Part 17☄️

87.9K 9.2K 339
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Gadis cantik itu mempoutkan bibirnya kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik itu mempoutkan bibirnya kesal. Tangannya terlipat di depan dada sedangkan matanya menatap ke arah lain, enggan menatap Max.

Tingkahnya sungguh terlihat sangat menggemaskan di mata Max. Berakhir menarik Shine ke dalam pelukannya dan memeluknya erat sehingga gadis itu mendesis kesakitan dan berusaha mendorong tubuh Max sekuat tenaga.

"Lepaskan aku atau tulangku akan patah." Jerit Shine heboh di sela-sela rasa sakitnya.

Pelukan Max memang tidak main-main. Sangat erat, posesif, dan membunuh.

Max tertawa pelan seraya meregangkan pelukannya. "Ini salahmu. Kau membuatku sangat gemas."

Shine menatap Max horor serta mencari posisi terjauh dari Max. Jaga-jaga jika dirinya hendak diterkam lagi.

"Kemari lah, Shine." Dengan santainya, Max menggerakkan jari telunjuknya sambil tersenyum manis.

Shine menggeleng sebagai penolakan. "Nanti kau meremukkan tulangku lagi." Tuturnya ngeri.

Max tersenyum miring. "Tenang saja. Aku akan mengontrol kekuatanku saat memelukmu."

Shine menghela nafas gusar tanpa mau beranjak sedikit pun dari posisinya. Ia bahkan berencana kabur dari kamar mandi tapi pintu terlalu jauh dari tempatnya berada. Dia harus melewati Max lebih dulu jika ingin keluar.

"Kemari atau aku yang menyeretmu?"

Ancaman mematikan Max membuat Shine tak bisa berkutik. Berakhir pasrah dengan wajah memelas andalannya.

Mereka berdua saling bertatapan di bawah guyuran shower. Tubuh mereka benar-benar telah basah sepenuhnya.

Shine diam. Menunggu Max berbicara lantaran takut salah ucap lagi sedangkan pria tampan itu menunduk, menyejajarkan wajahnya dengan Shine seraya memberikan sebotol shampo ke Shine. "Bantu aku keramas."

Shine mengambil shampo tersebut malas. Menuangkan shampo ke telapak tangannya dan mengusapkannya ke rambut hitam nan tebal Max secara perlahan.

Max memejamkan matanya. Menikmati setiap sentuhan Shine di rambutnya.

Terasa begitu lembut dan penuh kehati-hatian. Menghantarkan perasaan hangat nan menggelitik di dalam perutnya.

Shine tersenyum tanpa sadar melihat wajah polos Max. Pria itu seperti anak kecil yang sangat tenang saat dimandikan.

Rasanya dia lebih suka melihat sisi Max sekarang dibandingkan melihat sisi mengintimidasi Max.

Mata mereka kembali bersitatap dalam jarak yang sangat dekat. Shine berdehem pelan guna mengusir rasa kagetnya. "Sudah selesai." Cetusnya sembari mundur selangkah.

Jarak mereka terlalu dekat. Jantung Shine tak sanggup jika harus bertatapan dalam jarak sedekat itu.

"Bantu menyabuni tubuhku juga, Shine," ujar Max santai sedangkan Shine yang mendengarnya terlonjak kaget.

"Aku tidak mau!" Tolak gadis cantik itu mentah-mentah.

"Bukan kah kau punya tangan sendiri? Kenapa malah meminta bantuan ku?"

Max tersenyum licik. "Menurutmu kenapa?"

Shine terdiam tak berkutik. Sudah jelas sekali jawaban dari pertanyaan Max. Namun, itu bukan berarti dia akan menurut karena bisa saja nanti Max meminta lebih!

Gadis cantik itu tertunduk dalam.  "Kenapa kau selalu menyudutkanku begini? Kenapa kau selalu memperlakukanku dengan semena-mena? Apakah karena aku sangat lemah dan tidak berarti di matamu?" Lirihnya.

Melihat hal tersebut, Max pun menjadi merasa bersalah. Niat menggodanya sirna seketika karena ia tak suka melihat Shine bersedih.

Max mematikan shower. Mengambil handuk dan meletakkannya di tubuh Shine. "Maafkan aku."

Shine terisak pelan sehingga membuat Max kian merasa bersalah.

Max memeluk tubuh Shine pelan. "Berhentilah menangis karena aku tidak akan menjahilimu lagi."

"Dasar jahat." Lirih Shine sebal.

Max meringis pelan mendengarnya. Habisnya menggoda Shine itu sangat menyenangkan baginya. Lebih menyenangkan daripada menang tender.

"Segeralah mengganti pakaianmu sebelum masuk angin." Ujarnya mengalihkan pembicaraan.

Shine bersungut-sungut pelan namun tetap melakukan keinginan Max. Keluar dari kamar mandi dengan langkah seribu seraya menyembunyikan senyumnya dibalik handuk.

'oke, sekarang jurus air mata mulai mempan ke Max. Aku harus menggunakannya sebaik mungkin supaya dia menjadi anjingku yang patuh dan manis.' batin Shine senang.

Belakangan ini, perubahan dari Max memang cukup banyak. Apakah ini pertanda ia selangkah lebih dekat menuju tujuannya?

Bersambung...

24/9/22

firza532

Max's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang