Part 19☄️

83.3K 8.8K 447
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Shine membenamkan wajahnya di atas meja lantaran terlalu lelah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shine membenamkan wajahnya di atas meja lantaran terlalu lelah. Lebih tepatnya lelah karena kebosanan.

Di dalam ruangan Max, tidak ada satu hal pun yang menarik. Ia ingin jalan-jalan keluar tapi Max berpesan padanya agar tetap berada di dalam ruangan.

Shine mengerang pelan dan menjerit tanpa suara serta menjambak rambutnya sebagai pelampiasan emosi.

Secara kebetulan, tingkahnya dilihat oleh Max. Pria itu tertawa pelan melihat raut wajah frustasi Shine.

"Bagaimana kalau kita makan siang di luar?" Tawar Max.

Shine mengangguk penuh semangat. Lantas berlari ke arah Max dan menggelayuti lengan pria itu manja. "Aku sangat lelah. Bisakah kau menggendongku sampai ke mobil?"

"Tentu saja bisa. Bahkan dengan senang hati aku akan menggendongmu sampai ke mobil."

Niat hati ingin bercanda, tapi Max malah serius dan langsung menggendongnya.

Ya sudahlah. Shine tinggal menikmati saja.

Kapan lagi coba dia digendong cogan?!

"Kenapa aku merasa berat tubuhmu semakin berkurang daripada biasanya." Komentar Max. "Kau diet?"

Shine memutar bola mata malas. "Untuk apa aku diet di saat tubuhku sudah sekurus ini."

"Siapa tahu kau ingin lebih kurus daripada saat ini, seperti perempuan lainnya."

"Huh, di dalam kamus hidupku, tidak ada istilah diet. Pokoknya makanan nomor satu."

"Baguslah kalau begitu. Aku tidak suka melihatmu menahan diri melahap makanan. Kau harus makan yang banyak supaya tetap sehat dan kuat."

"Permisi, pak. Maaf menganggu waktu bapak sebentar." Interupsi seseorang.

Suara yang sangat dikenal oleh Shine.

Siapa lagi kalau bukan Hally.

Shine sontak memperhatikan raut wajah Max dan tersenyum puas setelahnya.

Max menunjukkan raut wajah terganggu, membuatnya merasa menang dan bangga.

"Saya ingin berbicara sebentar dengan Shine, pak. Apakah boleh?"

Bullshit.

Palingan Hally menghadang jalan mereka bukan untuk tujuan itu.

Hally pasti ingin caper ke Max karena kesal diabaikan Dante.

Tingkah murahan Hally sungguh tertebak kali ini.

"Aku tidak ingin berbicara dengannya, Max. Aku ingin segera makan siang." Rajuk Shine manja seraya menyandarkan kepalanya ke dada bidang Max supaya Hally kian panas. Dan benar saja ... Hally kepanasan melihat tingkahnya.

"Ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu, Shine," ucap Hally berusaha menyembunyikan kekesalannya.

"Nanti saja bicaranya. Sekarang aku ingin makan siang bersama pacarku dulu."

"Bolehkah aku ikut? Ini benar-benar sangat penting." Hally mengeluarkan jurus andalannya lagi dalam merayu pria namun entah mengapa di mata Shine terlihat sangat menjijikkan.

"Sttt. Orang luar dilarang bergabung bersama kami."

Shine menyembunyikan wajahnya di dada bidang Max. Ia sudah cukup puas melihat wajah kesal Hally. "Cepatlah, Max. Aku sudah sangat kelaparan."

Max menatap Hally tajam. "Kau dengar itu? Minggir dari hadapanku sekarang juga atau ku pecat!"

Hally refleks menghindar dari hadapan Max akibat takut dipecat.

"Sial!! Kenapa dia tidak tergoda sedikit pun oleh pakaianku?" Gadis itu mencak-mencak sendiri sembari meratapi kepergian pria incaran terbarunya.

"Shit! Apa sebenarnya yang dilakukan jalang itu untuk menjerat Pak Max? Bagaimana mungkin aku kalah darinya?!"

Shine mendelik sinis melihat Hally mengamuk. "Dari tindakannya, aku yakin dia sedang mengumpat padaku." Gumamnya.

"Kau terganggu karena kehadirannya, Shine? Harus ku apakan dia? Pecat atau bunuh?" Bisik Max pelan namun mampu membuat Shine melongo kaget.

Bersambung...

24/9/22

firza532

Max's ObsessionWhere stories live. Discover now