⚜️BAB 32⚜️

1.1K 87 36
                                    

.
.
.
.
.
~HAPPY READING~
~VOTE AND COMEN~
.
.
.
.
.
BxB

Haechan merasa gugup karna Mark hanya diam selama perjalanan dari markas menuju mansion, aura pria itupun semakin menyeramkan tidak seperti biasanya. Kini mereka sudah sampai di mansion, Mark menatap Haechan datar lalu menggenggam pergelangan tangannya.

Manarik Haechan masuk ke dalam menuju kamar mereka, mau tak mau Haechan mengikuti langkah lebar Mark. Walaupun agak susah tapi Haechan menjaga keseimbangan nya agar tidak jatuh, sesampai nya di kamar Mark membuka dasi yang melilit di lehernya.

Haechan meneguk ludahnya sendiri melihat Mark, ia semakin gugup.

"M-mark gue minta maaf" Ucap Haechan menyatukan kedua tangan "Yang nyuruh Lo naik motor siapa?" Ucap Mark perlahan berjalan mendekat hingga Haechan mundur

"Kan cuman ke minimarket" Haechan lantas duduk di atas kasur karna tidak ada tempat lagi untuk mundur, ia kini mendongak menatap Mark "Gue bilang apa sama Lo?" Ucap Mark menyimpan kedua tangan nya di sisi kanan dan kiri Haechan

Mengikis jarak hingga deru nafas satu sama lain bisa mereka rasakan, Haechan mengedipkan matanya beberapa kali.

"N-ngga boleh n-naik motor" Gugup Haechan perlahan menunduk, Mark berdecak kecil. Jari telunjuk nya mengangkat dagu Haechan agar kembali menatap nya "Tatap mata gue kalau lagi ngomong" Ucap Mark tersenyum miring melihat raut gugup Haechan

"Lo masih inget, Mae bilang apa?" Ucap Mark mengelus lembut bibir Haechan dengan ibu jarinya, tatapan nya terkunci pada objek seperti yupi itu "K-kalau gue nakal h-hukum aja" Ucap Haechan menggulung bibir karna merasa aneh dengan tatapan Mark

Mark tersenyum manis menjauhkan jarinya di bibir Haechan, karna pria manis itu menggulung nya.

"Anak pintar, jadi Lo harus di hukum kan?" Haechan menggeleng lucu "Minta maaf" Mark memutar bola matanya malas

"Ngga!" Haechan memanyunkan bibirnya "Gue kan ngga papa, Mark. Minta maaf ya?" Mark mengelus lembut rambut gondrong Haechan

"Hukuman tetap hukuman" Haechan berdecak kemudian mendorong Mark menjauh "Udah sana pergi, gue marah sama Lo" Mark mengerutkan keningnya

"Lah, seharusnya gue yang marah kenapa jadi Lo?" Haechan memicingkan matanya tajam menatap Mark "Ya Lo pikir aja sendiri, masa gitu gue juga yang harus mikir" Mark menjatuhkan rahangnya syok

"Woi, Lo yang salah. Gue larang naik motor ngapain naik hah?!" Ingin sekali Haechan melempar Mark menggunakan remot di samping nya "Tapi gue ngga papa kan? Lo ngga usah berlebihan deh" Mark memijit pelipisnya, ia benar benar pusing menghadapi Haechan

"Gue ngga berlebihan, sebagai hukumannya Lo ngga boleh keluar kamar" Haechan membulat kan matanya menatap Mark "Ngga, mau. Mark tunggu dulu" Belum sempat Haechan mengejar, Mark terlebih dahulu menutup pintu

"BUKA PINTU ANJING!!!" Teriak Haechan dari dalam kamar "BANGSAT LO, BUKA PINTU NYA!!!" Lanjut nya lagi

Mark menggeleng pelan mendengar teriakan Haechan di dalam kamar, ia akan membukanya tapi nanti saja. Ini baru hukuman kecil, jika Haechan melanggar lagi maka ia akan meruntuhkan benteng pertahanan yang selama ini Mark bangun dalam dirinya.

"Kalau udah malem, buka pintunya" Ucap Mark memberikan kunci kamar pada ketua maid "Baik tuan" Setelah nya Mark pergi meninggalkan mansion

•••

Malam tiba barulah maid membuka pintu kamar itu, terlihat Haechan hanya duduk di atas kasur sembari menonton tv di temani beberapa cemilan yang sudah habis. Menoleh sebentar lalu kembali fokus, jujur Haechan sangat marah kepada Mark saat ini.

"Tuan saya bawakan makan malam" Haechan menoleh lagi menatap datar maid yang membawa makan malam "Ngga usah, gue udah kenyang" Ucapnya kemudian fokus pada tv

"Baiklah tuan, saya simpan di sini" Ucap maid menyimpan di atas nakas "Bawa aja keluar" Ucap Haechan tanpa menatap maid itu

"Baiklah tuan" Kemudian dua maid itu keluar dari kamar

Haechan menghela nafas panjang, sebenarnya ia lapar tapi kemarahan nya lebih penting sekarang. Dan Haechan tidak ingin makan sebelum memarahi Mark karna mengurungnya seharian di kamar hanya perkara naik motor, bukan kah itu kelewatan.

Mark mengerutkan keningnya bingung melihat dua maid dari atas, terlihat yang satunya membawa nampan berisi makan malam. Dengan rasa penasaran tinggi, Mark pun menghampiri mereka. Maid itu lantas menunduk sembilan puluh derajat.

"Ini punya siapa?" Maid itu saling menatap satu sama lain "Ini punya tuan Haechan" Ucapnya

"Lalu kenapa di kembalikan?" Mark bersidekap dada "Tuan Haechan tidak mau makan tuan" Jelas maid itu

"Kalian istirahat saja, biarkan saya yang mengantarkan makanan ini" Ucap Mark mengambil nampan tersebut lalu kedua maid itu pergi

Mark membuka pintu kamar, namun Haechan tidak menoleh sedikit pun bahkan kedua maniknya masih terkunci pada layar tv. Karna ia tau yang membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu adalah Mark, kekehan kecil terdengar dari kedua belah bibir pria itu.

Raut wajah Haechan sangat lucu ketika marah seperti ini, Mark duduk di tepi kasur menatap Haechan yang enggan untuk mengalihkan pandangan nya. Mark mengambil remot lalu mematikan tv nya, lantas Haechan menatapnya horor.

"Apa? Lo makan dulu" Haechan bersidekap dada menoleh ke kiri yang terpenting tidak bertatapan dengan Mark "Ngambek nih sama gue?" Mark mengumpulkan nasi ke atas sendok, ia berniat menyuapi Haechan

"Lo pikir aja sendiri" Ketus Haechan tetap kokoh menatap ke kiri "Yaudah gue yang salah, gue minta maaf, sekalipun Lo salah. Tetep gue yang salah" Bujuk Mark tapi Haechan tetap saja tidak merespon

Mark menghela nafas sejenak menatap pasrah pada Haechan, pria itu maju sedikit lalu mencium pipi Haechan.

"Ih... Jangan cium gue" Kesal Haechan mengusap bekas bibir Mark dari pipinya "Ayo makan sayang" Ucap Mark selembut sutra

"Ngga mau, gue mau pulang" Haechan mendorong pelan sendok yang Mark sodorkan untuk nya "Pulang kemana?" Mark meletakkan sendok kembali ke piring

"Mae lah kemana lagi" Sewot Haechan menjauh dari Mark "Oke, gue ijinin pulang tapi makan dulu. Gimana?" Bujuk Mark sekali lagi

"Ngga!" Mark meletakkan nampan itu ke atas nakas, lalu menatap Haechan hangat "Yaudah Lo mau makan apa?" Haechan memanyunkan bibirnya sembari berpikir

"Masakan Mae" Girangnya tersenyum manis, Mark tertawa kecil melihat nya "Tapi gue habisin punya Lo ya, ngga baik di tinggal gitu aja makanan nya" Ucap Mark mengambil makanan Haechan lalu memakan nya

"Yakin ngga mau?" Tawar Mark, Haechan menggeleng sebagai jawaban

Haechan tersenyum kecil memperhatikan Mark makan begitu lahap, mungkin benar pria di depannya ini sangat baik. Tapi kadang juga menyebalkan menurut nya, beberapa menit kemudian Mark sudah menghabiskan makanannya. Mereka bersiap untuk ke mansion Seo.

•••

Segini aja dulu ya nakku...

THEATER  || Markyuck [ON GOING]Where stories live. Discover now