Part 13☄️

94.2K 9.4K 70
                                    

Vote sebelum baca ⭐

Keheranan melanda Shine karena menyadari tingkah Max sangat berbeda daripada biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheranan melanda Shine karena menyadari tingkah Max sangat berbeda daripada biasanya.

Max lebih sering tersenyum padanya. Max juga membebaskannya. Tidak mengikatnya lagi atau pun mengurungnya.

Max membebaskannya pergi kemanapun. Yah, walaupun diikuti oleh bodyguard. Namun, tetap saja hal ini terasa mengejutkan bagi Shine.

"Hari ini ada banyak rapat dan aku akan pulang terlambat. Daripada bosan, lebih baik kau bersenang-senang bersama temanmu." Max meletakkan sebuah kartu hitam di hadapan Shine. "Pakailah ini sepuasmu."

Mata Shine langsung berbinar melihatnya. Bagaimana mungkin ia melewatkan kesempatan ini?!

Dia bisa membeli apapun yang diinginkannya. Makanan, novel, baju, tas, dan barang lainnya. Hal yang tak pernah bisa dilakukannya di kehidupan sebelumnya.

Ada untungnya juga jiwanya pindah ke dalam novel. Di sini, ia punya ATM berjalan nan tampan.

"Jangan menyesal kalau uangmu habis." Kekeh Shine sembari menyimpan kartu hitam tersebut.

Max menyeringai. "Uangku tidak akan pernah habis."

"Sombong." Gerutunya mendengar jawaban songong Max.

Max bertopang dagu. Menatap Shine intens. "Daripada mengataiku sombong, lebih baik berterima kasih. Bukan kah begitu, Shine?"

Alarm berbahaya langsung berbunyi di dalam kepala Shine melihat ekspresi Max. "Ah, terima kasih." Tuturnya ogah-ogahan.

"Bukan begitu cara berterima kasih yang benar tapi berterima kasih lah menggunakan tindakan."

Shine terdiam. Jelas sekali maksud Max ini. Pasti Max menyuruhnya melakukan 'itu'. Ia menghela nafas pelan sembari menggerutu di dalam hati.

"Shine." Panggil Max datar, membuat Shine gelagapan seketika.

'masa bodo!' jerit batin Shine sembari mengecup pipi Max.

"Sudah, 'kan?"

Max menatap Shine dalam. "Bukan di situ, Shine. Apakah kau masih belum mengerti setelah sekian lama kebersamaan kita?"

Lantas pria itu memeluk pinggang Shine dan tengkuk Shine, lalu menyatukan bibir mereka. Menciumnya lembut namun menggebu-gebu seolah tak ada hari esok.

Shine sampai tak kuasa mengimbanginya. Berakhir pasrah, meremas baju Max, dan memejamkan mata menikmati.

Kalau tidak bisa melawan, maka nikmati saja. Begitu lah prinsip Shine.

Toh apa salahnya menikmati Max, seorang pria tampan, kaya raya, perjaka, dan belum pernah dekat dengan perempuan lain. Max sempurna dari segala sisi, kecuali sifat obsesinya.

"Wajahmu sangat merah bagaikan mawar di taman yang tengah bermekaran." Senyuman tampan Max membuat hati Shine meleleh seketika. Belum lagi, usapan lembut Max di bibirnya menghantarkan rasa menggelitik di dalam perutnya.

Shine berdehem pelan. Berusaha menyembunyikan salah tingkahnya. "Kalau begitu, aku pergi kuliah dulu. Sampai jumpa nanti malam," ujarnya kalem.

Max mengecup punggung tangan Shine pelan seraya menatap Shine mengintimidasi. "Ingatlah dimanapun kau berada, Shine. Kau milikku. Jangan biarkan lelaki lain mendekatimu atau mereka akan mati di tanganku."

Perkataan Max bukan bualan belaka, tapi benar-benar nyata.

Shine hanya mampu menelan saliva kasar mendapati ancaman tersebut. Walaupun ia tak berniat dekat dengan lelaki lain di saat ada Max yang sempurna dari segala sisi. Lagipula, mana mungkin dia mempertaruhkan nyawanya demi lelaki lain.

"Tenang saja. Aku tidak akan membiarkan mereka mendekatiku. Kaki panjangku ini akan langsung berlari saat melihat mereka mendekatiku."

Jawaban Shine mampu membuat Max tertawa senang. Tatapannya pun kembali melunak. "Baiklah." Pria itu mengusap puncak kepala Shine sekilas.

Shine berdiri, hendak meninggalkan ruang makan. Namun, tarikan di tangannya menghentikan langkah Shine.

Gadis cantik itu menoleh ke belakang. Menatap Max heran.

"Kita berangkat bersama saja. Aku masih ingin melihatmu."

Ekspresi wajah memelas Max terlihat seperti anak anjing. Sungguh menggemaskan. Membuat hati kecil Shine terserang.

"Argh!"

Shine menjerit kaget kala Max menyentak tangannya dan membuatnya terduduk secara paksa di atas pangkuan pria tersebut.

"Aku masih ingin bersamamu, melihatmu, memelukmu, menyentuhmu, dan menciummu." Bisik Max pelan sembari mengecupi telinga Shine dan menggigitnya pelan.

Ciuman lembut itu beralih ke leher Shine dan bermain sesuka hati di sana. Meninggalkan tanda seolah mengumumkan pada dunia kalau Shine sudah ada yang punya.

Shine meraup wajah gusar mendapati tingkah mesum Max sedangkan nyalinya ciut untuk menginterupsi kegiatan Max karena bisa saja Max nanti marah, mengurungnya, dan mengikatnya lagi.

Susah memang menghadapi pria seperti Max. Untung Max tampan dan masih muda!

Bersambung...

23/9/22

firza532

Max's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang