Part 24☄️

77.2K 7.7K 383
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Shine merasa hari-hari baik telah mulai mendatanginya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shine merasa hari-hari baik telah mulai mendatanginya. Ia bisa mendapatkan kepercayaan Max, bisa bebas pergi kemanapun yang diinginkannya, bisa berekspresi bebas, dan bisa membawa mobil sendiri ke kampus.

Selain itu, dia juga bisa sering bertemu keluarganya dan menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Baik bersama mommy, Daddy, atau pun kakaknya.

Keinginan terdalam dan terpendamnya menjadi kenyataan. Bahagia sekali rasanya. Saking bahagianya, dia tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.

"Aku pulang!!" Teriak Shine penuh semangat, membuat Max yang sedang sibuk bekerja terlonjak kaget.

Pria tampan itu menatap Shine lurus seraya bertopang dagu. "Hal baik apa yang terjadi padamu sampai kau tersenyum selebar itu?" Cetusnya.

Shine duduk di samping Max dan menyandarkan kepala manja di bahu pria itu sedangkan Max memeluk pinggang Shine.

"Mommy dan Daddy mengajakku makan bersama tadi."

"Hanya karena itu?" Heran Max.

Shine mengangguk.

Ya, kebahagiaan Shine memang sangat sederhana.

"Aku kira karena apa." Desah Max pelan.

"Ah, aku mandi dulu. Tubuhku sangat gerah sekarang." Shine berdiri.

Max menahan tangan Shine sehingga membuat gadis itu menatap heran. "Kenapa?"

Max tersenyum miring dan menarik tangan Shine paksa, membuat gadis cantik itu kehilangan keseimbangan dan berakhir jatuh ke dalam pelukan pria tersebut. "Aku masih merindukanmu."

Shine mendumel kesal di dalam hati. Namun, meski begitu, yang tampak di permukaan malah wajah sok polosnya. "Merindukanku? Bukan kah kita berpisah selama dua jam saja?"

Max menatap Shine intens. Tatapan yang seakan bisa menembus tubuh Shine. "Dua jam sama saja dengan dua tahun bagiku, Shine."

Nyaris saja Shine tertawa mendengar jawaban berlebihan Max. Untung masih bisa ditahan!

Sungguh ... Max adalah pria paling berlebihan yang pernah ditemuinya. Meresahkan.

"Oke. Aku akan mandi setelah rasa rindumu menghilang."

Tiba-tiba saja, Max menarik tengkuk Shine dan menyatukan bibir mereka. Mencium Shine menggebu-gebu dan seolah tak ada hari esok sedangkan Shine memejamkan mata pasrah. Mendorong pria itu pun percuma karena tenaganya kalah jauh.

"Lain kali balaslah ciumanku, Shine."

Shine memutar bola mata malas melihat kekehan Max. "Aku lelah. Makanya aku diam saja." Dengusnya.

Max berdiri tanpa kata, kemudian menggendong tubuh Shine dan memindahkannya ke kasur. "Istirahatlah kalau lelah."

"Tapi, aku belum mandi." Sanggah Shine.

"Mau ku bantu mandinya?"

"Ah, aku tidak jadi mandi." Sahut Shine langsung. Gila saja Max memandikannya. Bisa-bisa nanti terjadi sesuatu!

Max tertawa. Ia ikut tidur di samping Shine. Lantas, mengelus rambut Shine pelan. "Tidurlah."

Shine melirik jam di dinding. "Aku belum mengantuk."

"Mau ku bantu supaya bisa tidur?"

Firasat Shine merasakan ada maksud terselubung di dalam ucapan Max sehingga berakhir menolak. "Tidak usah. Bukankah tadi kau sedang bekerja? Lanjutkan saja pekerjaanmu."

"Kerjaan bisa dilakukan nanti, Shine. Sekarang aku ingin bersamamu dulu."

Shine manggut-manggut pelan mendengar perkataan tersebut. Gadis cantik itu melongo kaget kala Max mencengkram kedua belah pipinya. Apa lagi salahnya?

"Kenapa wajahmu selalu terlihat cantik dan menggemaskan seperti ini, Shine? Apa yang harus kulakukan padamu?! Kau membuatku semakin gila." Bisiknya penuh obsesi.

Shine meringis pelan melihat tatapan pria di sampingnya.

Segitu cantiknya kah dirinya?

Apa mungkin kecantikannya lah yang membuat Max sangat terobsesi?

Jika wajahnya rusak, apakah Max akan berhenti terobsesi?

"Yang harus kau lakukan adalah memperlakukanku dengan baik dan penuh cinta. Maka aku juga akan memperlakukanmu demikian." Jawab Shine berani.

Max melepaskan cengkramannya dan mengecup pipi Shine. "Baiklah. Aku akan melakukannya sesuai keinginanmu. Apalagi yang harus kulakukan selain itu?"

Shine menatap Max lurus. "Kau tidak boleh mengikatku lagi seperti dulu. Kau juga tidak boleh mengancamku lagi. Dan terakhir, kau harus mendengarkan penjelasan ku jika ada kesalahpahaman."

Max menyanggupi hal itu tanpa sanggahan sedikit pun. Tentu saja hal tersebut membuat Shine merasa sangat puas karena bisa mengendalikan Max.

Perhatian Max dan Shine teralihkan ketika mendengar suara ketukan. Max berdecak kesal karena momentnya bersama Shine diganggu.

"Aku akan membukanya."

"Tidak. Kau tidur saja." Max menahan Shine dan diangguki oleh gadis itu.

Max beranjak dari kasur. Berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya.

"Maaf menganggu tuan, ini ada paket untuk tuan."

Max menerimanya dan kembali duduk di sisi Shine. Pria itu membuka kotak paket tersebut sedangkan Shine melirik kepo.

Kala kotak terbuka sepenuhnya ... Max melotot marah sedangkan Shine melongo kaget.

"KAU SELINGKUH DI BELAKANGKU, SHINE?!"

Sebuah foto Shine bersama seorang lelaki tampan lah yang berada di dalam kotak tersebut.

Bersambung...

30/9/22

firza532

Max's ObsessionWhere stories live. Discover now