Part 16☄️

89.3K 8.8K 252
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Vote sebelum baca ⭐

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senja menghilang. Malam menjemput. Bintang mulai muncul, menghiasi langit malam. Cuaca yang cerah menghadirkan senyuman kecil di bibir Shine.

Angin malam memainkan beberapa helai rambutnya. Mata Shine terpejam, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpanya.

Meskipun hari ini sangat sibuk karena jadwal kuliahnya penuh, Shine merasa sangat puas.

Shine puas dengan kehidupannya sekarang. Belajar, berteman, dan bersenang-senang. Tidak seperti di kehidupan aslinya.

Di sini bebas. Ia bebas melakukan apapun yang diinginkannya tanpa memikirkan cara mendapatkan uang.

Shine tersenyum kecil. Lihatlah, mansion mewah bak istana langsung menyambutnya saat pulang kuliah.  Di dalamnya, makanan enak dan air hangat pasti telah menunggunya.

Betapa enaknya kehidupan sebagai orang kaya. Kehidupan yang sangat diidam-idamkan Shine dari dulu.

Keinginan yang hanya bisa terwujudkan setelah masuk ke dalam dunia novel.

Semua bangunan, benda, makhluk, maupun manusia di dunia ini tidak lah nyata. Semuanya fiksi, khayalan seorang penulis.

Lantas, kenapa semua sentuhan dan kehidupan di sini terasa sangat nyata bagi Shine?

Seharusnya, semua hal yang berada di sini cuma imajinasi sang penulis. Semuanya boneka yang digerakkan oleh sang penulis. Dan keberadaannya, bukan lah hal yang diinginkan si penulis.

"Hah!"

Shine menghela nafas pelan.

Perjalanan kali ini terasa lebih berat daripada biasanya karena tertampar kenyataan.

Namun, apapun itu ... Shine akan terus berada di dalam dunia novel ini dan menciptakan alur yang diinginkannya. Bukan alur yang ditetapkan oleh si pengarang.

Shine suka berada di sini walaupun tidak nyata.

"Lupakan saja! Daripada pusing memikirkan hal itu, lebih baik aku mandi dan makan malam sepuasnya." Gumamnya semangat.

Shine berlari riang ke dalam kamar mandi dan mandi secepat kilat lantaran takut Max tiba-tiba kembali dan memaksa masuk ke dalam kamar mandi.

Membayangkannya saja, Shine sudah merinding dan ngeri. Bukan hal mustahil bagi Max melakukan itu karena pria tersebut sangat gila dan aneh.

Setelah mandi, Shine memakai baju tidur paling tertutup sedangkan rambut basahnya dibiarkan terbungkus oleh handuk.

Ia turun ke lantai bawah untuk makan malam. Akan tetapi, di dekat tangga, dia malah berpapasan dengan Max.

Shine tersenyum canggung melihat keberadaan Max. Padahal sudah berharap Max pulang terlambat supaya dia bebas.

"Kau terlihat sangat kelelahan. Apakah pekerjaanmu hari ini sangat banyak?" Mulut manisnya kembali muncul ke permukaan. Ia bahkan mengusap pipi Max penuh kasih sayang.

Max tersenyum lebar mendapati perhatian Shine. Kemudian, dipeluknya pinggang Shine posesif.

"Ya. Pekerjaanku hari ini sangat banyak."

"Kalau begitu, istirahat lah lebih awal."

"Tapi, aku harus mandi." Sahut Max penuh arti.

Shine mengerjapkan mata polos. Gagal paham maksud ucapan Max mengatakan hal tersebut padanya.

"Tolong mandikan aku, Shine. Aku sangat lelah sehingga tidak sanggup untuk mandi sendiri," kata Max sok lemah.

Gadis cantik itu tersedak seketika mendengar perkataan Max. Semakin terkejut kala Max menggendongnya secara tiba-tiba dan membawanya kembali ke kamar.

Jantung Shine berdebar tak karuan kala Max menurunkannya di dalam kamar mandi.

Rasa gugup kian melandanya kala melihat Max membuka baju. Menunjukkan dada bidang, lengan berotot, dan perut sixpack yang sangat menggoda.

Shine memejamkan mata erat. Mengusir Pemikiran kotor yang mulai menguasai otak kecilnya sedangkan Max tersenyum miring melihat tingkah malu gadis di hadapannya.

"Akhh!"

Tubuh Shine terlonjak kaget kala shower membasahi tubuhnya. "Aku baru saja selesai mandi!" Jeritnya tak terima seraya menghentakkan kaki kesal.

Max tertawa kencang melihat wajah kesal Shine. Kemudian, menarik handuk yang membungkus rambut Shine dan menyudutkan Shine ke dinding kamar mandi.

"Tidak ada salahnya mandi dua kali, bukan?" Tanyanya pelan dan mencium leher Shine lembut.

Sementara itu, Shine langsung pingsan di tempat akibat tiba-tiba diserang oleh seorang Max.

Oh ayolah, hati Shine belum siap diserang oleh ketampanan dan kebuasan Max.

"Jangan pura-pura pingsan Shine karena hal itu tak akan membuatku melepaskanmu." Bisik pria itu tepat di telinga Shine, membuat sekujur tubuh Shine merinding.

Bersambung...

24/9/22

firza532

firza532

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Max's ObsessionWhere stories live. Discover now