☄️

101K 10.1K 310
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Pertama kalinya Shine membuat Max merasa senang lantaran diakui sebagai calon suami

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pertama kalinya Shine membuat Max merasa senang lantaran diakui sebagai calon suami. Tentu saja Max akan menuruti perkataan Shine supaya gadis itu bahagia dan betah berada di sisinya.

Namun, Max tidak menunjukkannya secara terang-terangan karena merasa wajah Shine saat terkejut dan syok terlihat sangat menggemaskan.

Max suka melihat berbagai macam ekspresi yang muncul di wajah Shine serta ingin menikmatinya sepanjang waktu.

Masa depan masih panjang. Max bisa mengikat Shine di sisinya meskipun tanpa ikatan pernikahan.

Cukup satu perintah darinya, maka Shine tak akan bisa kabur sejengkal pun dari sisinya.

Max tersenyum sendiri memikirkan hal tersebut. Mengabaikan berkas di depan matanya, lebih memilih menatap Shine yang sedang rebahan santuy di sofa sambil membaca novel.

Hidup Shine sungguh enak. Kerja tidak ada, nilai aman, dan bisa menganggap perusahaan sebagai rumah sendiri.

Begitulah enaknya punya orang dalam. Sesuatu yang tak pernah dirasakannya sejak dulu.

"Kenapa kau sangat suka membaca novel? Bukan kah menonton film lebih menyenangkan daripada membaca?" Celetuk Max setelah sekian lama mengamati gadis di hadapannya.

Shine mengalihkan pandangannya ke Max. "Karena membaca membuatku merasakan sebuah kebahagiaan." Jawabnya simple, lalu melanjutkan bacaannya.

"Kau sangat aneh. Ada aku di sini, yang siap membuatmu bahagia. Tapi, kau malah mencari kebahagiaan dari benda mati." Ledek Max.

Shine tersenyum kalem. Berusaha menahan kekesalannya mendengar ucapan menyebalkan Max.

Siap membuat bahagia apanya?! Yang ada, Max malah membuatnya tertekan dan ketakutan!

Dasar pria tak sadar diri!

"Mungkin aku memang aneh tapi aku nyaman dengan kondisiku sekarang. Daripada terlibat dengan gadis aneh sepertiku, lebih baik kau mencari perempuan normal di luaran sana." Dengusnya.

Max tersenyum miring mendengarnya. "Aku lebih suka gadis aneh daripada gadis normal."

"Seleramu unik." Komentar Shine singkat.

Max berdiri. Beranjak dari kursi kebesarannya. Berjalan menuju Shine dan merebut novel gadis cantik itu secara paksa. "Tatap mataku saat kita berbicara, Shine!" Tekannya.

"Astaga!" Decak Shine tanpa suara.

Max mendadak menindih tubuh Shine. Menghadirkan keterkejutan mendalam dari gadis cantik itu. Saking terkejutnya, Shine hanya mampu mengerjapkan matanya.

"Aku tidak suka diabaikan." Tekan Max.

Shine cepat-cepat berusaha menguasai dirinya sebelum kena amuk oleh anjing galaknya. Dengan sengaja, ia mengalungkan tangannya ke leher Max seraya tersenyum manis. "Kapan aku mengabaikanmu?" Tanyanya sok polos.

Max menatap Shine intens sedangkan Shine berusaha terlihat tenang walaupun terasa disayat-sayat oleh tatapan pria tersebut.

"Kau mengabaikanku dan lebih memilih membaca novel."

Shine tertawa geli mendengar jawaban merajuk Max. Lantas, ditangkupnya kedua belah pipi Max gemas. "Aku tidak sengaja melakukannya. Lain kali, aku tidak akan mengulanginya."

Max tersenyum lebar. "Ku pegang ucapanmu."

Oke! Shine merasa terperangkap lagi oleh ucapannya sendiri.

Haruskah Shine melakban mulut murahannya?!

Shine berusaha mengalihkan pembicaraan supaya tak diintimidasi oleh pria di atasnya. "Kau tidak melanjutkan pekerjaanmu? Nanti pekerjaanmu semakin menumpuk." Tuturnya sok khawatir.

Max tersenyum lebar dan mengecup bibir Shine sekilas. "Aku akan melanjutkan pekerjaanku."

Shine menghela nafas lega saat Max beranjak dari atas tubuhnya.

Namun, ketika Max menatapnya, Shine berlagak polos seakan tak terjadi apapun sebelumnya.

Daripada salah ucap lagi, Shine lebih memilih menutup matanya. Mengarungi alam mimpi karena sudah mengantuk berat.

Begitulah Shine. Mudah mengantuk setelah makan dan membaca sepuasnya.

Sementara itu, Max tersenyum geli melihat Shine tertidur pulas. "Shine benar-benar seperti boneka. Menggemaskan, mungil, rapuh, dan sangat cantik."

Tatapan tajamnya kian menghunus wajah polos Shine. "Apapun caranya, aku akan melindungimu dan menahanmu di sisiku, Shine~" bisiknya penuh ambisi.

Bersambung..

8/9/22

firza532

Max's ObsessionWhere stories live. Discover now