⚜️ ANNYEONG ALL⚜️

2.8K 118 8
                                    

.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

️WARNING⚠️
AREA MARKHYUCK
BXB
WAJIB KOMEN AND VOTE AGAR AUTHOR LYUCUKK INI SEMANGAT UPDATE

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
⚜️PROLOG⚜️
.
.
.
.
.

Haechan berjalan masuk ke dalam mansion SEO, ia terpaksa meninggalkan balapan karna Ten menelfon nya katanya ada keadaan darurat. Tapi saat sampai semuanya aman terkendali tidak ada tanda tanda darurat sedikit pun, yang aneh kenapa ada keluarga Jung di sini.

Ten tersenyum manis menuntun anak bungsunya untuk ikut duduk dalam topik yang akan di bahas ini, tampilan Haechan lebih mirip preman yang biasanya suka berkeliaran di pasar. Berbanding terbalik dengan pria yang ada di hadapannya rapih dan cool, Haechan hanya bingung kenapa ia harus di panggil sekarang.

Johnny menggeleng melihat penampilan anaknya, namun Ten tidak peduli bagaimana penampilan Haechan. Anak bungsunya itu tetap cantik seperti dirinya walaupun memakai pakaian jamet ataupun robek robekan, mohon catat itu.

"Walaupun ngga lengkap kita mulai aja" Ucap Johnny memecahkan keheningan, jujur ia sudah merasa sangat canggung "Jadi kapan kita akan melaksanakan acaranya?" Tanya Jaehyun menatap bergantian Ten dan Johnny di hadapan mereka

Haechan mengerutkan keningnya bingung, ia mencoba mencerna perkataan Jaehyun di dalam kepala kecilnya yang hanya terisi rumah laba laba. Wajar setelah lulus langsung bentuk geng motor jadi kepala nya koslet kebentur tiang jalan, otak nya mati tidak pernah di pakai belajar.

Bukan hanya Haechan, Mark pun sama bingung nya dengan situasi. Kata Taeyong mereka hanya akan membicarakan pekerjaan tapi menurut perasaan Mark yang setumpul silet ini bukan tentang topik pekerjaan semata.

"Kalau bisa sih secepetnya, biar bisa liat Mark sama  Haechan nikah" Mendengar ucapan Ten, bersamaan Mark, Haechan berdiri dari duduknya

"Kenapa kalian berdiri? Ayo duduk" Ucap Taeyong menarik pergelangan tangan Mark agar duduk

"Tunggu bentar" Haechan menatap mereka bergantian seolah meminta penjelasan lebih "Dad, Mae. Maksud nikah apaan?" Johnny tertawa kecil begitupun Ten melihat raut lucu Haechan

"Iya Bu, Mark juga ngga ngerti sama topik ini" Ucap Mark membuat mereka semua fokus padanya

Kedua orang tua di sana menatap satu sama lain, kemudian tersenyum manis. Ten mengelus lembut rambut gondrong brown Haechan begitupun Taeyong melakukan hal yang sama pada Mark, mereka berdua tau anak anaknya pasti tidak akan setuju. Tapi walaupun begitu, pernikahan ini harus terjadi.

"Jelasin sama echan, Mae? Kenapa kalian buat keputusan kayak gini?" Tanya Haechan menatap Ten serta Johnny bergantian "Kami sudah sepakat sayang, jika kalian dewasa. Kami akan menjodohkan kalian" Jelas Ten tetap lembut

"Tapi masalahnya kenapa kalian ngga tanya sama echan dulu, setuju apa ngga" Ucap Haechan menghela nafas sejenak "Aku juga setuju, seharusnya kalian tanya kami dulu. Baru buat keputusan kayak gini" sahut Mark

"Sayang dengerin kita dulu, bubu sama Ten buat keputusan ini karna ngga mau kalian nanti pilih pasangan yang salah. Jadi kami memutuskan menikahkan kalian saja" jelas Taeyong tersenyum manis, menatap bergantian wajah melas Mark dan Haechan "Mae, mohon kalian setuju ya?" Minta Ten menggenggam lembut kedua tangan Mark serta Haechan

Haechan menatap Mark yang sama melas nya seperti dirinya, ia tidak mau menikah tapi tidak enak juga jika menolak.

"Jika kalian tidak setuju, kami akan mogok makan" Ten melepaskan genggamannya, lalu bersidekap dada begitupun Taeyong ikut ikutan "Bu?" Panggil Mark tapi tidak di jawab oleh Taeyong

"Mae? Ngga bisa gini dong" Frustasi Haechan menggeleng pelan "Bisa dong" Celetuk Ten menatap tajam anak bungsunya

"Dad?" Panggil Haechan pada Johnny, namun daddy nya itu mengangkat kedua tangan nya ke udara sembari menggeleng. Haechan sudah tidak habis pikir lagi

"Daddy juga ngga bisa ngelakuin apa apa?" Jaehyun menggeleng "Sial!" Umpat Mark memijit pangkal hidung nya

Taeyong dan Ten mereka masih marah karna kedua anaknya tidak ada yang ingin menerima jika di jodohkan, jadi mereka memutuskan mengunci diri di kamar. Jaehyun maupun Johnny tidak bisa berbuat apa apa jika kedua sub itu sudah marah seperti ini, jalan satu satunya hanya ada pada Haechan dan Mark.

Sementara Mark sedang duduk di atas rooftop mansion  SEO, ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan. Pikirannya benar benar seperti benang kusut, Mark harus menerima pernikahan ini atau tidak. Tapi jika menolak pasti Taeyong sakit, ia mengacak rambutnya sampai tidak terbentuk.

"ARRGHH!!!" Teriak Haechan frustasi tepat di samping Mark, lantas pria itu terkejut bukan main "BERISIK LO!!!" Teriak balik Mark karna kesal pada Haechan

Haechan menoleh horor, sembari bersidekap dada menatap Mark dari atas sampai bawah.

"Lumayan" Batin Haechan memperhatikan

"Keputusan Lo apa?" Tanya Haechan duduk di samping Mark "Ngga tau" Jawab Mark menatap ke arah langit

"Gue juga ngga tau, tapi uncle Tae sama Mae mati nanti" Mark menoleh "Lo doain mereka?" Haechan berdecak

"Ngga gitu goblok, gue cuman asal ngomong aja. Baperan amat Lo" Sinis Haechan "Omongan tu biasanya bisa terkabul" Ucap Mark melonggarkan dasinya

"Emang iya? Kalau gitu gue mau Lo yang mati biar gue kagak usah nikah" Haechan tertawa kecil, membuat Mark kesal "Kayaknya pas bubu liat Lo, matanya katarak deh. Apa ngga gila pilih mantu sinting kayak gini" Mark tersenyum miring melihat raut kesal Haechan

"Lo yang sinting bukan gue" Mark tertawa terbahak-bahak "DIEM LO ANJING!!!" Teriak Haechan kesal

Haechan menghentakkan kakinya kesal, kedua tangan nya terkepal erat menatap tajam Mark yang masih tertawa. Ia menghela nafas sejenak lalu pergi dari sana meninggalkan Mark dari pada tinggal membuat darah nya mendidih saja.

Kini makan malam telah tiba, yang benar saja Ten dan Taeyong tidak keluar dari kamar. Mark menghela nafas panjang begitupun Haechan.

"Kalian harus buat keputusan" Ucap Jaehyun membuat Mark, Haechan fokus padanya "Daddy harap kalian setuju" Kini Johnny berucap membuat fokus keduanya tertuju padanya

Jaehyun bersama Johnny pergi dari meja makan membiarkan Haechan serta Mark menyelesaikan apa yang harus mereka selesaikan, kedua anak itu menatap punggung kokoh Daddy masing masing lalu mereka menghela nafas panjang.

Mark menatap Haechan di sampingnya yang sama bingung dengan dirinya, pria manis itu terlihat mengaduk aduk makanan nya. Merasakan dirinya di perhatikan Haechan menoleh menatap Mark yang juga menatapnya.

"Apa?" Mark hanya mengendikan bahunya, lalu memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya "Harusnya kita coba aja ngga sih?" Mendengar perkataan Mark, Haechan mencebik

"Coba pala Lo, ini pernikahan. Bukan makanan perlu di coba" Kesal Haechan meneguk air minum hingga tandas "Ya, trus gimana? Lo mau bubu sama uncle Ten mati di dalam kamar?" Ucap Mark kini fokus pada Haechan yang masih terlihat berpikir

"Tapi gue belum mau nikah" Haechan kini menatap Mark dengan wajah melas nya "Lo pikir gue mau nikah juga gitu? Ngga kali" Mark menyandarkan punggungnya ke kursi

"Terus gimana dong?" Mark menatap langit langit mansion "Terima aja lah, nanti kita bikin alasan buat pisah. Gimana gampang kan?" Haechan mengangguk angguk sembari memanyunkan bibirnya

"Boleh juga, yaudah kita ke kamar kasi tau mereka" Haechan berdiri dari duduknya di susul Mark mengekor di belakang

•••

THEATER  || Markyuck [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang