Part 14☄️

91.8K 9.3K 224
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Di dalam mobil, Max terus-terusan menempel ke Shine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam mobil, Max terus-terusan menempel ke Shine.

Max memangku tubuh mungil Shine dan menyembunyikan wajahnya di bahu gadis cantik itu bak anak kecil yang tengah bermanja pada ibunya.

Tingkah Max tentunya membuat Shine geram. Bukannya apa, ia gerah dipeluk terus, selain itu juga malu pada Kallius yang duduk di depan mereka. Oh ayolah, dia bukan boneka!

Akan tetapi, apalah daya, Shine tidak bisa menghentikan tindakan Max atau lebih tepatnya takut.

Untungnya, sekarang Shine sudah sampai di kampus sehingga bisa bebas dari pelukan Max.

Namun, sepertinya Max tak berniat melepaskannya sedikit pun. Max tetap diam membisu walaupun mobil sudah berhenti.

"Kita sudah sampai di kampus nona, tuan." Interupsi Kallius.

Max mendesah pelan. "Kenapa kau menjalankan mobil terlalu cepat?" Protesnya.

Kallius tertawa kecil mendengarnya sedangkan Shine mendelik sebal. Ada-ada saja tingkah Max.

Shine menoleh ke Max, lalu mengusap pipi pria itu lembut. "Aku harus pergi sekarang karena lima belas menit lagi, kelasku akan dimulai."

Max menatap Shine sendu. "Aku masih ingin bersamamu." Adunya.

Hampir saja Shine mengeluarkan kata-kata mutiaranya mendengar perkataan lebay Max, tapi untung saja masih bisa ditahannya.

"Nanti malam kita akan bersama lagi. Untuk sekarang, aku harus kuliah dulu sedangkan kau harus bekerja. Bukan kah sebentar lagi kau akan meeting bersama para petinggi perusahaan?"

Max menghela nafas berat. "Huh, hari ini terpaksa berpisah dulu. Cepatlah lulus kuliah supaya aku bisa membawamu bekerja di sisiku."

"Baiklah. Aku akan berusaha menyelesaikan kuliahku secepat mungkin."

"Jaga dirimu baik-baik. Kalau ada orang yang berani menganggumu, hubungi saja aku."

"Oke."

Shine bergegas keluar dari mobil kala Max melepaskannya. Tentunya tak lupa memberikan kecupan singkat di bibir Max supaya pria itu tidak menahannya lagi.

Gadis cantik tersebut menghela nafas lega melihat mobil Max meninggalkan perkarangan kampusnya.

Lantas, segera pergi ke kelas dengan langkah riang lantaran bisa bebas dari tatapan intens Max. Wajah cerahnya bahkan membuat para pria menatap dua kali padanya.

Setiba di kelas, Shine di sambut oleh pemandangan Hally dan Dante berciuman.

Sepasang kekasih itu tampak sengaja mempertontonkan kegiatan mereka ke Shine.

Shine memutar bola mata malas, lalu melewati mereka begitu saja. Duduk di bangku paling belakang seraya memainkan ponsel guna menanyakan posisi para sahabatnya.

"Sorry, Shine. Aku tidak bermaksud menunjukkan kemesraan kami di depanmu. Tolong jangan sakit hati atas tindakan kami."

Tiba-tiba saja Hally duduk di depan Shine dan mengucapkan kata menjijikkan ke Shine.

Memangnya atas dasar apa Shine akan sakit hati melihat mantan pacar sampahnya bersama seorang selingkuhan?!

Shine terkekeh pelan. "Astaga, Hally. Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku karena aku senang melihat kalian sangat dekat satu sama lain. Tapi, berhati-hati lah karena bisa saja pacarmu itu sedang bermain api dengan perempuan lain di belakang mu." Tuturnya menusuk.

Hally melemparkan senyum manis, berusaha menyembunyikan kekesalannya. "Tenang saja. Dante setia padaku karena aku selalu memberikan apapun yang diinginkannya. Tidak seperti seseorang yang tak bisa mengabulkan keinginannya."

Shine berusaha menahan tawa mendengar perkataan lucu Hally. "Baguslah kalau begitu. Terus lah memberikan apapun yang diinginkannya supaya dia terus bersamamu." Tekannya.

Maksud lainnya, Shine menekankan kalau Hally bisa saja ditinggalkan Dante kalau Hally tidak memberikan itu lagi. Dan Hally yang pintar, tentu saja bisa menangkap maksud ucapan gadis itu.

Hally semakin geram sekaligus kesal melihat tingkah sombong Shine.

Bukan ini yang diinginkannya!

Ia ingin melihat Shine bersedih dan menatapnya benci karena telah merebut Dante!

"Kembali lah ke pacarmu karena sepertinya dia sudah menunggumu." Usir Shine halus.

Hally menoleh ke Dante. Tangannya seketika mengepal kesal melihat tatapan Dante tertuju lurus pada Shine.

Meskipun telah merebut Dante, kenapa di mata Dante hanya ada Shine saja?! Tidak bisakah pria itu hanya menatapnya saja?!

"Dante milikku, Shine! Jangan pernah mengganggunya!" Kecam Hally pelan namun menusuk.

Shine mengacungkan jempolnya. "Tenang saja. Aku tidak akan pernah menganggunya karena aku sudah berpacaran dengan boss perusahaan di tempat kita magang."

Bukannya tenang mendengar jawaban Shine, hati Hally malah semakin terbakar amarah. Serta terbesit niat merebut Max dari Shine, apapun caranya.

Ah, tingkah iri dan dengki Hally yang terlihat jelas sungguh menghibur Shine. Membuat Shine menggelengkan kepala tak habis pikir sembari tersenyum geli.

Bersambung...

firza532

24/9/22

Max's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang