Part 15☄️

91.7K 9.4K 206
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Selama perkuliahan berlangsung, Shine hanya diam lantaran sibuk membaca novel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama perkuliahan berlangsung, Shine hanya diam lantaran sibuk membaca novel.

Di rumah, ia tak bebas membaca novel karena takut membuat Max emosi.

Susah memang menghadapi pria gila seperti Max. Apa-apa harus dituruti. Giliran tidak dituruti, malah marah dan menghukum.

"Shine, ayo bicara sebentar!" Ucap Dante setelah perkuliahan selesai tanpa mempedulikan ekspresi cemburu Hally.

"Bajingan sepertimu tidak layak berbicara dengan Shine!"

"Cepat pergi dari sini!"

"Menjauhlah dari Shine!"

Ketiga sahabat Shine menghadang Dante serta mengusirnya. Mereka masih geram mengingat cerita Shine tentang pria itu. Merasa Dante pria menjijikkan yang tak tahu malu.

"Ini bukan urusan kalian. Jadi, jangan ikut campur," kata Dante malas.

Shine menutup novel kasar. "Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan di antara kita. Bukan kah semuanya sudah sangat jelas? Kita telah memilih jalan masing-masing. Kau dengan Hally sedangkan aku dengan Max." Tekannya. Disambut oleh anggukan ketiga sahabat Shine.

"Berhentilah menjadi pria sampah yang ingin memiliki dua perempuan dalam waktu bersamaan karena kau membuat kami jijik." Kecam Vicensia.

Dante menatap gadis itu tajam.

"Daripada meladeninya, lebih baik kita ke kantin. Lebih berguna." Ajak Shine.

"Kau benar, Shine. Lebih baik kita ke kantin. Aku sudah kelaparan." Imbuh Shellina.

"Lagipula, dibandingkan mengajak Shine berbicara, tenangkan lah pacarmu. Dia terlihat sangat cemburu dan kesal." Kekeh Alesya mengejek.

Kemudian, keempat gadis itu pun berlalu meninggalkan Dante.

Awalnya Dante ingin mengejar Shine, tapi Hally menahan tangannya dan bertingkah sok manja padanya.

Tak cukup bersikap sok manja, Hally juga mulai menggoda Dante sehingga pria itu berubah pikiran.

'baiklah. Untuk saat ini, aku akan melepaskanmu tapi jika saatnya tiba, kau harus kembali ke sisiku, Shine. Kau hanya milikku!' batin Dante mengakhiri pemikirannya tentang Shine.

Sungguh pria yang tak tahu diri!

***

"Permisi, Nona Shine. Tuan Max memberikan ini untuk nona. Kata tuan, nona harus memakainya."

Meski heran, Shine tetap menerima pemberian Kallius.

"Saya undur diri dulu, nona."

Shine mengangguk sebagai jawaban sedangkan Kallius pergi dari kantin.

Sejenak, Shine terdiam memikirkan bagaimana Kallius mengetahui keberadaannya mengingat ia tak pernah mengirim pesan ke Kallius tentang keberadaannya.

'ah, pasti pria posesif itu yang melakukannya! Aku yakin dia memasang pelacak di hp ku.' tebak Shine yakin.

"Wah! Apa yang diberikan Pak Max padamu?" Tanya Alesya kepo.

"Pak Max memang penuh kejutan ya. Ah, aku sangat iri. Kapan aku bertemu lelaki penuh kejutan seperti Pak Max." Komentar Vicensia.

"Cepat buka kotaknya, Shine. Aku sangat penasaran." Tuntut Shellina.

Shine tertawa kecil melihat reaksi para sahabatnya.

"Ayo!! Cepat buka!"

Tak tega melihat wajah penasaran sahabatnya, ia pun segera membuka kotak tersebut.

Mulutnya melongo kaget melihat isi kotak tersebut yang tak lain berisikan kalung berlian bernama Max.

Para sahabat Shine tertawa keras melihat hal tersebut sedangkan Shine mencebik kesal.

Bisa-bisanya pria itu mengirimkan kalung di saat dia sedang kuliah. Bahkan menyuruhnya memakai kalung tersebut.

Sungguh pria posesif yang mengerikan. Padahal Max bisa saja memberikan kalung itu padanya secara langsung saat di rumah.

Selang beberapa detik setelah itu, pesan dari Max masuk ke dalam hp nya.

Max: Pakai lah kalung itu, Shine! Biarkan semua orang tahu kau milikku. Jangan pernah melepaskannya sedetik pun atau aku akan menghukummu♡

Shine menghela nafas pasrah melihat tanda love di ujung kalimat yang tak menyenangkan.

'untung saja kau tampan, kaya raya, dan setia. kalau tidak, aku pasti sudah ilfeel melihat tingkah absurdmu.'

Bersambung...

24/9/22

firza532

Max's ObsessionWhere stories live. Discover now